Selasa, 28 Februari 2023

 Apersepsi

 

Keanekaragaman hayati di Indonesia dikenal tinggi. Berbagai jenis (spesies) baik tumbuhan maupun hewan tinggal disana.

Gambar. Hutan Siregol

Siregol merupkan salah satu hutan yang ada di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Disana terdapat berbagai jenis hewan, misalnya: Elang Jawa, Owa Jawa, Lutung Jawa, Surili. Sementara itu jenis tumbuhan yang ada di sana, misalnya: pohon Rasamala.

Gambar. Pohon Rasamala

Hutan siregol berada di sekitar 200 meter dari tepi jalan. Jurang Sungai Tambar dan tebing-tebing tinggi membatasi gerak manusia merambah hutan.

Hutan heterogen perbukitan Siregol haruslah dijaga, tidak ada perburuan dan deforestasi. Owa, salah satu hewan yang kritis dari kepunahan, membutuhkan lahan jelajah yang luar, sehingga fragmentasi habitat yang mengancam kelestariannya juga harus dihindari.

Pada bab ini kalian akan mempelajari interaksi antara lingkungan dengan makhluk hidup dan keanekaragaman hayati di Indonesia. Bagaimana dampak dari deforestasi hutan, dan bagaimana upaya mengatasinya.

 

A.      Bagaimana Pengaruh Lingkungan Terhadap Suatu Organisme?

Apakah kalian pernah berkebun? Berkebun merupakan kegiatan yang mengasyikan, bukan? Coba kalian menanam biji tanaman (misalnya biji jagung) di kebun sekolah dalam beberapa lubang. Berilah perlakuan yang berbeda untuk setiap lubang, misalnya lubang pertama diberi pupuk urea, lubang kedua diberi pupuk kandang, lubang ketiga diberi kompos bokasi dan lubang keempat tidak diberi pupuk. Siram secukupnya secara teratur. Amati pertumbuhan tanaman tersebut setiap hari selama 12 hari berturut-turut. Silahkan kalian mencatat data pertumbuhan tanaman setiap harinya. Buatlah grafik pertumbuhan dari setiap perlakuan dalam sebuah grafik. Apakah terjadi perbedaan kecepatan pertumbuhan untuk setiap perlakuan?

Diskusikan dengan teman sekelas kalian

 

Lingkungan Makhluk Hidup

Kegiatan percobaan yang telah kalian lakukan, menunjukan bahwa kecepatan pertumbuhan tanaman berbeda-beda untuk setiap perlakuan. Hal ini berarti lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan suatu organisme. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar organismw.

Lingkungan yang berada dalam suatu ekosistem, dapat dikelompokan menjadi lingkungan biotik (benda hidup) dan lingkungan abiotik (benda tak hidup)

 

Lingkungan Abiotik

Jenis hewan yang menghuni suatu tempat bergantung pada tanaman yang ditemukan ditempat itu. Tanaman sangat sensitif terhadap kondisi tanah, kualitas air dan udara yang tersedia. Jenis tumbuhan yang hidup pada daerah tertentu sangat tergantung kepada faktor tak hidup (abiotik). Jadi, baik hewan maupaun tumbuhan tergantung pada faktor abiotik, misalnya cahaya, suhu, air, kelembaban udara, pH dan salinitas.

Lingkungan Biotik

Kehidupan suatu organisme juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan faktor biotik, seperti tumbuhan, hewan atau organisme lainya. Interaksi antara organisme ini mungkin bermanfaat atau bahkan merugikan bagi organisme itu sendiri, dapat terjadi secara langsung maupaun tidak langsung. Interaksi antara makhluk hidup ini dapat berupa kompetisi, predasi atau hubungan interaksi lainnya. Apakah manusia ada dalam interaksi tersebut? Ya, interaksi manusia adalah faktor yang palign berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Pembukaan lahan, perkebunan, pembuatan kota, jalan raya, semuanya secara dramatis memengaruhi lingkungan hidup. Akibat dari perbuatan manusia ini banyak dihasilkan polusi yang merusak lingkungan.

Gambar. Di alam bebas, Elang Jawa biasanya menukik tajam,

 menyambar burung kecil yang tengah melintas

 

B.       Bagaimana Interaksi Antara Komponen Penyusun Suatu Ekosistem?

Coba kalian mengunjungi lingkungan sekolahmu, misalnya halaman, taman, dan kebun sekolah. Amati hewan dan tumbuhan yang ada di sana. Adakah tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lainnya? Adakah hewan yang berinteraksi dengan tumbuhan, misalnya sedang memakan bagian tumbuhan tersebut atau menjadikannya sebagai tempat bersarang? Jika kaian diminta mengidentifikasi makhluk hidup yang ada di tempat tersebut, dapatkah kalian membuat sebuah hubungan proses makan dan dimakan antarmakhluk hidup ditempat tersebut? Pada bagian ini, kalian akan mempelajari tentang interaksi antara penyusun komponen makhluk hidup.

Ekosistem

Manusia mengandalkan lingkungannya, begitu juga setiap makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup mendapatkan semua yang mereka butuhkan dari lingkungan mereak, seperti makanan dan air, tempat berteduh dan pasangan kawin. Di alam liar, makhluk hidup sangat cocok dengan lingkungannya dan hidup dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah satu sistem dimana terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen-komponen di dalamnya, baik yang berupa makhluk hidup maupaun yang tidak hidup. Cabang biologi yang mengkaji hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup dan tak hidup di dalam suatu ekosistem disebut Ekologi.

Pergilah ke kolam yang ada di sekitar sekolah atau rumah kalian. Perhatikan degnan teliti semua benda yang ada di kolam tersebut, baik yang termasuk benda yang ada di kolam tersebut, baik yang termasuk ke dalam benda hidup maupaun tak hidup. Dapatkah kalian menentukan faktor abiotik dan biotik yang terdapat di ekosistem air kolam tersebut? Contoh faktor abiotik yang ada di ekosistem kolam adalah air, udara, suhu udara, pH, batu dan tanah. Adapun yang termask ke dalam faktor biotik adalah ikan, katak, lumu, dan tumbuhan air lainnya.

Di dalam konsep ekologi terdapat tingkatan organisasi kehidupan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu: individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.

Ø  Individu adalah makhluk hidup tunggal, contohnya seekor belalang, sebatang pohon rambutan.

Ø  Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berinteraksi pada tempat tertentu, misalnya serumpun tebu di kebun, sekumpulan bebek di sawah.

Ø  Komunitas adalah kumpulan berbagai makhluk hidup yang berinteraksi dan hidup di area tertentu, misalnya seluruh organisme yang ada di kolam yang terdiri dari ikan, katak, dan ganggang,

Ø  Ekosistem adalah interaksi antara makhluk hidup di suatu wilayah dengan lingkungannya yang saling memengaruhi misalnya ekosistem sawah terdiri atas organisme dan segala benda yang ada di dalamnya.

Ø  Bioma adalah ekosistem yang sangat luas dan memiliki vegetasi tumbuhan yang khas, misalnya bioma gurun, bioma tundra, dan bioma hutan hujan tropis.

Ø  Biosfer adalah lapisan bumi yang di dalamnya terdapat kehidupan.

Terdapat banyak tempat hidup di dalam sebuah bioma. Tempat hidup suatu organisme disebut dengan habitat. Misalnya di bioma hutan hujan tropis, ada tanah, sungai, dan pepohonan. Mikrohabitat bahkan lebih spesifik. Misalnya dalam sebuah pohon, terdapat hewan yang hidup di daun, organisme lainnya mungking hanya hidup di batangnya, bahkan di akarnya.

Aliran Energi

Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Hewan mendapatkan energi dengan cara memakan tumbuhan atau hewan lainnya. Adapun tumbuhan mendapatkan energi dari cahaya Matahari melalui proses fotosintesis. Sesuai hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Energi cahaya dari Matahari diubah oleh tumbuhan menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Energi tersebut berpindah ke organisme lainnya melalui proses rantai makanan. Rantai makanan adalah proses perpindahan energi dair satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya melalui peristiwa makan dan dimakan.

 

Gambar. Rantai Makanan

 

Tumbuhan berperan sebagai produsen karena mampu membuat makanan sendiri melalui fotosintesis. Adapun belalang, katak, ular, dan elang disebut konsumen karena mendapatkan makanan dari organisme lainnya. Belalang berperan sebagai konsumen I, katak sebagai konsumen II, ular sebagai konsmen III, dan elang sebagai konsumen IV (konsumen puncak). Jika semua makhluk hidup tersebut mati, maka akan diuraikan menjadi senyawa anorganik melalui proses penguraian olehj organisme dekomposer. Contoh dekomposer adalah bakteri dan jamur. Tidak semua energi berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Hanya sekitar 10% energi yang berpindah dari satu trofik ke trofik berikutnya. Lalu kemanakah energi tersebut? Ada energi yang hilang dalam bentuk panas, ada sebagian energi yang masih tersimpan dalam feses, dan tidak semua bagian makhluk hidup dimakan oleh trofik di atasnya.

Di lapangan, rantai makanan tidak berdiri sendiri. Beberapa rantai makanan dalam satu ekosistem saling berhubungan membentuk jaring-jaring makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk, semakin tinggi tingkat kesrabilan suatu ekosistem. Kompleksitas jaring-jaring makanan menunjukan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal ini penting untuk menjaga kelestarian dan kestabilan ekosistem.

 

Gambar. Jaring-jaring makanan

 

Daur Biogeokimia

Pernahkah kalian memperhatikan air hujan yang turun dari langit? Dari manakah air yang ada di langit tersebut? Mengapa meskipun hujan terjadi setiap tahun di Indonesia, jumlah air cenderung tetap bahkan berkurang? Air merupakan salah satu senyawa yang memiliki siklus atau daur. Di alam unsur-unsur kimia beredar melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Proses tersebut terjadi berulang-ulang dan tak terbatas. Pada bagian ini, akan dibahas beberapa daur yang terjadi di alam diantarannya siklus air, siklus karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.

 

Gambar. Siklus Air

 

Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Air memiliki siklus. Air yang ada dipermukaan Bumi akan mengalami penguapan (evaporasi) saat terkena sinar Matahari membentuk awan. Penguapan air juga terjadi pada daur tumbuhan yang disebut transpirasi. Selanjutnya awan tersebut akan mengalami kondensasi dan turun ke Bumi dalam bentuk hujang (presipitasi)

 

Gambar. Siklus Karbon dan Oksigen

 

Siklus lainnya yang sering kita temukan di alam adalah siklus oksigen dan karbon. Tumbuhan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan tumbuhan menggunakan manusia, hewan dan organisme lainnya dalam proses respirasi. Respirasi manghasilkan gas karbon dioksida yang dilepas ke udara. Tumbuhan, hewan dan organisme lainnya yang mati akan diuraikan oleh dekomposer menghasilkan gas karbon dioksida. Beberapa jasad yang mati akan menghasilkan fosil berupa bahan bakar. Bahan bakar yang mengandung karbon ini jika digunakan akan menghasilkan karbon dioksida.

Siklus materi akan berputar dari makhluk hidup ke lingkungan dan kembali lagi ke makhluk hidup seperti siklus nitrogen. Nitrogen bebas dari udara dapat masuk ke tanah melalui porses fiksasi bakteri tertentu, misalnya bakteri yang hidup di akar tanam melalui proses fiksasi oleh bakteri tertentu, misalnya bakteri yang hidup diakar tanaman kacang. Makhluk hidup yang sudah mati akan dirombak menjadi senyawa amoniak melalui proses amonifikasi. Amoniak kemudian diubah menjdai senyawa nitrit, kemudian nitrat, melalui proses nitrifikasi. Nitrat yang terbentuk akan diserap tumbuhan untuk dijadikan bahan baku pambuatan protein. Sebagian nitrat akan diubah menjadi nitrogen bebas di udara oleh bakteri melalui proses dinitrifikasi.

 

Gambar. Siklus Nitrogen

Interaksi Antarkomponen Ekosistem

Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik. Apakah ada interaksi antara kedua komponen tersebut? Apakah ada interaksi antara komponen biotik dengan abiotik, biotik dengan biotik, serta abiotik dengan abiotik?

Interaksi antar komponen ekosistem tidak hanya rterjadi antara makhluk hidup saja. Interaksi dapat juga terjadi antara komponen abiotik dengan abiotik lainnya. Pada paparan sebelumnya telah dijelaskan interaksi komponen biotik dengan abiotik melalui siklus biogeokimia. Interaksi antara komponen biotik dengan biotik sudah dijelaskan melalui proses rantai makanan dan jaring-jaring makana. Pada baian ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang interaksi spesies yang terjadi di alam. Jenis-jenis interaksi yang umum adalah kompetisi, predasi, herbivori, dan simbiosis.

Ø  Kompetisi merupakan suatu interaksi yang merugikan kedua makhluk hidup yang terlibat. Interaksi ini terjadi ketika dua organisme bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang sama dan terbatas, misalnya hidup di habitat dan sumber makanan yang sama. Contohnya adalah persaingan antar tumbuhan mendapatkan cahaya Matahari, nutrisi dan air.

Ø  Predasi mengacu pada hubungan yang menguntungkan terhadap satu pihak. Sedangkan pihak lain mengalami kerugian. Predasi merupakan interaksi antara satu makhluk hidup yang memangsa makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah burung yang memangsa belalang.

Ø  Herbivori merupakan interaksi yang melibatkan antara herbivora dengan produsen. Salah satu pihak akan dirugikan atau diuntungkan dalam interaksi herbivori ini. Contohnya adalah belalang yang memakan rumput.

Ø  Simbiosis dalam ruang lingkup ini mempelajari mengenai hubungan erat antarpolusasi yang menempati habitat yang sama. Simbiosis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu parasitisme, mutualisme, dan komensalisme. Parasitisme adalah hubungan ketika salah satu organisme yang disebut parasit mendapatkan keuntungan, sedangkan organisme lain yang disebut inang dirugikan. Contoh simbiosis parasitisme adalah benalu yang hidup di pohon serta cacing perut pada tubuh manusia. mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua pihak. Contoh simbiosis mutualisme adalah kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga. Komensialisme adalah hubungan yang menguntungkan salah satu pihak tetapi pihak lainnya tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian. Contoh simbiosis komensialisme adalah tanaman anggrek yang menempel pada batang pohon.

 

Gambar. Contoh simbiosis mutualisme

 

C.       Apa Perbedaan Keanekaragaman Hayati di Indonesia dengan di Belahan Dunia Lainnya?

 

Fakta Sains

Owa Jawa adalah sejenis primata anggota suku Hylobatide. Dengan populasi tersisa antara 1.000 – 2.000 ekor saja, kera ini adalah spesies owa yang paling langka di dunia. Owa jawa menyebar terbatas di Jawa menyebar terbatas di Jawa bagian barat.

 

Gambar. Owa Jawa

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Indonesia terkenal memiliki keanekaragaman hayati tertingga di dunia, Indonesia memiliki banyak bioma seperti bioma hutan hujan tropis, savana, pantai, dan padang rumput. Hal ini ditunjang oleh lokasi geografis yang terletak di garis ekuator yang menerima cahaya Matahari sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi. Hutan hujan tropis di Indonesia terkenal memiliki tumbuhan endemik khas Indonesia, misalnya bunga Rafflesia arnoldi, meranti, cendana, anggrek tebu, daun payung, damar dan lainnya. Wallace membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu fauna wilayah barat (Orientalis) dan fauna wilayah timur (australis), adapaun Webber membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu fauna wilayah barat, peralihan dan timur.

 

Fauna Asiatis/Orientalis

Fauna Aisatis adalah sekelompok hewan yang tersebar dan menempati Indonesia bagian barat, yakni Selat Makassar dan Selat Lombok. Namun, kita juga bisa menemukan di Wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau kecil lainnya.

Adapun ciri-ciri atau karakteristik utama hewan dari kelompok Fauna Asiatis antara lain sebagai berikut.

1.        Binatang mamlia asiatis memiliki ukuran yang besar

2.        Ada beragam jenis kera

3.        Memiliki beragam jenis ikan air tawar yang tersebar di wilayah tertentu

4.        Meskipun jumlah burung dengan warna indah termasuk sedikit, namn suaranya terdengar lebih merdu

5.        Pada tipe asiatis, tidak banyak bahkan tidak dijumpai hewan berkantung.

 

Contoh Fauna Asiatis

-          Gajah asia (Elephas maxiumus)

-          Tapir (Tapirus indicus)

-          Harimau (Panthera tigris)

-          Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)

-          Burung jalak bali (Leucopsar rothschildi)

-          Komodo (Varanus komodoensis)

-          Bekantan (Nasalis larvatus)

-          Owa jawa (Hylobates moloch)

 

Fauna Australis

Fauna Australis adalah sekelompok hewan yang tersebar dan menempati Indonesia bagian timur. Kita bisa menemukan hewan dari fauna Australis di Pulau Maluku, Pulau Papua, dan pulau-pulai kecil yang ada di sekitarnya.

Hewan-hewan yang hidup di wilayah tersebut mempunyai ciri yang sama dengan hewan yang hidup di Benua Australia. Nah, berikut ini ciri-ciri atau karakteristik utama dari fauna Australis yang harus kamu tahu.

1.      Dibandinggkan asiatis, hewan mamalia dari fauna australis berukuran lebih kecil.

2.      Jika kera banyak ditemukan pada kelompok fauan Asiatis, tidak terdapat jenis kera pada kelompok fauna Australis.

3.      Jenis dan spesies ikan air tawar di dalam fauna Australis juga tergolong lebih sedikit daripada Asiatis

4.      Pada tipe australis dijumpai banyak burung dengan warna indah dan mencolok

5.      Banyak hewan mamalia berkantung yang ditemukan pada fauna Australis

Contoh Fauna Australis

-          Burung kasuari (Casuarius casuarius)

-          Burung cenderawasih (Paradisaea guilielmi)

-          Burung nuri (Eclectus roratus)

-          Kangguru (Macropus rufus)

-          Burung kakaktua (Cacatua alba)

-          Posum (Phalangeriformes)

 

Ancaman keanekaragaman Hayati di Indonesia

Banyak flora dan fauna khas Indonesia yang terancam eksistensinya akibat kegiatan manusia dan bencana alam, sperti penggundulan hutan (deforestasi), kebarakan hutan, banjir dan kekeringan.

 

D.      Bagaimana Pengaruh Manusia Terhadap Ekosistem

Manusia merupakan spesies di bumi yang paling mendominasi. Oleh karena itu setiap aktivitas manusia akan berpengaruh terhadap keberadaan suatu ekosistem. Diskusikan dengan teman di kelas, apa saja kegiatan manusia yang dapat memengaruhi ekosistem?

 

Pertanian dan Produksi Pangan

Salah satu kegiatan manusia yang telah dilakukan selam ribuan tahun adalah bercocok tanam untuk menyediakan kebutuhan pangan. Kegiatan manusia di bidang pertanian turut memengaruhi ekosistem di dunia. Penggunaan pupuk kima secara berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi peraian dan penurunan kesuburan tanah. Banyak organisme non target yang terbunuh akibat penggunaan pestisida. Pertanian monoklutur menyebabkan turunnya keanekaragaman hayati. Banyak tumbuhan yang disingkirkan dan diganti oleh hanya satu jenis tumbuhan tertentu. Hal ini diperparah dengan seleksi penggunaan bibit unggul yan menyebabkan spesies asli suatu daerah akan sulit ditemukan. Banyak spesies asli Indonesia kalah saing dengan spesies yagn sengaja didatangkan dari luar negeri. Sehingga tidalh mengherankan beberapa buah-buahan lokal lebih sulit ditemukan dibandingkan dengan buah impor.

 

Kerusakan Habitat

Perkebunan bukanalah habitat alami. Perkebunan merupkan salah satu faktor penyebab hilangnya ekosostem alami. Banyak hutan ditebang di Indonesia untuk diubah menjadi lahan perkebunan, diantaranya untuk lahan kelapa sawit. Dampaknya banyak jenis tumbuhan dan hewan yag terancam punah akibat kehilangan habitatnya. Alih funsi lahan lainnya seperti pertambangan dan pembuatan pemukiman turut serta menyebabkan kerusakan habitat.

 

Polusi

Polusi dalah masuknya zat-zat beracun ke dalam lingkungan sehingga menggangu keseimbangan lingkungan alamiah. Kerusakan lingkungan akibat pencemaran (polusi) terjadi di mana-mana yang berdampak pada menurunnya kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan, pencemaran dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Banyak aktivitas manusia yang tidak disadari menyebabkan terjadi pencemaran, misalnya penggunaan kendaraan bermotor, membuang sampah sembarangan dan membuang sisa limbah ke sungai secara langsung

 

Gambar Membuang Sampah Sembarangan

 

Dampak dari polusi menebabkan banyak peristiwa di dunia, misalnya hujan asam dan pemanasan global. Hujan asam terjadi akibat polutan sulfur oksida dan nitrogen oksida yang bereaksi dengan air di udara. Hujan asam dapat menyebabkan hutan rusak, jembatan mudah berkarat dan patung banyak yang rusak. Adapum pemanasan global terjadi akibat terakumulasinya gas karbon dioksida di udara sehingga menyebabkan terperangkapnya energi cahaya Matahri di Bumi. Suhu bumi menjadi meningkat sehingga kutub mencair, permukaan air laut naik, musim yang sulit diprediksi dan gagal panen.

 

Konservasi

Kegiatan manusia yang dapat memperlambat kepunahan organisme adalah dengan melakukan kegiatan konservasi. Kegiatan yang berwawasan lingkungan dapat memperlambat penurunan keanekaragaman hayati. Beberapa kegiaatan konservasi yang dapat dilakukan di antaranya adalah pengguanaan energi alternatif, daur ulang sampah, pengolahan limbah dan penghijauan.

 

Gambar Penghijauan

 

Spesies yang terancam punah dapat dilestarikan dengan strategi memantau dan melindungi spesies dan habitatnya, pendidikan, program penagnkaran dan bank benih berbagai macam tumbuhan.

 

 

E.       Mengapa Harus Dilakukan Konservasi Keanekaragaman Hayati?

 

Siregol, Rumah Aman bagi Owa dan Elang Jawa yang Terancam

Sekitar 32 kilometer arah timur laut pusat kota Purbalingga, Jawa Tengah kerap terlihat Elang Jawa (Nisaetus bartelsii) mengepak kabut. Sesekali sayapnya membantang diam, kepala menunduk, mata tajamnya mengawasi gerak-gerik mencurigakan di daratan.

Terekam di penglihatannya tebing-tebing curam tinggi menjulang. Tebing itu berperan sebagai benteng belantara hutan heterogen. Jauh di dasar tebing, sungai-sungai hulu berkelok mengikuti topografi perbukitan Zona Serayu Utara dari Dieng, Banjarnegara, hingga kaki Gunung Slamet, Purbalingga.

Elang itu menukik tajam, menyambar burung kecil yang tengah melintas dibawanya burung itu ke dahan pohon Rasamala, pohon tertinggi yang biasa tumbuh di kawasan hutan.

Selain Elang, Owa Jawa (Hylobates moloch) yang masuk katergori kritis juga tinggal bersama di Perbukitan Siregol barat jalan Desa Kramat – Sirau, kecamatan Karangmoncol.

Tak jauh dari sana, kawanan Lutung Jawa (Trachypitechus auratus) dan Surili (Presbutus comata) menunggu waktu untuk turun ke Sungai Tambra. Sesekali meraka naik ke pinggir jalan raya, bahkan kerap juga menyeberang ke bukit sisi timur jalan.

 

Gambar Surili

 

Ya, habitat satwa ini benar-benar berada sekitar 200 meter dari tepi jalan. Beruntung bagi mereka, jurang Sungai Tambra dan tebing-tebing tinggi membatasi gerak manusia merambah hutan.

Hutan heterogen perbukitan Siregol haruslah dijaga, tidak ada perburuan dan deforestasi (kegiataan mengubah area hutan menjadi lahan tidak berhutan secara permanen, untuk aktivitas manusia.). Owa membutuhkan lahan jelajah yang luas, sehingga fragmentasi yang mengancam kelestariannya juga harus dihindari.

Bertahun-tahun hanya mengandalkan perlindungan alami, pada 2016 masyarakat kramat dan pecinta alam mulai bergerak. Digawangi Muhammad Faiz dan Perhimpunan Alam Ganesha Muda (PPA Gasda) mereka secara konsisten menyerukan konservasi Perbukitan Siregol.

 

Manfaat Konservasi

Alam telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai sumber pangan, papan maupaun sandang. Namun demikian, manusia sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya alam. Namun demikian, manusia sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana dapat menyebabkan kelangkaan bahkan kepunahan. Dampak lainnya adalah banyaknya terjadi bencana alam akibat kerusakan alam, misalnya banjir bandang dan tanah longsor yang merugikan manusia bahkan harus kehilangan nyawa. Kelangkaan dan kepunahan berbagai spesies sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.

Berangkat dari permasalahan tersebut, diperlukan upaya yang dapat melestarikan kekayaan alam. Upaya tersebut menerapkan konsep mutualisme antara manusia dan alam yang selanjutnya dikenal sebagai konservasi.

Konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang dilakukan secara bijaksana untuk menjaga kesinambungan persediaan hayati dengan meningkatkan dan memilahara kualitas keanekaragaman nilainya. Konservasi merupakan suatu kegiatan memanejemen antara kehidupan manusia dengan sumber daya alam agar tercipta kehidupan bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan. Manfaat konservasi dapat dilihat dari aspek ekologi dan ekonomi.

Manfaat konservasi secara ekologi adalah terlindunginya keanekaragaman hayati melalui keseimbangan ekosistem, sehingga terbebas dari ancaman kepunahan. Keseimbangan ekosistem yang tercipta dapat menghindarkan manusia dari bencana dahsyat, seperti banjir bandang dan kekeringan. Manfaat secara ekonomi adalah tersedianya sumber sandang, pangan dan papan yang berkelanjutan. Selain itu jika dikelola dengan baik maka dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan, misalnya dijadikan sebagai tempat ekowisata.

 

Metode Konservasi

Secara umum, metode konservasi lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu konservasi secara in-situ dan eks-situ. Metode konservasi in-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa flora ataupun fauna, yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Lingkungan yang akan menjadi lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi yang layak dan terjaga untuk dihuni oleh spesies tersebut. Kawasan yang berfungsi sebagai lokasi konservasi secara in-situ antara lain suakamargasatwa, cagar alam dan taman nasional.

Tujuan penetapan kawasan konservasi adalah untuk mengurangi resiko kerusakan pada habitat tertentu, sehingga tidak mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna. Spesies yang ingin dilestarikan adalah makhluk hidup yang mempunyai karakteristik unik. Konsevasi in-situ dilakukan jika jumlah spesies yang akan dilindungi terlalu banyak dan tidak mungkin untuk dipindahkan. Selain itu, ada spesies yang beresiko mati jika dipindahkan dari habitat aslinya sehingga cara terbaik adlah dengan mengkonservasi di habitat aslinya. Maka dari itu lingkungan tersebut harus dijadikan sebagai kawasan konservasi.

Metode konservasi eks-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lingkungan konservasi secara eks-situ merupakan lingkungan buatan manusia. Konservasi eks-situ menjadi alternatif apabila habitat asli dari suatu spesies sudah rusak, sehingga tidak layak lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan fungsinya juga butuh waktu yang lama. Karakteristik dari habitat buatan adalah wilayahnya tidak terlalu luas dan jumlah populasi yang dikonservasi tidak terlalu banyak.

Lokasi pembuatan habitat buatan berdekatan dengan pemukiman manusia sehingga spesies yang dikonservasi tidak dibiarkan secara liar. Konservasi secara eks-situ dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya agar tingkat keberhasilan konservasi tergolong tinggi. Contoh bentuk konservasi eks-situ adalah penangkaran dan kebun binatang.

 

 

Gambar. Purbasari Pancuran Mas Purbaligga
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Postingan Populer

Arsip Blog