Remaja
seperti kalian saat ini pasti sedang bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi
pada tubuhku? Badanku bertambah tinggi, suara mulai berubah, wajah mulai
berjerawat, perilaku juga mulai berubah. Hal tersebut normal adanya. Karena
kalian sedang bertumbuh dan berkembang. Waktu bayi tinggi badan kalian tidak
melebihi satu meter, tapi lihat tubuh kalian sekarang, kalian bertambah besar.
Di dalam bab ini kita akan membahas pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup,
dan bagaimana cara merawat tubuh kalian agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal.
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Sepanjang hidupnya, organisme
akan mengalami yang namanya pertumbuhan dan perkembangan. Seperti manusia yang
berkembang dari bayi hingga dewasa, begitu pula yang terjadi pada hewan dan
tumbuhan. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
organisme, seperti lingkungan, makanan, gaya hidup, hormon, serta genetik. Di
dalam bab ini kita akan membahas bagaimana siklus makhluk hidup, serta
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan. Mari kita bahas bersama-sama!
1.
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Sekilas kata pertumbuhan dan
perkembangan terdengar tidak jauh berbeda. Bertumbuh berarti berkembang dan
bertambah besar. Tetapi untuk makhluk hidup, bertumbuh dan berkembang memiliki
arti yang berbeda. Bertumbuh adalah suatu proses yang dapat diukur dengan
sistem ukur, seperti tinggi badan yang bertambah, bisa terlihat jelas perubahan
dari tinggi 100 cm menjadi 150 cm. begitupun dengan pertambahan berat badan,
volume, dan contoh lainnya. Intinya suatu pertumbuhan dapat diukur dan bisa
dilihat jelas dengan mata. Sebaliknya, perkembangan tidak dapat diukur dengan
angka. Perkembagan adalah proses penambahan kemampuan seorang manusia dalam
berbagai aspek. Contoh dari perkembangan adalah, seorang bayi waktu kecil belum
bisa berbicara namun ketika sudah berusia empat tahun, maka anak sangat lancar
berbicara, itulah yang disebut perkembangan.
2.
Siklus Hidup Manusia
a.
Bayi
Ketika sperma dan sel telur bertemu, maka proses fertilisasi dimulai.
Feertilisasi manusia terjadi di dalam tubuh wanita. Setelah fertilisasi, maka
sel akan berubah menjadi zigot yang siap berkembang. Zigot membelah terus
menerus melalui proses pembelahan sel yang dinamakan mitosis. Zigot kini berada
di fase morula yaitu penambahan jumlah sel tanpa pertambahan massa sel. Dari
fase morula, sel terus membelah hingga terbentuk rongga. Fase tersebut dinamkan
balstula. Setelah fase balastula, sedangkan sel-sel tersebut dinamakan
blastosis. Setelah fase blastula, sel kemudian memasuki fase gastrula, dan
kemudian berkembang menjadi embrio. Setelah delapan minggu, embrio berkembang
menjadi fetus atau janin. Di tahap ini sudah dimulai pembentukan organ-organ
tubuh. Fetus terus berkembang, hingga akhirnya dilahirkan menjadi bayi.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar. Proses Perkembangan Calon Bayi dari Fertilisasi
menjadi Blastosis
Gambar. Proses Pertumbuhan dan Perkembangan dari
Zigot sampai menjadi Bayi
Selama periode satu hingga du tahun kehidupannya, bayi bertumbuh dan
berkembang sangat pesat. Beratnya bisa berkembang berkali-kali lipat
dibandingkan waktu mereka dilahirkan. Pada saat dilahikan, kepala merkea
berukuran seperempat dari panjang tubuh mereka, dan lama kelamaan bagian tubuh
yang lainnya pun akan berkembang dan menyesuaikan. Saat sistem saraf dan
ototnya berrkembang, maka bayi mulai bisa melakukan gerakan-gerakan sepereti
tengkurap, merangkak, dan kemudian berjalan. Merekan pun belajar untuk berbicara
dan mengikuti perintah sederhana.
Gambar. Diagram Perkembangan Bayi
b.
Anak-anak
Masa anak-anak dimulai pada usia dua tahun. Mereka bertambah besar dan
tinggi. Kemampuan motorik dan koordinasi juga sudah berkembang. Rasa ingin
tahunya juga sangat tinggi dan kemampuan mentalnya juga sangat berkembang.
Kemampuan berbahasa mereka juga meningkat drastis.
Gambar. Infrografik perkembangan motorik kasar anak usia 3-5
tahun
c.
Remaja dan Pubertas
Fase ini adalah fase paling sulit bagi anak-anak, karena banyak perubahan
yang terjadi pada tubuh, baik dari segi fisik maupun mental. Remaja adalah fase
perubahan dari anak-anak menuju dewasa. Pubertas dimulai sejak anak-anak
berusia 9 tahun sampai 15 tahun. Pubertas ditandai dengan perkembangan seksual
barupa mulai aktifnya hormon-hormon reproduksi. Artinya, pada tahap ini seorang
remaja telah mampu melakukan reproduksi. Hormon reproduksi wanita yaitu estrogen dan progesteron membuat remaja putri memperlihatkan perkemabangan
seksual sekunder, berupa dimulainya periode menstruasi. Untuk pria hormon testosteron akan memicu pertumbuhan
seksual sekunder dan produksi sperma.
Gambar. Perkembangan seksual sekunder pada remaja pria dan
wanita
d.
Dewasa
Setelah pubertas, mental, emosi, dan fisik mulai stabil. Pada saat ini,
manusia memasuki masa dewasa dan tidak mengalami pertambahan tinggi.
Pertumbuhan seksual sekunder pun sudah berhenti. Pada usaia 30 tahun, manusia
akan mengalami tanda-tanda penuaan, seperti tumbuhnya rambut putih, atau
berkurangnya masa otot. Pada usia pertengahan 40-50 tahun, wanita akan berhenti
mengalami menstruasi. Periode ini dinamakan menopause. Sementara pada pria,
maka produksi sperma akan berkurang, tetapi dengan menerapkan pola hidup sehat,
diharapkan pria dan wanita dewasa dapat tetap aktif di sepanjang hidup mereka.
B.
Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan
Kupu-kupu yang berterbangan di taman sangat memukau kita. Sayapnya yang
berwarna-warni, sungguh sangatlah cantik. Tapi sebelum menjadi secantik itu,
kupu-kupu harus mengalami fase yang disebut metamorfosis, dimulai dari ulat, kepompong, dan akhirnya menjadi
kupu-kupu. Mereka bertumbuh dan berkembang dari embrio hingga menjadi bentuk
dewasa. Hal tersebut pun berlaku pada hewan-hewan lainnya. Di dalam sub bab ini
kita akan mempelajari bagaimana hewan-hewan ini bertumbuh dan berkembang, jadi
mari kita mempelajarinya bersama-sama!
1. Bagaimana
Embrio Berkembang
Kucing, ikan, kura-kura, dan burung semuanya bereproduksi secara seksual.
Reproduksi seksual adalah sistem reproduksi yang melibatkan pertemuan dua sel
kelamin. Setelah terjadinya fertilisasi, embrio hewan-hewan ini mengalami
perkembangan yang berbeda-beda, ada yang berkembang di dalam tubuh induk, dan
ada juga yang berkembang di luar tubuh induk mereka.
2. Hewan yang
Bertelur atau Ovipar
Hewan bertleur atau ovipar merupakan hewan yang mengembangkan embrionya di
dalam hewan yang mengembangkan embrionya di dalam telur, tetapi berada di luar
tubuh induk. Kebanyakan hewan yang tidak bertulang belakang termasuk cacing dan
serangga, serta hewan bertulang belakang seperti ikan, repil, amfibi, dan
burung merupakan hewan yang mengerami embrionya di luar tubuh. Isi dari telur
tersebut adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh embrio untuk berkembang. Telur
hewan vertebrata yang tinggal di darat seperti reptil dan burung, memiliki
struktur telur yang disebut telur amniotik.
Telur ammniotik dilapisi membran dan cakang yang kasar ketika berada di dalam
tubuh induknya.
Gambar. Sayatan melintang dari telur Amniotik
Berikut fungsi
dari bagian-bagian telur amniotik.
1.
Cangkang
telur berfungsi untuk melindungi, menjaga kelembaban, dan memungkinkan
terjadinya pertukaran gas.
2.
Membaran
berfungsi untuk melindungi bagian dalam telur.
3.
Albumen
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida
di dalam telur.
4.
Kuning
telur berfungsi untuk memberikan suplai makanan ke pada embrio.
5.
Cairan
amnion ini berguna untuk bantalan embrio dan sebagai penjaga kelembaban
6.
Alantois
berguna untuk menyimpan kotoran dari embrio.
3. Hewan yang
Bertelur dan Beranak atau Ovovivipar
Hewan yang bertelur dan melahirkan, tampaknya agak aneh dengan hewan. Yang
dimaksud hewan yang bertelur dan melahirkan atau ovovivipar, adalah embrio
berkembang di dalam telur yang ada di dalam tubuh induk, sampai akhirnya telur siap
ditetaskan. Saat telur menetas, maka individu baru siap dilahirkan. Embrio
hewan ovovivipar bertumbuh dengan menggunakan asupan makanan yang berasal dari
cadangan dalam telur. Contoh beberapa hewan ovovivipar adalah ikan hiu, ikan
pari, kuda laut, platypus, iguana, salamander, dan beberapa jenis ular.
4. Hewan yang
Melahirkan atau Mamalia Berplasenta atau Vivipar
Embrio hewan ini berkembang di dalam tubuh induknya. Induk dan embrio
terhubung melalui plasenta, saluran tempat terjadinya pertukaran material
antara embrio dengan induk. Induk memberikan nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan embrio untuk berkembang, sementara embrio memberikan sampah sisa
metabolisme dan karbon dioksida ke plasenta, kemudaian dari plasenta ke darah
induk.
Gambar. Menunjukan pertukaran material antara induk dengan
embrio.
5. Bagaimana
Hewan Muda Berkembang
Trdapat beberapa hewan yang tampilan induk dan anaknya terlihat hampir
sama. Artinya, penampakan hewan saat muda dan dewasa tidak terlalu berbeda.
Namun, ada juga hewan yang terlihat berbeda pada fase muda dan pada fase
dewasa. Hewan tersebut mengalami suatu proses yang dinamakan metamorfosis.
Berikut beberapa contoh hewan yang terlihat berbeda pade fase muda dan pada
fase dewasa.
a. Udang-udangan
Udang, lobster, dan kepiting memulai kehidupan sebagai larva, lalu mereka
bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa. Berikut gambar metamorfosisi lobster.
Gambar. Siklus hidup lobster dari
larva sampai lobster dewasa
b. Serangga
Serangga juga bermetamorfosis. Metamorfosis serangga dibagi menjadi dua,
yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna, adalah suatu perubahan bentuk yang terjadi
pada makhluk hidup dalam pertumbuhannya yang sangat berbeda pada saat larva,
remaja, dan dewasa. Metemorfosis sempurna terbagi menjadi 4 fase yaitu: telur,
larva, pupa, dan imago atau dewasa. Sementara metamorfosis tidak sempurna terjadi pada serangga yang bentuk
tubuhnya di fase muda terlihat mirip dengan fase dewasanya. Hanya bagian
tertentu yang berubah atau berkembang. Metamorfosis tidak sempurna tidak
memiliki fase pupa. Metamorfosis ini pun hanya terdiri dari 3 fase yaitu:
telur, nimfa, dan dewasa.
Gambar. Perbedaan antara metamorfosis tidak sempurna dengan
sempurna.
Pada metamorfosis sempurna, fase larva merupakan fase yang bertujuan untuk
mencari makan sebanyak-banyaknya, atau fase untuk bertumbuh. Setelah fase
larva, serangga memasuki fase pupa, di masa ini, serangga memasuki fase
berpuasa. Fase pupa juga merupakan waktu ketika serangga membentuk struktur
tubunya seperti sayap, antena, dan kaki-kaki. Pada metamorfosis tidak sempurna,
wujud nimfa terlihat seperti bentuk kecil dari fase dewasa, hanya di fase itu
sayap belum terbentuk. Pada fase nimfa pertumbuhan terus menerus terjadi, pada
fase ini nimfa mengalami pergantian kulit beberapa kali sebelum memasuki fase
dewasa.
c. Amfibi
Kehidupan pertama katak adalah di dalam air. Proses fertilisasi pun
terjadi di air. Setelah menetas berudu mulai berenang, dia menggunakan
insangnya. Bentuk berudu sangat berbeda dengan bentuk dewasa, oleh karena itu
pertumbuhan katak dari berudu sampai dewasa, merupakan metamorfosis sempurna.
Perhatikan gambar metamorfosis katak di bawah ini!
Gambar. Metamorfosis katak, yang merupakan metamorfosis
sempurna
C.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
Pernahkah kalian melihat orang tua kalian menanam dari biji?
Atau mungkin ketika kalian memiliki projek menanam? Apa yang dapat kalian amati
dari tanaman tersebut? Bagaimana dari biji yang kecil, tanaman berubah menjadi
besar? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan? Kita akan membahas hal-hal tersebut di subbab ini.
Gambar.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
1. Bagaimana
Biji Menjadi Tumbuhan
Banyak tumbuhan memulai fase hidupnya dari biji. Di dalam
biji terdapat embrio tumbuhan, yang jika jatuh di kondisi yang sesuai, maka
biji akan mulai bertumbuh menjadi tanaman. Embrio ini memiliki cikal bakal
bagian-bagian tumbuhan seperti akar, batang, dan daun. Embrio bertumbuh
menggunakan cadangan makanannya yang ada di dalam kotiledon. Biji diselimuti
oleh kulit biji yang sangat keras, yang berfunsi untuk melindungi embrio dari
kekeringan. Gambar di bawah ini memperlihatkan struktur biji.
Gambar. Struktur
biji
2. Pertumbuhan
dan Perkembangan Primer
Ketika tumbuhan bertambah tinggi, maka pertumbuhan itu
disebut pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer berhubungan dengan sel-sel
meristem primer (apikal) pada tumbuhan. Sel-sel meristem adalah sel yang aktif
membelah. Ketika biji menemukan kondisis yang sesuai, maka proses
pertumbuhannya dimulai. Pertama-pertama air masuk ke dalam biji yang disebut
sebagai proses imbibisi, lalu biji mulai berkecambah. Pada proses perkecambahan
tersebut, akar akan tumbuh lebih dulu, disusul batang dan daun. Pada akar, batang,
dan daun, sel-sel meristem terus-menerus membelah sampai dengan panjang
maksimal tanaman. Berikut gambar yang menunjukan sel meristem yang terdapat
pada tanaman.
Gambar.
Letak jaringan meristem pada tumbuhan
3. Pertumbuhan
dan Perkembangan Sekunder
Yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan sekunder
adalah ketika tanaman bertambah lebar atau diameter batang semakin besar, hal
ini disebabkan karena pembelahan meristem sekunder. Meristem sekunder ini
terletak pada kambium. Sel meristem sekunder ini terus membelah, jika
pembelahan ke arah dalam akan terbentuk kayu, sementara pembelahan ke luar akan
membentuk kulit kayu.
Gambar.
Perbedaan pertumbuhan primer dan sekunder.
4. Fakor-faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Terkadang, kita melihat tumbuhan meski berjenis sama, tapi
ada yang lebih tinggi, ada yang lebih besar, atau ada yang berbuah lebih banyak
dibandingkan yang lain. Tapi ada yang lebih tinggi, ada yang lebih besar, ada
yang berbuah lebih banyak dibandingkan yang lain. Pertumbuhan dan perkembangan
pada tumbuhan didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1. Faktor
Internal
Faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan. Fakor internal
tersebut meliputi genetika dan hormon. Tumbuhan yang memiliki gen yang baik
akan tumbuh dan berkembang cepat, serta berbuah lebih banyak. Sementara hormon,
merupakan zat yang berfunsi mengendalikan metabolisme tubuh. Contoh hormon pada
tumbuhan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah
hormon auksin, giberelin, dan sitokinin. Hormon auksin mempengaruhi
pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel, sementara giberelin mempengaruhi
pembentukan biji, perkembangan embrio, dan perkecambahan. Hormon sitokinin
berperan dalam pembelahan sel yang merangsang pembentukan akar dan cabang
tanaman.
2. Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Faktor eksternal tersebut berupa kondisi lingkungan tempat tumbuhan tumbuh, seperti sinar matahari, ait, tanah, kelembaban, suhu, dan tentunya nutrisi. Sinar matahari sangat berpengaruh untuk proses fotosintesis, sementara air dan kelembabapan sangat berpengaruh dalam mengatur proses penguapan yang berpengaruh pada pemanjangan sel. Seluruh proses-proses seperti fotosintesis, penguapan, pernapasan, dan penyerapan air semua bergantung pada suhu. Tanah dan nutrisi juga sangat memengaruhi pertumbuhan tumbuhan, karena dari tanahlah tumbuhan memperoleh nutrisinya untuk tumbuh.
0 comments:
Posting Komentar