A. Getaran
Getaran adalah
gerak bolak-balik yang melalui titik kesetimbangan. Adapun titik kesetimbangan
yaitu titik dimana suatu benda berada pada posisi diam. Jadi, benda dikatakan
bergetar jika benda tersebut bergerak bolak-balik secara teratur dan periodik
melalui titik kesetimbangannya.
Satu kali getaran
yaitu gerak bolak-balik yang melalui titik kesetimbangan dari titik awal dan
kembali ke titik awal lagi.
Perhatikan bandul berikut!
Gambar. Bandul Sederhana
Bandul di atas
mula-mula diam pada posisi O (kedudukan setimbang). Apabila bandul ditarik ke
posisi A, kemudian dilepas. Pada saat bandul dilepas dari posisi A maka bandul
akan bergerak bolak balik secara teratur melalui titik A – O – B – O – A.
Gerakan bandul
bolak balik dari posisi A – O – B – O – A atau B – O – A – O – B disebut satu
kali getaran
1.
Amplitudo
Benda akan
bergetar ketika diberi gangguan. Getaran memiliki salah satu ciri yaitu adanya
amplitudo (A) atau simpangan terbesar.
Apabila merujuk ke
gambar di atas. Titik O merupakan titik kesetimbangan. Jarak dari titik O pada
selang waktu tertentu disebut simpangan. Simpangan terbesar dari bandul di atas
adalah titik OA atau titik OB. Simpangan tersebar ini yang merupakan amplitude
(A).
2.
Periode getaran
Waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan satu getaran disebut periode (T) dengan satuan sekon
atau detik.
Periode secara matematis dapat dirumuskan menjadi:
Keterangan :
T =
periode getaran (s)
t = waktu
terjadinya getaran (s)
n = jumlah
getaran
3.
Frekuensi getaran
Jumlah getaran
yang dapat terjadi dalam satu detik disebut frekuensi (f) dengan satuan Hertz
(Hz). Frekuensi secara matematis dapat dirumuskan menjadi.
Keterangan :
f = frekuensi
getaran (Hz)
lalu, bagaimana
hubungan antara periode dengan frekuensi? Panjang tali pada bandul berpengaruh
terhadap periode getaran. Semakin panjang tali, maka semakin besar periode
getarannya dan semakin kecil frekuensinya. Sebaliknya semakin kecil periode
maka semakin besar frekuensi.
Hubungan antara periode dengan frekuensi secara
matematis dapat ditulis:
B. Gelombang
Gelombang
merupakan getaran yang merambat dan membawa energi di kala perambatannya. Pada
perambatan gelombang, yang merambat adalah energinya sedangkan zat perantara
atau mediumnya tidak ikut merambat. Jadi, gelombang terjadi karena adanya
getaran.
1.
Berdasarkan Medium Perambatannya
a.
Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah
gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. Contoh gelombang mekanik
adalah gelombang pada tali, gelombang air laut, dan gelombang bunyi.
b.
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat. Contoh gelombang
elektromagnetik adalah gelombang cahaya, gelombang radio, dan sinar x
2.
Berdasarkan Arah Rambat dan Arah Getar
a. Gelombang Transversal
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah
rambatnya tegak lurus terhadap arah getarnya.
Terdapat beberapa contoh gelombang transversal,
diantaranya yaitu gelombang pada tali dan gelombang cahaya
b. Gelombang Longitudinal
Kebalikan dengan gelombang transversal, gelombang
longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya.
Terdapat beberapa contoh gelombang longitudinal,
diantaranya gelombang pada pegas dan gelombang bunyi.
3.
Besaran-besaran
pada Gelombang
a. Besaran-besaran pada Gelombang Transversal
Perhatikan grafik simpangan arah getar terhadap arah
rambat pada gelombang transversal berikut:
Gambar.
Grafik Simpangan Arah Getar Terhadap Arah Rambat
Besaran-besaran pada gelombang transversal
1)
Dasar gelombang
terletak pada titik terendah gelombang, yaitu d dan h. Lengkungan c – d – e dan
g – h – i merupakan lembah gelombang.
2)
Puncak gelombang
terletak pada titik tertinggi yaitu b dan f. lengkungan a – b – c dan e – f – g
merupakan bukit gelombang
3)
Panjang gelombang
dilambangkan dengan λ (dibaca lamda) dengan satuan meter. Panjang satu
gelombang transversal sama dengan jarak satu bukit gelombang dan satu lembah
gelombang (contoh : a – b – c – d – e)
4)
Amplitudo adalah simpangan
terbesar dari gelombang (contoh : bb’ atau dd’).
5)
Periode gelombang
adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang. Lambang untuk
periode adalah T dan satuannya sekon (s)
6) Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon. Lambang untuk frekuensi adalah f dan satuannya hertz (Hz)
7)
Hubungan antara
periode dan frekuensi gelombang
8)
Kecepatan atau
cepat rambat gelombang adalah perbandingan jarak gelombang yang ditempuh dalam
waktu tertentu.
v = λ . f
Keterangan :
v = kecepatan gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
b. Besaran-besaran pada Gelombang Longitudinal
Perhatikan gambar yang menunjukan arah getar terhadap
arah rambat pada gelombang longitudinal berikut.
Gambar. Rapatan
dan Renggangan pada gelombang longitudinal
Besaran-besaran pada gelombang longitudinal
1)
Rapatan adalah
bagian gelombang yang lebih rapat
2)
Renggangan adalah
bagian gelombang yang lebih renggang
3)
Panjang satu
gelombang longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu renggangan
4)
Amplitudo
gelombang ditunjukan oleh rapatan dan renggangan. Amplitudo gelombang yang
lebih besar memiliki rapatan yang lebih rapat dan renggangan yang lebih
renggang
5)
Besaran periode,
frekuensi, dan kecepatan gelombang memiliki pengertian yang sama dengan pada
gelombang transversal.
C. Bunyi
Bunyi termasuk
gelombang mekanik longitudinal. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang
arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya. Dalam perambatannya bunyi
memerlukan medium perantara dan rampabatan atau perpindahan gelombanangnya
berupa rapatan dan renggangan bergantian secara periodik. Jarak yang dibentuk
rapatan dan renggangan disebut panjang gelombang; semakin pendek panjang
gelombang semakin tinggi frekuensi.
1.
Syarat Terdengarnya bunyi
Bunyi dihasilkan
oleh benda yang bergetar. Getarannya akan merambat melalui udara hingga sampai
pada telinga pendengarnya. Oleh karena itu syarat terdengarnya bunyi, yaitu:
a.
Ada sumber bunyi
yang bergetar
b.
Ada zat perantara
(medium) yang merambatkan gelombang-gelombang bunyi dari sumber bunyi ke
telinga.
c.
Getaan mempunyai
frekuensi tertentu (20 Hz – 20.000 Hz)
d.
Indra pendengar
dalam keadaan baik
2.
Frekuensi Bunyi
Berdasarkan fekuensinya
bunyi dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Gelombang Bunyi Infrasonik
Gelombang infrasonik
memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz (Hertz). Bunyi ini dapat didengar oleh
beberapa hewan seperti lumba-lumba, gajah, anjing, laba-laba, dan jangkrik
b.
Gelombang Bunyi Audiosonik
Gelombang audiosonik adalah
gelombang bunyi yang memeiliki frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi inilah
yang dapat didengar oleh manusia saat orang lain berbicara, bernyanyi, atau
mendengar suara hewan di sekitar.
c.
Gelombang Bunyi ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang
bunyi yang memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Bunyi ini hanya dapat
didengar oleh hewan seperti kalelawar dan lumba-lumba, teman-teman.
3.
Cepat rambat bunyi
Oleh karena bunyi
merupakan gelombang, maka secara matematis cepat rambat bunyi sama dengan cepat
rambat gelombang
V = λ . f
Jika jarak tempuh
dan waktu yang diperlukan oleh bunyi diketahui maka cepat rambat bunyi juga
dapat ditentukan dengan persamaan berikut;
4.
Karakteristik Bunyi
Bunyi yang kita dengar ada yang disebut desah dan ada yang disebut nada. Desah
adalah bunyi yang frekuensinya tidak beraturan, contohnya bunyi yang dihasilkan
oleh daun pohon yang ditiup angin. Nada adalah bunyi yang frekuensinya beraturan,
contohnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat musik atau gamelan.
Tidak semua bunyi dapat kita dengar, bunyi yang sangat lemah tidak akan
terdenganr sebab selaput telinga kita tidak mampu digetarkan. Sebaliknya bunyi
yang sangat kuat dapat merusak gendang telinga, sebab getaran selaput telinga
kita sangat keras. Faktor apa yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi? Kuat lemahnya
bunyi ditentukan oleh amplitudo (simpangan maksimum). Semakin besar amplitudo,
energi bunyi semakin besar sehingga bunyi akan terdengar semakin kuat (keras). Demikian
juga sebaliknya, semakin kecil amplitudo maka energi bunyi semakin kecil
sehingga bunyi akan terdengan semakin lemah.
Tinggi rendahnya bunyi atau nada ditentukan oleh frekuensi, sebab semakin
besar frekuensi maka bunyi akan terdengar semakin tinggi, sebaliknya semakin
kecil frekuensi maka bunyi akan terdengar semakin rendah
Keunikan setiap bunyi dengan bunyi lainnya meskipun mempunyai frekuensi
yang sama disebut sebagai warna bunyi. Jadi timbre atau warna bunyi adalah
perbedaan bunyi yang dihasilkan antara dua bunyi walaupun kedua bunyi tersebut
memiliki nada yang sama.
5.
Frekuensi Nada pada Senar
Orang pertama yang berhasil menemukan hubungan antara frekuensi senar-senar
yang bergetar dengan tinggi rendahnya nada adalah Marsenne, seorang ahli fisika berkebangsaan Perancis, Ia menggunakan alat yang disebut
sonometer.
Menurut Marsenne, faktor faktor yang mempengaruhi frekuensi alamiah sebuah
senar, dawai, atau kawat adalah sebagai beriktu;
a.
Panjang senar, semakin panjang senarnya, semakin rendah frekuensinya
b.
Luas penampang senar, semakin tebal senarnya, semakin rendah frekuensinya
c.
Tegangan senar, semakin tegang (kencang) senarnya, semakin tinggi
frekuensinya
d.
Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar, semakin tinggi
frekuensinya
6.
Resonansi Bunyi
Peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain
disebut resonansi. Syarat terjadinya resonansi, frekuensi alamiah kedua benda
harus sama. Itulah sebabnya mengapa pada saat mobil lewat di depan rumah ada
beberapa benda yang ikut bergetar (karena frekuensi alamiahnya sama dengan
frekuensi getaran mobil), tetapi ada pula benda-benda yang tidak ikut bergetar
(karena frekuensi alamiahnya berbeda dengan frekuensi getaran).
Resonansi bunyi dapat memperkuat bunyi asli, sehingga bunyi yang
dihasilkan dapat terdengar lebih keras atau nyaring.
Selain bermanfaat, resonansi bunyi juga dapat menimbulkan kerugian. Contohnya
bunyi ledakan bom dapat memcahkan kaca meskipun kaca tidak terkena bom. Contoh lainnya
resonansi suara deru pesawat bisa membuat kaca turut bergetar dan bahkan pecah.
7.
Pemantulan Bunyu
Hukum Pemantulan Bunyi
Sama halnya dengan gelombang-gelombang
yang lain, gelombang bunyi juga dapat dipantulkan oleh dinding pemantul. Pemantulan
gelombang bunyi oleh dinding pemantul ternyata mempunyai ketentuan-ketentuan
tertentu yaitu hukum pemantulan bunyi
Hukum pemantulan bunyi
mengatakan:
1)
Bunyi datang, garis normal dan bunyi pantul terletak sebidang datar.
2)
Sudut datang sama dengan sudut pantul.
Gambar. Pemantulan
Bunyi
Bunyi pantul dapat kita bagi menjadi 3 macam
bunyi pantul, yaitu:
1)
Gema
Gema adalah bunyi pantul
yang terdengan dengan jelas, karena datangnya seletah bunyi asli selesai
mengudara. Untuk mendengar gema, kita perlu menunggu beberapa saat setalah
bunyi aslinya. Hal ini disebabkan karena bunyi membutuhkan waktu untuk bergerak
dari tempat sumber bunyi ke dinding pemantul dan dari dinding pemantul menuju
ketempat sumber bunyi kembali.
Contoh:
Bunyi asli : Fi – si – ka
Bunyi pantul : fi – si – ka
Bunyi yang terdengar : Fi – si – ka – fi – si – ka
2)
Gaung/kerdam
Gaung atau kerdam adalah bunyi
pantul yang tidak terdengar dengan jelas karena datangnya hampir bersamaan
dengan bunyi aslinya. Hal ini disebabkan karena jarak antar sumber bunyi dan dinding
pemantulnya relatif dekat. Keadaan seperti ini sering menjadi masalah bagi
manusia khususnya dalam hal pengaturan suara dalam ruang pertemuan. Ruang konser
musik, gedung, bioskop, dan sebagainnya.
Untuk mengurangi akibat yang
ditimbulkan gaung ini, manusia menciptakan alat-alat peredam suara dengan cara
memasang kain-kain tebal pada dinding.
Contoh:
Bunyi asli : Fi – si – ka
Bunyi pantul : …...fi – si – ka
Bunyi yang terdengar : Fi ………... ka
3)
Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli
Apabila kalian berbicara di
ruangan yang kecil, suara yang terdengar akan lebih keras dibandingkan dengan
suara di ruang terbuka. Hal ini disebabkan jarak sumber bunyi dan dinding
pemantul berdekatan sehingga selang waktu antara bunyi asli dengan bunyi pantul
sangat kecil. Antara bunyi asli dan bunyi pantul akan terdengan hampir
bersamaan sehingga menyebabkan bunyi asli terdengar lebih keras.
8.
Manfaat Pemantulan Bunyi
Berikut ini berbagai manfaat
pemantulan bunyi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita:
a.
Mendeteksi benda-benda di bawah laut.
Benda-benda di dalam laut
bisa di deteksi dengan mengirimkan gelombang ultrasonik menggunakan alat
tertentu yang ditempatkan pada bagian kapal, maka dapat diketahui kedudukan
kapal selam.
b.
Melakukan survey geofisika
Penerapannya dalam ilmu
geofisika sangat bermanfaat dalam mendeteksi adanya manfaat sumber daya alam
yang mengendap di dalam bumi. Resonansi bunyi dapat digunakan untuk mendeteksi
dan menentukan lokasi strutkur bumi dan dapat menemukan lapisan batuan yang mengandung
endapan minyak.
c.
Menentukan kedalaman laut
Mekanismenya hampi sama
dengan memanfaatkan pemantulan bunyi untuk mendeteksi benda di bawah laut. Kedalaman
laut dapat mengetahui manfaat laut, yakni dengan cara menempelkan sebuah sumber
getaran pada dinding kapal bagian bawah. Didekat sumber getaran ini dipasang
sebuat alat penerima getaran. Untuk mengecek kedalaman laut dapat digunakan persamaan:
d.
Mendeteksi kerusakan pada stuktur logam
Scanning dengan pemantulan
bunyi bermanfaat untuk menemukan retak-retak yang tersembunyi pada badan pesawat
terbang, yang dapat membahayakan penerbangan.
e.
Mengukur ketebalan logam
Hukum pemantulan bunyi bisa
dijadikan untuk menemukan ketebalan suatu logam. Prinsip pemantulan bunyi dapat
digunakan mengukur ketebalan pelat logam dan pembungkus logam yang mudah berkarat.
f.
Membantu proses USG
Manfaat pemantulan bunyi ini
digunakan dalam alat kedokteran. Sebut contoh pada pmeriksaan USG (ultrasonografi)
dengan memanfaatkan gelombang bunyi (ultrasonik). Teknik ultrasonik ini dapat
membantu mengamati janin dalam kandungan, bahkan dapat menghilangkan jaringan
otak yang rusak pada operasi bedah otak yang beresiko tinggi.
g.
Menghancurkan batu ginjal
Prinsip dan logikanya sama
dengan penghancuran tumor. Bunyi dengan frekuensi tertentu dapat merusak dan
memcahkan benda-benda padat. Itulah yang dimanfaatkan di dalam kedokteran untuk
membantu mengatasi batu ginjal. Tidak perlu dilakukan pembedahan karena hanya
menggunakan gelombang ultrasonik.
D. Mekanisme
Mendengar Pada Manusia
Manusia hanya
dapat mendengar bunyi yang memiliki frekuensi 20 – 20.000 Hz, yang disebut
audiosonik.
Bagaimana proses
mendengar pada manusia?
Gambar. Proses mendengar pada Manusia
Proses mendengar
dimulai dari adanya gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga yang akan
menggetarkan gendang telinga (membran timpani). Getaran membran timpani ditransmisikan
melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yaitu: tulang martil, landasan
dan sanggurdi. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam
melalui membran jendela oval ke dalam ruangan koklea. Di bagian dalam koklea
terdapat organ korti. Organ korti berisi cairan sel-sel rambut yang sangat
peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut ini akan bergerak
ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga menstimulasi getaran yang
diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
E. Sistem Sonar pada Hewan
1. Kelelawar
Kelelawar dapat
mengeluarkan dan menerima gelombang ultrasonik dengan frekuensi di atas 20.000
Hz pada saat ia terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh
objek yang akan dilewatinya dan diterima oleh receiver (alat penerima) yang
berada di tubuh kelelawar. Kemampuan kelelawar untuk menentukan lokasi ini
disebut dengan ekolokasi.
Pada saat terbang
dan berburu, kelelawar akan mengeluarkan bunyi yang frekuensinya tinggi,
kemudian mendengarkan gema yang dihasilkan. Pada saat kelelawar mendengarkan
gema, kelelawar hanya akan terfokus pada suara yang dipancarkannya sendiri.
2. Batu ginjal
Lumba-lumba dapat dilihat di permukaan air, namun sebagian besar waktu mereka di kedalaman lautan yang cukup gelap. Lumba-lumba mempunyai sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar.
Gelombang bunyi lumba-lumba akan dipantulkan kembali bila membentur suatu benda. Denan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi, ukuran, dan pergerakan mangsanya. Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
0 comments:
Posting Komentar