A. Sifat Cahaya dan
Proses Pembentukan Bayangan
Cahaya adalah salah satu energi yang memiliki gelombang elektromagnetik
yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 nm sampai 750 nm.
Gelombang cahaya tidak membutuhkan medium untuk merambat, itulah sebabnya
cahaya tetep dapat merambat meskipun dalam ruang yang hampa.
Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Sebaliknya,
setiap benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.
Menghitung jarak wilayah dengan memanfaatkan nilai kecepatan cahaya
Waktu yang diperlukan cahaya matahari sampai ke Bumi adalah 8 menit 20
sekon atau 500 sekon. Dari data ini, kita bisa megetahui jarak Bumi dengan
Matahari, yaitu kecepatan dikalikan waktu tempuh cahaya matahari. Maka dapat
dihitung jarak Matahari – Bumi adalah 300.000.000 m/s kali 500 sekon atau 150
juta kilometer.
1.
Sifat-sifat cahaya
a.
Cahaya Merambat Lurus
Hal tersebut
terjadi karena adanya perambatan cahaya matahari ke bumi maka terjadi siang dan
malam.
Cahaya yang dapat
dilihat oleh pengamat melalui lubang pada tiga kertas karton yang disusun
sejajar tersebut membuktikan bahwa sifat cahya merambat lurus.
Bayang-bayang
terajadi sebagai akibat cahya yang merambat pada garis lurus. Bayang-bayang
merupakan suatau daerah gelap yang terbentuk pada saat sebuah benda menghalangi
cahaya yang mengenai suatu permukaan.
Gambar. Bayangan Umbra dan Penumbra
Jika sumber cahaya
cukup besar, bayang-bayag yang terediri atas dua bagian. Apabila cahaya
tersebut terhalang seluruhnya, terbentuklah umbra, yaitu bagian pertama
byang-bayang yang sangat gelap. Daerah di luar umbra menerima sebagian cahaya
terbentukla penumbra. Penumbra adalah bagian kedua bayang-bayang yang
terletak di luar umbra dan masih mendapatakan cahaya sehingga tampak berwarna
abu-abu kabur.
b.
Cahaya dapat di Biaskan
Pembiasan atau
refraksi cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya saat merambat dari satu
medium ke medium lain yang punya indeks bias berbeda. Ketika cahaya melewati
medium yang berbeda-beda. Maka kelajuan rambatnya juga akan berbeda. Semakin
besar kerapatan mediumnya, maka akan semakin besar perbedaan kelajuan
rambatnya, maka akan semakin besar pembelokan arah rambat cahayanya. Pelangi
adalah salah satu contoh peristiwa pembiasan cahaya.
c.
Cahaya dapat Dipantulkan
Cahya memiliki
sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu permukaan bidang. Sifat pemantulan
cahaya dibagi menjadi dua bentuk, yakni pemantulan teratur dan pemantulan baur.
Pemantulan teratur
yakni pemantulan yang terjadi jika mengenai permukaan yang halus atau rata.
Berkas cahaya datang dan dipantulkan sejajar. Pemantulan teratur
menjadikan kalian bisa melihat bayangan sendiri atau bayangan pada benda
pemantul.
Pemantulan baur
terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Gejala yang
terjadi adalah berkas cahaya yang datang akan dipantulkan secara tidak sejajar
atau menyesuaiakan kontur dari permukaan tersebut.
Gambar. Pemantulan dan Pemantulan Baur
Baik pemantulan
teratur maupun baur, besarnya sudut pantul sama persis dengan besar sudut
datang cahaya. Hal ini menjadi dasar hukum pemantulan cahaya menurut Snellius.
Berikut hukum Snellius pada bidang datar.
Gambar. Hukum Snellius
Hukum Snellius tentang
Pemantulan Cahaya
v Sinar datang, sinat pantul, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar
v Sudut datang sama dengan sudut pantul
(sudur i = sudut r)
d.
Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik
Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang perambatannya tidak membutuhkan medium.
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik sehingga dapat merambat meskipun
tidak ada medium perambatannya
Cahaya dapat
dilihat oleh mata manusia adalah bagian yang sangat kecil dari spektrum
ekeltromagnetik. Bagian itu dinamakan spektrum cahaya tampak. Cahaya tampak
adalah cahaya yang memiliki panjang gelombang elektromagnetik yang dapat
dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang cahaya tampak berkisar antara
400 nm sampai 700 nm.
2.
Pembentukan
Bayangan pada Cermin
Pemantulan cahaya berkaitan erat dengan
cermin, sedangkan pembiasan cahaya berkaitan erat dengan lensa. Agar kalian
lebih memahami tentang cermin, mari kita pelajari materi berikut!
Cermin, sebagai salah satu objek yang mampu memantulkan cahaya, terbuat dari kaca yang dilapisi dengan lapisan aluminium atau perak pada salah satu permukaannya. Jenis cermin dapat dibagi menjadi tiga, yaitu cermin datar, cekung, dan cembung.
a.
Cermin datar
Cermin yang
umumnya digunakan untuk keperluan bercermin adalah cermin datar, yang ditandai
dengan permukaan pantulnya yang datar. Lukisan bayangan pada cermin datar dapat
diamati seperti yang tergambar pada gambar berikut.
Gambar. Lukisan Bayangan Pada Cermin Datar
Tabel. Sifat-sifat Bayangan pada Cermin Datar
No |
Sifat Bayangan |
Keterangan |
1 |
Sama Besar |
Ukuran bayangan sama dengan ukuran benda |
2 |
Berbalik Sisi |
Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda, misalnya bagian kiri
benda akan menjadi bagian kanan bayangan |
3 |
Tegak |
Bayangan tegak seperti bendannya |
4 |
Maya atau Semu |
Bayangan dapat dilihat dlam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh
layar |
5 |
Jarak Sama |
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin |
Jika seberkas
cahaya mengenai cermin datar, maka cahaya tersebut dipantulkan secara teratur.
Peristiwa pemantulan cahaya pada cermin datar menyebabkan pembentukan bayangan
benda oleh cermin. Jika sebuah benda berada didepan dua buah cermin datar yang
saling membentuk suatu sudut α, maka jumlah bayangan (n) dapat dihitung
menggunakan rumus.
Keterangan:
n = jumlah
bayangan
α = sudut yang
dibentuk oleh dua buah cermin datar
Gambar. Pembentukan Bayangan oleh Dua Cermin
Tinggi cermin
minimum untuk melihat bayangan seluruh benda dirumuskan sebagai berikut:
hs = 1/2
Keterangan:
hs =
tinggi cermin datar
ho =
tinggi benda
Cara menggambar
bayangan dengan perjalanan cahaya adalah sebagai berikut.
1)
Buatlah dua berkas
sinar datang sembarang ke permukaan cermin dari bagian atas benda dan dari
bagian bawah benda
2)
Buatlah sinar
pantul dengan menggunakan hukum pemantulan cahaya yaitu sudut datang sama
dengan sudut pantul
3)
Perpanjangan sinar
pantul tersebut hingga bertemu pada satu titik.
4)
Pertemuan titik
itu adalah bayangan dari benda tersebut, terbentuk bayangan A’B’.
5)
Bayangan yang
terbentuk adalah hasil perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantul.
b.
Cermin Cekung
Cermin cekung
disebut juga cermin positif atau konvergen yang bersifat mengumpulkan atau
memusatkan berkas cahaya yang datang. Cermin ini memiliki bidang pantul yang
melengkung ke arah dalam. Cermin cekung umumnya digunakan sebagai reflektor
pada lampu kendaraan dan lampu senter. Berikut ini sinar-sinar istimewa pada
cermin cekung.
Gambar. Sinar Istimewa pada cermin cekung
1)
Sinar datang
sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
2)
Sinar datang
melalui titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik itu juga
3)
Sinar datang
melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa cermin cekung
di atas dapat dilukis pembentukan bayangan pada cermin cekung sebagai beriktu:
Gambar. Pembagian Ruang Pada Cermin Cekung
1. Benda terletak di
ruang I (s < F )
Ketika benda
terletak di depan cermin cekung tepatnya pada ruang I dengan jarak yang lebih
dekat daripada fokusnya, maka akan terbentuk bayangan sebagai berikut.
Ketika benda
terletak didepan titik fokus, lokasi bayangan hanya bisa didapat dengan cara
memperpanjang sinar pantul (ditunjukan oleh garis sinat titik-titik). Oleh
karena itu bayangan berada di belakang cermin dan bersifat maya.
Bayangan yang
dihasilkan juga berada dalam keadaan tegak (tidak terbalik) dan juga lebih
besar dari benda aslinya. Sehingga, sifat bayangan benda yang terletak di ruang
I adalah maya, tegak, dan diperbesar
2. Benda terletak di
ruang II (F < s < R)
Jika benda
terletak di ruang II, artinya jarak benda (s) lebih besar dari pada titik fokus
(F) namun lebih kecil dari titik kelengkungan (R). Bayangan benda yang akan
terbentuk berdasarkan sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
Pada gambar
terlihat bahwa bagian atas bayangan adalah perpotongan antara dua sinar pantul,
sehingga bayangan adalah nyata. Pada gambar juga terlihat bayangan terbalik dan
juga memiliki ukuran lebih besar dari benda asli. Maka, dapat disimpulkan bahwa
sifat banyangan benda di ruang II cermin cekung dengan F < s < R adalah nyata, terbalik, dan diperbesar.
3. Benda Terletak di
titik fokus (s = F)
Jika benda
tertelat pada titik fokus cermin cekung, maka pembentukan bayangannya adalah
sebagai berikut:
Pada gambar tidak
terlihat letak bayanga benda. Namun, sebenarnya benda terletak di perpotongan
perpotongan dua sinar pantul yang tak terhingga. Sehingga, benda yang terletak
di titik fokus cermin cekung memiliki sifat bayangan yang maya, tegak, diperbesar, dan berada pada jarak (s’) yang tidak
terhingga.
4. Benda terletak di
titik kelengkungan (s = R)
Jika benda
terletak tepat di pusat atau titik kelengkungan (R) cermin cekung, maka
bayangan yang akan terbentuk adalah sebagai berikut:
Pada gambar
terlihat bahwa bayangan terbentuk dari perpotongan sinar pantul. Terlihat juga
benda dan bayangan memiliki ukuran yang sama. Bedanya, bayangan terletak
terbalik dari posisi benda aslinya. Sehingga, dapat disimpulkan sifat bayangan
benda yang terletak di titik kelengkungan adalah nyata, terbalik, dan sama besar.
5. Benda terletak di
Ruang III (s > R)
Sifat bayangan
terakhir adalah jika benda terletak di ruang tiga atau jarak benda lebih besar
daripada jarak fokus dan titik kelengkungan cermin cekung.
Dilansir dari
Lumen Learning, semakin jauh beda ke titik fokus cermin cekung maka akan
semakin kecil bayangannya. Hal ini terlihat pada gambar. Benda yang terletak di
ruang III (jauh dari titik fokus) menghasilkan bayangan yang ukurannya lebih
kecil. Sehingga, sifat bayangan benda yang terletak di ruang III cermin cekung
adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
Tabel. Sifat-sifat Bayangan pada cermin cekung
No |
Letak Benda |
Sifat Bayangan |
1 |
Ruang I |
Maya, tegak, diperbesar, di ruang IV |
2 |
Ruang I |
Nyata, terbalik, diperbesar, di ruang III |
3 |
Ruang I |
Nyata, terbalik, diperkecil, di ruang II |
4 |
Di titik F |
Tidak terbentuk bayangan |
5 |
Di Titik R |
Nyata, terbalik, sama besar, di titik P |
Hubungan antara
jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus (f) pada
cermin cekung dan cermin cembung. Hubungan secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
Sedangkan perbesaran
bayangan (M) pada cermin cekung dan cermin cembung dapat dicari melalui
perbandingan antara tinggi bayangan (h’) dengan tinggi benda (h)
atau jarak bayangan (s’) dengan jarak benda (s) yang dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan:
s’ =
jarak bayangan (dibelakang cermin nilainya -)
s = jarak benda
f = fokus cermin
(pada cermin cembung nilaianya -)
p = jari-jari
kelengkungan cermin
h’ =
tinggi bayangan
h = tinggi benda
M = Perbesaran
bayangan
a.
Cermin Cembung
Cermin cembung
adalah cermin yang berbentuk irisan bola yang bidang permukaan luarnya
mengkilap (memantulkan cahaya). Cermin ini disebut juga cermin negatif atau divergen (menyebarkan berkas cahaya yang
datang). Bagaimanakah sifat-sifat cahaya pantul pada cermin cembung. Coba
perhatikan sinar-sinar istimewa pada cermin cembung berikut ini.
1)
Sinar datang
sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus
2)
Sinar datang
menuju titik fokus dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
3)
Sinar datang
melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik itu juga
Pada pemantulan cahaya, cermin cembung berlaku rumus
berikut:
Adapun perbesaran bayangan dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
s = jarak benda ke cermin
s’ = jarak bayangan ke cermin
f = jarak fokus
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = perbesaran benda
Info Penting!
Ø Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung
adalah maya, tegak dan diperkecil
Ø Dalam perhitungan, untuk cermin cekung nilai fokus dan jari-jarinya adalah positif (+) sedanggkan untuk cermin cembung, nilai fokus dan jari-jarinya adalah negatif (-).
3.
Lensa
Lensa adalah benda bening yang memiliki permukaan berbentuk cekung atau
cembbung dan berfungsi membiaskan cahaya. Macam-macam lansa menurut bentuk
permukaanya, yaitu lensa cembung dan lensa cekung. Perhatikan urutan berikut
ini.
a.
Lensa Cembung
Lensa dembung
disebut juga lensa positif (konvergen), yaitu memiliki sifat
mengumpulkan cahya. Dan nilai fokusnya bernilai positif (+) Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung
adalah sebagai berikut.
1)
Sinar datang
sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan melalui titik fokus F1 di
belakang lensan
2)
Sinar datang
melalui titik fokus di depan lensa F2 akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama
3)
Sinar yang melalui
titik pusat optik (O) akan diterusakan (tidak dibiaskan)
Terbentuknya bayangan pada lensa cembung tergantung
pada posisi benda semula. bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung dapat
berupa bayangan nyata atau maya.
Pembangian ruang pada lensa cembung seperti tampak
pada gambar berikut.
Gambar. Pembagian Ruang pada Lensa Cembung
Tabel. Sifat-sifat Bayangan Pada Lensa Cembung
No. |
Letak Benda |
Sifat Bayangan |
1 |
Ruang I |
Maya, tegak, diperbesar, di ruang IV |
2 |
Ruang II |
Nyata, terbalik, diperbesar, di ruang III |
3 |
Ruang III |
Nyata, terbalik, diperkecil, di ruang II |
4 |
Di titik F |
Tidak terbentuk bayangan |
5 |
Di titik P |
Nyata, terbalik, sama besar, di titik P |
Manfaat lensa
cembung dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Ø Digunakan untuk kacamata bagi penderita rabun dekat
(hipermetropi)
Ø Digunakan sebagai lup atau kaca pembesar
Ø Pada teropong, digunakan sebagai lensa objektif dan
lensa okuler
Ø Pada mikroskop, digunakan sebagai lensa objektif
a. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah
lensa yang bagaian tengahnya lebih tipis dibandingkan bagian tepinya. Lensa
cekung disebut juga lensa negatif (divergen), yaitu memiliki sifat menyebarkan
cahaya dan memiliki nilai fokus yang bersifat negatif (-).
Tiga lensa cekung
dibedakan menjadi tiga.
1.
Lensa bikonkaf
(Cekung ganda)
2.
Lensa plan-konkaf
(cekung datar)
3.
Lensa konkaf-konveks
(cekung cembung)
Untuk memahami ketiga macam lensa tersebut, kalian dapat memperhatikan gambar di bawah ini.
Tiga sinar
istimewa pada lensa cekung adalah sebgai berikut.
1)
Sinar datang
sejajar sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1 didepan
lensa
2)
Sinar datang
menuju titik fokus pasif F2 akan dibiaskan sejajar dengan sumbu
utama
3)
Sinar datang
melalui pusat kelengkungan lensa O akan diteruskan (tidak dibiaskan).
Bayangan yang
dibentuk lensa cekung selalu maya atau semu, tegak dan diperkecil. Berikut ini
persaman yang berlaku pada lensa cembung dan lensa cekung.
Keterangan:
s = jarak benda ke cermin
s’ = jarak bayangan ke cermin
f = jarak fokus
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
M = perbesaran benda
Manfaat lensa
cekung dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Ø Digunakan untuk Over Head Proyektor (OHP)
Ø Digunkan untuk kacamata bagi pendertia rabun jauh
(miopi)
Ketahuilah
v Tanda mutlak (“II”) pada rumus perbesaran menyatakan
bahwa perbesaran bayangan selalu bernilai positif
v Untuk lensa cembung, fokus dan kekuatan lensanya
positif (+)
v Untuk lensa cekung, fokus dan kekuatan lensanya
negatif (-)
B. Alat Optik
Alat optik terbagi atas dua jneis, yaitu alat optik alami dan buatan,
Alat optik alami yaitu mata, sedangkan yang termasuk alat optik buatan
diantaranya adalah kacamata, kamera, lup (kaca pembesar), mikroskop, teropong
atau teleskop, periskop dan sebagainya.
1.
Indra Penglihatan pada Manusia (Mata)
a.
Pentingnya Cahaya
bagi Sistem Penglihatan Manusia
Manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa
sepasang mata sebgai indra penglihatan. Anugerah tersebut memungkinkan manusia
dapat menikmati keindahan alam ini. Mata dapat melihat suatu benda jika ada
cahya dan benda tersebut dapan memantulkan cahaya. Ketika dalam keadaan gelap,
mata kita tidak dapat melihat benda. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
cahaya yang masuk ke mata dari benda-benda yang memantulkannya atau dari sumber
cahaya. Oleh karena itu, mari kita besyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
anugrah cahaya dan tentu saja mata kita, sehingga kita dapat menikmati
keindahan alam ini.
b.
Bagian-bagian Mata
Manusia
Mata kita terdiri dari tiga lapisan jaringan yang berbeda. Lapisan luar disebut sebagai schlera, yang membentuk kornea. Lapisan tengah dikenal sabagai koroid. Yang membentuk iris. Lapisan dalam adalah retina
Lapisan sklera berwarna putih. Fungsi dari
selaput sklera adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu
mempertahankan bentuk biji mata. Di lapisan ini terdapat konea. Korne berfungsi
untuk menerima cahaya kemudian mengarahkan cahaya sedemikan rupa sehingga dapat
difokuskan dan diterusakan ke lensa mata.
Retina merupakan lapisan terdalam dari bola
mata. Retina berfungsi menangkap bayangan. Lapisan retina yang peka terhadap
cahaya dinamakan bintik kuning. Adapaun lapisan yang tidak peka terhadap cahaya
dinamakan bintik buta. Jika bayangan benda jatuh di bintik buta, maka benda
tidak akan terlihat.
Gambar. Bagian-bagian Mata
Struktur bola mata mulai dari depan ke belakang adalah sebagai berikut;
Ø
Kornea, merupkan bagian depan mata yang bening, transparan dan tembus cahaya,
kornea menerima cahaya yang masuk ke mata
Ø
Iris atau selaput pelangi, terletak di depan lensa yang bersambung dengan
selaput koroid. Iris berfungsi mengecilkan atau membesarkan ukuran pupil iris
juga memberi warna pada mata
Ø
Pupil, merupkan bintik tengah iris mata dan merupakan celah dalam iris yang
dilalui cahya untuk mencapai retina. Pupil dapat membesar dan mengecil,
tergantung intensitas cahaya yang diterima
Ø
Aqueus humor, merupakan cairan yang berasal dari badan
sillari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan
kornea melaui pembuluh vena yang halus (venula)
Ø
Lensa, adalah sebuah benda transparan bikonkav (cembung pada kedua sisi).
Lensa terletak persis di balakang iris.
Ø
Vitreus humor, merupakan cairan berwarna putih seperti
agar-agar. Cairan ini berfungsi untuk memberi bentuk dan kekohohan pada mata.
Selain itu, vitreus humor berfungsi juga untuk mempertahankan hubungan antara
retina dengan selaput koroid.
Ø
Retina, merupkan bagian yang peka terhadap cahaya atau saraf penerima rangsang
sinar (fotoreseptor). Retina terdiri dari dua macam sel fotoreseptor yaitu sel batang dan
sel kerucut. Sel kerucut memungkinkan kalian melihat warna. Adapun sel batang
akan menunjukan responnya ketika berada di tempat gelap.
c. Pembentukan Bayangan pada Mata Manusia
a)
Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap oleh mata, menembus kornea
dan diteruskan melalui pupil
b)
Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan ke lensa mata
untuk dibiaskan
c)
Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di
retina yaitu pada lapisan bintik kuning.
d)
Pada lapisan bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel
batang kemudian disampaikan ke otak
e)
Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehingga
kita bisa mengetahui apa yang kita lihat
2.
Gangguan pada Indra Penglihatan Manusia
a. a. Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat atau
hipermetropi adalah gangguan penglihatan jarak dekat. Pada penderita
hipermettropi. Objek yang jauh terlihat jelas, tetapi objek yang dekat justru
terlihat tidak jelas atau buram. Hipermetropi terjadi akibat cahaya yang masuk
ke mata tidak terfokus ke tempat yang semestinya (retina), tetapi terfokus ke
belakangnya. Hal ini disebabkan oleh bola mata yang terlalu pendek. Bisa juga
karena bentuk kornea atau lensa mata yang tidak normal. Kelainan ini dapat ditolong
dengan kacamata berlensa positif atau
cembung.
Gambar. (a) Gangguan Hipermetropi (b) ditolong dengan
lensa cembung
Ukuran kacamata
ditentukan dengan kekuatan lensa (satuan dioptri) yang dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan
P = kekuatan lensa
(dioptri)
sn =
titik dekat mata normal (cm)
PP = titik dekat
mata rabun (punctum proximum)
Contoh soal
Diketahui kakek Justin yang mengidap presbiopi
memiliki titik jauh 100 cm, ingin membaca koran dengan jarak 40 cm. berapakah
kekuatan lensa dari kacamata yang harus ia gunakan agar dapat membaca koran
tersebut dengan normal?
Pembahasan
Di ketahui :
PR = 100 cm, PP = 40 cm
Ditanya :
P = …. Dioptri
Jawab
P =
P =
P = 4 – 2,5 = 1,5 D
Jadi, kekuatan lensa dari kacamata yang kakek Justin
harus gunakan adalah +1,5 Dioptri
b. Rabun Jauh (Miopi)
Miopi, yaitu tidak
dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh dengan jelas. Penyebabnya lensa
mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan benda
jatuh di depat retina. Kelainan ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa negatif atau cekung.
Gambar. (a) Gangguan Miopi (b) ditolong dengan lensa cekung
Ukuran kacamata
ditentukan dengan kekuatan lensa (satuan dioptri) yang dirumuskan sebagai
berikut.
Keterangan:
P = kekuatan lensa
(dioptri)
PR = titik jauh
mata rabun (punctum remotum)
Contoh soal
Seseorang hanya
mampu melihat jelas benda di depan matanya paling jauh 100 cm. berapa kekuatan
kacamata orang tersebut?
Pembahasan
Diketahui : PR = 100 cm
Ditanya : P = … dioptri
Jawab
P = -
Jadi, kekuatan
lensa dari kacamata yang harus digunakan adalah -1 dioptri
c. Astigmatisma (mata silinder), adalah kelainan pada mata yang menyebabkan penglihatan
menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-aris
horizontal dan vertical secara bersama-sama. Astigmatisma dapat diatasi dengaan
menggunakan lensa silindris.
d. Presbiopi (Mata tua)
adalah hilangnya kemampuan mata untuk melihat objek dalam jarak dekat maupaun
jauh secara bertahap. Presbiopi merupakan kelainan refraksi alami yang terjadi
karena proses penuaan. Penyebab presbiopi adalah bayangan atau cahaya yang
tidak jatuh (atau dibiaskan) tepat di retina. Kondisi ini disebabkan oleh
penurunan daya akomodasi mata. Penggunaan kacamata rangkap, yang terdiri dari lensa cembung dan cekung, seringkali
digunakan untuk mengatasi kelaianan ini.
e. Rabun senja (rabun ayam), yaitu tidak dapat melihat dengan baik pada senja atau
malam hari ketika cahaya mulai remang-remang. Gangguan penglihatan ini
disebabkan oleh kekurangan vitamin A. cara mencegah dan mengatasi gangguan ini
adalah dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, misalkan
wortel pepaya, tomat, dll.
f. Keratomalasi, ditandai dengan kornea yang keruh. Penyebabnya kekurangan vitamin A
yang sangat parah. Jadi, penyakit ini merupakan tingkat lanjut rabun senja.
Kekurangan vitamin A menimbulkan penebalan selaput lendir mata. Akibatnya
permukaan mata yang biasanya basah menjadi kering dan kasar (xeroftaimial/xerosis).
Jika tidak segera diatasi akan menimbulkan kebutaan
g. Katarak, merupkan
kelainan pada lensa mata. Lensa mata menjadi kabur dan keruh sehingga cahaya
yang masuk tidak mencapai retina. Biasanya katarak diderita oleh orang yang
berusia lanjut. Katarak dpat diatasai dengan tindakan operasi.
h. Juling.
Disebabkan adanya ketidakserasian kerja otot penggerak bola mata kanan dan
kiri. Kelaianan ini dapat diatasi dengan tindakan operasi pada otot mata.
i.
Glaucoma, ditandai dengan
peningkatan tekanan di dalam bola mata. Tekanan tejadi karena adanya sumbatan
pada saluran di dalam bola mata dan pembentukan cairan di dalam bola mata yang
berlebihan. Kelainan ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang harus diminum
sumur hidup atau dengan tindakan pembedahan
j.
Buta warna, yaitu kelainan paenghilatan
yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap
spectrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang
sesungguhnya. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada yang buta warna
total dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam
dan putih saja. Buta warna sebagian tidak dapat melihat warna tertentu saja,
seperti merah, hijau, atau biru.
C. Alat Optik dalam
Kehidupan Sehari-hari
1.
Kamera
Pada saat kalian mengambil gambar suatu benda dengan sebuah kamera,
cahaya dipantulkan dari benda tersebut dan masuk ke lensa kamera. Kamera
memiliki diafragma dan pengatur cahaya (shutter) untuk mengatur jumlah cahaya
yang masuk ke dalam lensa. Dengan jumlah cahaya yang tepat, akan diperoleh foto
atau gambar yang jelas. Sementara itu, untuk memperolah foto yang tajam dan
tidak kabur perlu pengatur fokus lensa.
Kamera merupakan tiruan dari mata, bagian-bagian kamera fungsinya hampir
mirip dengan mata. Secara singkat dapat ditulis.
Bagian Kamera |
Bagian Mata |
Fungsi |
Diafragma |
Pupil |
Tempat masuknya cahaya |
Aperture |
Iris |
Mengatur pupil atau banyaknya cahaya yang masuk |
Lensa |
Lensa |
Membiaskan cahaya sehingga terbentuk bayangan nyata, terbalik,
diperkecil |
Film |
Retina |
Menangkap bayangan |
Shutter |
|
Mengambil gambar |
Jika diperhatikan, prinsip kerja antara kamera dan mata kita adalah
sama, mata kita menangkap bayangan di retina yang akan diolah oleh otak melalui
syaraf. Sedangkan pada kamera, bayangan yang ditangkap lensa dibentuk pada
film. Bayangan yang dibentuk pada film kamera juga bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.
2.
Lup (Kaca Pembesar)
Lup adalah alat optik yang menggunakan lensa cembung untuk melihat
benda-benda kecil. Lup biasa digunakan untuk melihat bagian-bagian jam tangan
ketika tukang servis jam berkerja, membaca tulisan kecil di kemasan makanan dan
lain-lain.
Agar benda terlihat, maka benda diletakan di antara titik pusat (O) dan
titik fokus (F), sehingga terbentuk bayangan yang bersifat maya, tegak dan
diperbesar. Saat bayangan terbentuk di titik dekat mata, mata akan berakomodasi
maksimum.
Gambar.
(a)
Pengamatan dengan
Lup dengan Mata Akomodasi Maksimum
(b)
Pengamatan dengan
Lup dengan Mata tidak Berakomodasi
Perbesaran
bayangan tersebut bisa dihutung dengan
Untuk mata berakomodasi
Maksud dari mata berkamodasi yaitu mata tidak terlalu jelas jika melihat
dengan biasa. Tetapi kita mencoba memfokuskan mata kita sampai benda terlihat
jelas (yang diatur lensa mata kita)
Untuk mata tidak
berakomodasi
Maksud dari mata
tida berakomodasi yaitu benda ditempatkan tepat di titik fokus lup. Lup yang
digeser dan diatur jaraknya dengan benda agar terlihat dengan jelas.
Keterangan:
M = perbesaran
Sn = titik dekat mata (untuk mata normal ± 25
cm)
F = jarak fokus lup
3.
Mikroskop
Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung
yang berfungsi untuk memperbesar bayangan benda. Lensa ini dinamakan lensa
obyektif dan lensa okuler. Lensa obyektif adalah lensa yang terletak dekat
dengan obyek yang akan diamati. Sedangkan lensa okuler adalah lensa yang
diletakkan dekat mata pengamat. Jarak fokus lensa obyektif lebih kecil dari
jarak fokus lensaa okuler (fob < fok).
Benda yang diamati diletakan di depan lensa
obyektif diantara fob dan 2fob. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa obyektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan yang
dibentuk oleh lensa obyektif akan menjadi benda bagi lensa okuler (fok).
Bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler
bersifat maya, tegak, dan diperbesar. Bayangan akhir yang dibentuk
adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Bayangan inidapat dilihat mata
pengamat. Bayangan ini telah mengalami perbesaran beberapa kali lipat sehingga
benda yang sangat kecil akan tampak besar.
4.
Telescop
Teropong merupakan alat optic yang digunakan sebagai alat untuk melihat
benda yang letaknya jauh. Teropong dibedakan menjadi dua, yaitu teropong bias
(tersusutn atas beberapa lensa) dan teropong pantul (tersusun atas beberapa
lensa dan cermin). Teropong bias antara lain teropong bintang (astronomi),
teropong bumi, dan teropong panggung (teropong galileo)
a. Telescop Bias
Teleskop adalah
alat optic yang dapat membuat benda-benda yang berada di tempat jauh terlihat
dekat. Teleskop bias sederhana merupakan kombinasi anatara dua lensa cembung
yang terletak pada bagian pipa. Lensa yang lebih besar adalah lensa obyektif,
sedangkan lensa yang lebih kecil adalah lensa okuler (lensa mata). Lensa
obyektif membuat sebuah bayangan yang kemudian bayangan tersebut akan
diperbesar lagi oleh lensa okuler.
Lensa obyektif
pada teleskop bias memiliki diameter yang lebih besar daripada diameter mata
kalian saat membuka. Hal ini berarti akan lebih banyak cahaya yang dipantulkan
oleh obyek yang dapat masuk ke dalam lensa yang kemudian akan masuk ke dalam
mata. Dengan demikian, bayangan yang terbentuk oleh lensa obyektif akan lebih
jelas daripada bayangan yang terbentuk oleh mata, karena bayangan yang
terbentuk sangat jelas, maka obye yang terlihat juga menjadi lebih detail.
b. Teleskop Pantul
Lensa obyektif
yang terdapat pada teleskop pantul digantikan oleh cermin cekung. Bayangan dari
sebuah obyek yang letaknya jauh terbentuk di dalam tabung teleskop ketika cahya
dipantulkan dari cermin cekung. Cahaya yang dipantulkan dari cermin ke cermin
datar yang ada di dalam tabung. Cermin datar kemudian memantulkan cahaya ke
lensa okuler, yang befungsi memperbesar gambar.
5.
Periskop
Periskop adalah alat bantu optik yang
berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut
tertentu. Bentuknya sederhana, yaitu berupa tabung yang dilengkapai dengan
cermin atau prisma pada ujung-ujungnya. Periskop digunakan pada tank dan kapal
selam. Para navigator di kapal selam memanfaatkan periskop untuk mengamati
gerak-gerik yang terjadi di permukaan air.
Jalannya sinar pada periskop adalah sebagai berikut:
a.
Sinar sejajar dari benda yang jauh menuju ke lensa obyektif
b.
Prisma P1 memantulkan sinar dari lensa objektif menuju ke prisma P2
c.
Oleh prisma P2 sinar tersebut dipantulkan lagi dan bersilangan di depan
lensa okuler tepat di titik fokus lensa okuler.
Gambar. Jalannya Sinar pada
Periskop
0 comments:
Posting Komentar