Apersepsi
Keanekaragaman
hayati di Indonesia dikenal tinggi. Berbagai jenis (spesies) baik tumbuhan
maupun hewan tinggal disana.
Gambar. Hutan Siregol
Siregol
merupkan salah satu hutan yang ada di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Disana
terdapat berbagai jenis hewan, misalnya: Elang Jawa, Owa Jawa, Lutung Jawa,
Surili. Sementara itu jenis tumbuhan yang ada di sana, misalnya: pohon
Rasamala.
Gambar. Pohon Rasamala
Hutan
siregol berada di sekitar 200 meter dari tepi jalan. Jurang Sungai Tambar dan
tebing-tebing tinggi membatasi gerak manusia merambah hutan.
Hutan
heterogen perbukitan Siregol haruslah dijaga, tidak ada perburuan dan
deforestasi. Owa, salah satu hewan yang kritis dari kepunahan, membutuhkan
lahan jelajah yang luar, sehingga fragmentasi habitat yang mengancam
kelestariannya juga harus dihindari.
Pada
bab ini kalian akan mempelajari interaksi antara lingkungan dengan makhluk
hidup dan keanekaragaman hayati di Indonesia. Bagaimana dampak dari deforestasi
hutan, dan bagaimana upaya mengatasinya.
A.
Bagaimana
Pengaruh Lingkungan Terhadap Suatu Organisme?
Apakah kalian pernah berkebun? Berkebun merupakan
kegiatan yang mengasyikan, bukan? Coba kalian menanam biji tanaman (misalnya
biji jagung) di kebun sekolah dalam beberapa lubang. Berilah perlakuan yang
berbeda untuk setiap lubang, misalnya lubang pertama diberi pupuk urea, lubang
kedua diberi pupuk kandang, lubang ketiga diberi kompos bokasi dan lubang
keempat tidak diberi pupuk. Siram secukupnya secara teratur. Amati pertumbuhan
tanaman tersebut setiap hari selama 12 hari berturut-turut. Silahkan kalian
mencatat data pertumbuhan tanaman setiap harinya. Buatlah grafik pertumbuhan
dari setiap perlakuan dalam sebuah grafik. Apakah terjadi perbedaan kecepatan
pertumbuhan untuk setiap perlakuan?
Diskusikan dengan teman sekelas kalian
Lingkungan
Makhluk Hidup
Kegiatan percobaan yang telah kalian lakukan,
menunjukan bahwa kecepatan pertumbuhan tanaman berbeda-beda untuk setiap
perlakuan. Hal ini berarti lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan suatu
organisme. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar organismw.
Lingkungan yang berada dalam suatu ekosistem, dapat
dikelompokan menjadi lingkungan biotik (benda hidup) dan lingkungan abiotik
(benda tak hidup)
Lingkungan
Abiotik
Jenis hewan yang menghuni suatu tempat bergantung pada
tanaman yang ditemukan ditempat itu. Tanaman sangat sensitif terhadap kondisi
tanah, kualitas air dan udara yang tersedia. Jenis tumbuhan yang hidup pada
daerah tertentu sangat tergantung kepada faktor tak hidup (abiotik). Jadi, baik
hewan maupaun tumbuhan tergantung pada faktor abiotik, misalnya cahaya, suhu,
air, kelembaban udara, pH dan salinitas.
Lingkungan
Biotik
Kehidupan suatu organisme juga sangat dipengaruhi oleh
keberadaan faktor biotik, seperti tumbuhan, hewan atau organisme lainya.
Interaksi antara organisme ini mungkin bermanfaat atau bahkan merugikan bagi
organisme itu sendiri, dapat terjadi secara langsung maupaun tidak langsung.
Interaksi antara makhluk hidup ini dapat berupa kompetisi, predasi atau
hubungan interaksi lainnya. Apakah manusia ada dalam interaksi tersebut? Ya,
interaksi manusia adalah faktor yang palign berpengaruh terhadap lingkungan
hidup. Pembukaan lahan, perkebunan, pembuatan kota, jalan raya, semuanya secara
dramatis memengaruhi lingkungan hidup. Akibat dari perbuatan manusia ini banyak
dihasilkan polusi yang merusak lingkungan.
Gambar. Di alam bebas, Elang Jawa biasanya menukik
tajam,
menyambar burung
kecil yang tengah melintas
B.
Bagaimana
Interaksi Antara Komponen Penyusun Suatu Ekosistem?
Coba kalian mengunjungi lingkungan sekolahmu, misalnya halaman,
taman, dan kebun sekolah. Amati hewan dan tumbuhan yang ada di sana. Adakah
tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lainnya? Adakah hewan yang berinteraksi
dengan tumbuhan, misalnya sedang memakan bagian tumbuhan tersebut atau
menjadikannya sebagai tempat bersarang? Jika kaian diminta mengidentifikasi
makhluk hidup yang ada di tempat tersebut, dapatkah kalian membuat sebuah
hubungan proses makan dan dimakan antarmakhluk hidup ditempat tersebut? Pada
bagian ini, kalian akan mempelajari tentang interaksi antara penyusun komponen
makhluk hidup.
Ekosistem
Manusia mengandalkan lingkungannya, begitu juga setiap
makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup mendapatkan semua yang mereka butuhkan
dari lingkungan mereak, seperti makanan dan air, tempat berteduh dan pasangan
kawin. Di alam liar, makhluk hidup sangat cocok dengan lingkungannya dan hidup
dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah satu sistem dimana terjadi hubungan
saling ketergantungan antara komponen-komponen di dalamnya, baik yang berupa
makhluk hidup maupaun yang tidak hidup. Cabang biologi yang mengkaji hubungan
saling ketergantungan antara makhluk hidup dan tak hidup di dalam suatu
ekosistem disebut Ekologi.
Pergilah ke kolam yang ada di sekitar sekolah atau
rumah kalian. Perhatikan degnan teliti semua benda yang ada di kolam tersebut,
baik yang termasuk benda yang ada di kolam tersebut, baik yang termasuk ke
dalam benda hidup maupaun tak hidup. Dapatkah kalian menentukan faktor abiotik
dan biotik yang terdapat di ekosistem air kolam tersebut? Contoh faktor abiotik
yang ada di ekosistem kolam adalah air, udara, suhu udara, pH, batu dan tanah.
Adapun yang termask ke dalam faktor biotik adalah ikan, katak, lumu, dan
tumbuhan air lainnya.
Di dalam konsep ekologi terdapat tingkatan organisasi
kehidupan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar, yaitu: individu,
populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.
Ø Individu adalah makhluk hidup tunggal, contohnya seekor
belalang, sebatang pohon rambutan.
Ø Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang berinteraksi
pada tempat tertentu, misalnya serumpun tebu di kebun, sekumpulan bebek di
sawah.
Ø Komunitas adalah kumpulan berbagai makhluk hidup yang
berinteraksi dan hidup di area tertentu, misalnya seluruh organisme yang ada di
kolam yang terdiri dari ikan, katak, dan ganggang,
Ø Ekosistem adalah interaksi antara makhluk hidup di
suatu wilayah dengan lingkungannya yang saling memengaruhi misalnya ekosistem
sawah terdiri atas organisme dan segala benda yang ada di dalamnya.
Ø Bioma adalah ekosistem yang sangat luas dan memiliki
vegetasi tumbuhan yang khas, misalnya bioma gurun, bioma tundra, dan bioma
hutan hujan tropis.
Ø Biosfer adalah lapisan bumi yang di dalamnya terdapat
kehidupan.
Terdapat banyak tempat hidup di dalam sebuah bioma.
Tempat hidup suatu organisme disebut dengan habitat. Misalnya di bioma hutan
hujan tropis, ada tanah, sungai, dan pepohonan. Mikrohabitat bahkan lebih
spesifik. Misalnya dalam sebuah pohon, terdapat hewan yang hidup di daun,
organisme lainnya mungking hanya hidup di batangnya, bahkan di akarnya.
Aliran
Energi
Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan
berbagai aktivitas kehidupan. Hewan mendapatkan energi dengan cara memakan
tumbuhan atau hewan lainnya. Adapun tumbuhan mendapatkan energi dari cahaya
Matahari melalui proses fotosintesis. Sesuai hukum kekekalan energi, energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk
ke bentuk lainnya. Energi cahaya dari Matahari diubah oleh tumbuhan menjadi
energi kimia melalui proses fotosintesis. Energi tersebut berpindah ke
organisme lainnya melalui proses rantai makanan. Rantai makanan adalah proses
perpindahan energi dair satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya melalui
peristiwa makan dan dimakan.
Gambar. Rantai Makanan
Tumbuhan berperan sebagai produsen karena mampu membuat
makanan sendiri melalui fotosintesis. Adapun belalang, katak, ular, dan elang
disebut konsumen karena mendapatkan makanan dari organisme lainnya. Belalang
berperan sebagai konsumen I, katak sebagai konsumen II, ular sebagai konsmen III,
dan elang sebagai konsumen IV (konsumen puncak). Jika semua makhluk hidup
tersebut mati, maka akan diuraikan menjadi senyawa anorganik melalui proses
penguraian olehj organisme dekomposer. Contoh dekomposer adalah bakteri dan
jamur. Tidak semua energi berpindah dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
lainnya. Hanya sekitar 10% energi yang berpindah dari satu trofik ke trofik berikutnya.
Lalu kemanakah energi tersebut? Ada energi yang hilang dalam bentuk panas, ada
sebagian energi yang masih tersimpan dalam feses, dan tidak semua bagian
makhluk hidup dimakan oleh trofik di atasnya.
Di lapangan, rantai makanan tidak berdiri sendiri.
Beberapa rantai makanan dalam satu ekosistem saling berhubungan membentuk
jaring-jaring makanan. Semakin kompleks jaring-jaring makanan yang terbentuk,
semakin tinggi tingkat kesrabilan suatu ekosistem. Kompleksitas jaring-jaring
makanan menunjukan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal ini penting untuk
menjaga kelestarian dan kestabilan ekosistem.
Gambar. Jaring-jaring makanan
Daur
Biogeokimia
Pernahkah kalian memperhatikan air hujan yang turun
dari langit? Dari manakah air yang ada di langit tersebut? Mengapa meskipun
hujan terjadi setiap tahun di Indonesia, jumlah air cenderung tetap bahkan
berkurang? Air merupakan salah satu senyawa yang memiliki siklus atau daur. Di
alam unsur-unsur kimia beredar melalui komponen biotik dan kembali lagi ke
lingkungan. Proses tersebut terjadi berulang-ulang dan tak terbatas. Pada
bagian ini, akan dibahas beberapa daur yang terjadi di alam diantarannya siklus
air, siklus karbon, siklus oksigen, dan siklus nitrogen.
Gambar. Siklus Air
Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua
makhluk hidup. Air memiliki siklus. Air yang ada dipermukaan Bumi akan
mengalami penguapan (evaporasi) saat terkena sinar Matahari membentuk awan.
Penguapan air juga terjadi pada daur tumbuhan yang disebut transpirasi.
Selanjutnya awan tersebut akan mengalami kondensasi dan turun ke Bumi dalam
bentuk hujang (presipitasi)
Gambar. Siklus Karbon dan Oksigen
Siklus lainnya yang sering kita temukan di alam adalah
siklus oksigen dan karbon. Tumbuhan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan
oksigen melalui proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan tumbuhan
menggunakan manusia, hewan dan organisme lainnya dalam proses respirasi.
Respirasi manghasilkan gas karbon dioksida yang dilepas ke udara. Tumbuhan,
hewan dan organisme lainnya yang mati akan diuraikan oleh dekomposer
menghasilkan gas karbon dioksida. Beberapa jasad yang mati akan menghasilkan
fosil berupa bahan bakar. Bahan bakar yang mengandung karbon ini jika digunakan
akan menghasilkan karbon dioksida.
Siklus materi akan berputar dari makhluk hidup ke
lingkungan dan kembali lagi ke makhluk hidup seperti siklus nitrogen. Nitrogen
bebas dari udara dapat masuk ke tanah melalui porses fiksasi bakteri tertentu,
misalnya bakteri yang hidup di akar tanam melalui proses fiksasi oleh bakteri
tertentu, misalnya bakteri yang hidup diakar tanaman kacang. Makhluk hidup yang
sudah mati akan dirombak menjadi senyawa amoniak melalui proses amonifikasi.
Amoniak kemudian diubah menjdai senyawa nitrit, kemudian nitrat, melalui proses
nitrifikasi. Nitrat yang terbentuk akan diserap tumbuhan untuk dijadikan bahan
baku pambuatan protein. Sebagian nitrat akan diubah menjadi nitrogen bebas di
udara oleh bakteri melalui proses dinitrifikasi.
Gambar. Siklus Nitrogen
Interaksi
Antarkomponen Ekosistem
Ekosistem tersusun atas komponen biotik dan abiotik.
Apakah ada interaksi antara kedua komponen tersebut? Apakah ada interaksi
antara komponen biotik dengan abiotik, biotik dengan biotik, serta abiotik
dengan abiotik?
Interaksi antar komponen ekosistem tidak hanya rterjadi
antara makhluk hidup saja. Interaksi dapat juga terjadi antara komponen abiotik
dengan abiotik lainnya. Pada paparan sebelumnya telah dijelaskan interaksi
komponen biotik dengan abiotik melalui siklus biogeokimia. Interaksi antara
komponen biotik dengan biotik sudah dijelaskan melalui proses rantai makanan
dan jaring-jaring makana. Pada baian ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang
interaksi spesies yang terjadi di alam. Jenis-jenis interaksi yang umum adalah
kompetisi, predasi, herbivori, dan simbiosis.
Ø Kompetisi merupakan suatu interaksi yang merugikan
kedua makhluk hidup yang terlibat. Interaksi ini terjadi ketika dua organisme
bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang sama dan terbatas, misalnya hidup
di habitat dan sumber makanan yang sama. Contohnya adalah persaingan antar
tumbuhan mendapatkan cahaya Matahari, nutrisi dan air.
Ø Predasi mengacu pada hubungan yang menguntungkan
terhadap satu pihak. Sedangkan pihak lain mengalami kerugian. Predasi merupakan
interaksi antara satu makhluk hidup yang memangsa makhluk hidup lainnya.
Contohnya adalah burung yang memangsa belalang.
Ø Herbivori merupakan interaksi yang melibatkan antara
herbivora dengan produsen. Salah satu pihak akan dirugikan atau diuntungkan
dalam interaksi herbivori ini. Contohnya adalah belalang yang memakan rumput.
Ø Simbiosis dalam ruang lingkup ini mempelajari mengenai
hubungan erat antarpolusasi yang menempati habitat yang sama. Simbiosis dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu parasitisme, mutualisme, dan komensalisme.
Parasitisme adalah hubungan ketika salah satu organisme yang disebut parasit
mendapatkan keuntungan, sedangkan organisme lain yang disebut inang dirugikan.
Contoh simbiosis parasitisme adalah benalu yang hidup di pohon serta cacing
perut pada tubuh manusia. mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua
pihak. Contoh simbiosis mutualisme adalah kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga.
Komensialisme adalah hubungan yang menguntungkan salah satu pihak tetapi pihak
lainnya tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian. Contoh simbiosis
komensialisme adalah tanaman anggrek yang menempel pada batang pohon.
Gambar. Contoh simbiosis mutualisme
C.
Apa Perbedaan Keanekaragaman Hayati
di Indonesia dengan di Belahan Dunia Lainnya?
Fakta
Sains
Owa Jawa adalah sejenis primata anggota suku
Hylobatide. Dengan populasi tersisa antara 1.000 – 2.000 ekor saja, kera ini
adalah spesies owa yang paling langka di dunia. Owa jawa menyebar terbatas di
Jawa menyebar terbatas di Jawa bagian barat.
Gambar. Owa Jawa
Persebaran
Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia terkenal memiliki keanekaragaman hayati
tertingga di dunia, Indonesia memiliki banyak bioma seperti bioma hutan hujan
tropis, savana, pantai, dan padang rumput. Hal ini ditunjang oleh lokasi
geografis yang terletak di garis ekuator yang menerima cahaya Matahari
sepanjang tahun dan curah hujan yang tinggi. Hutan hujan tropis di Indonesia
terkenal memiliki tumbuhan endemik khas Indonesia, misalnya bunga Rafflesia
arnoldi, meranti, cendana, anggrek tebu, daun payung, damar dan lainnya.
Wallace membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi dua wilayah, yaitu fauna
wilayah barat (Orientalis) dan fauna wilayah timur (australis), adapaun Webber
membagi persebaran fauna di Indonesia menjadi tiga wilayah, yaitu fauna wilayah
barat, peralihan dan timur.
Fauna
Asiatis/Orientalis
Fauna Aisatis adalah sekelompok hewan yang tersebar dan
menempati Indonesia bagian barat, yakni Selat Makassar dan Selat Lombok. Namun,
kita juga bisa menemukan di Wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan
pulau kecil lainnya.
Adapun ciri-ciri atau karakteristik utama hewan dari
kelompok Fauna Asiatis antara lain sebagai berikut.
1.
Binatang mamlia asiatis memiliki
ukuran yang besar
2.
Ada beragam jenis kera
3.
Memiliki beragam jenis ikan air tawar
yang tersebar di wilayah tertentu
4.
Meskipun jumlah burung dengan warna
indah termasuk sedikit, namn suaranya terdengar lebih merdu
5.
Pada tipe asiatis, tidak banyak
bahkan tidak dijumpai hewan berkantung.
Contoh
Fauna Asiatis
-
Gajah asia (Elephas maxiumus)
-
Tapir (Tapirus indicus)
-
Harimau (Panthera tigris)
-
Badak bercula satu (Rhinoceros
sondaicus)
-
Burung jalak bali (Leucopsar
rothschildi)
-
Komodo (Varanus komodoensis)
-
Bekantan (Nasalis larvatus)
-
Owa jawa (Hylobates moloch)
Fauna
Australis
Fauna Australis adalah sekelompok hewan yang tersebar
dan menempati Indonesia bagian timur. Kita bisa menemukan hewan dari fauna
Australis di Pulau Maluku, Pulau Papua, dan pulau-pulai kecil yang ada di
sekitarnya.
Hewan-hewan yang hidup di wilayah tersebut mempunyai
ciri yang sama dengan hewan yang hidup di Benua Australia. Nah, berikut ini
ciri-ciri atau karakteristik utama dari fauna Australis yang harus kamu tahu.
1.
Dibandinggkan asiatis, hewan mamalia
dari fauna australis berukuran lebih kecil.
2.
Jika kera banyak ditemukan pada
kelompok fauan Asiatis, tidak terdapat jenis kera pada kelompok fauna
Australis.
3.
Jenis dan spesies ikan air tawar di
dalam fauna Australis juga tergolong lebih sedikit daripada Asiatis
4.
Pada tipe australis dijumpai banyak
burung dengan warna indah dan mencolok
5.
Banyak hewan mamalia berkantung yang
ditemukan pada fauna Australis
Contoh
Fauna Australis
-
Burung kasuari (Casuarius
casuarius)
-
Burung cenderawasih (Paradisaea
guilielmi)
-
Burung nuri (Eclectus roratus)
-
Kangguru (Macropus rufus)
-
Burung kakaktua (Cacatua alba)
-
Posum (Phalangeriformes)
Ancaman
keanekaragaman Hayati di Indonesia
Banyak flora dan fauna khas Indonesia yang terancam
eksistensinya akibat kegiatan manusia dan bencana alam, sperti penggundulan
hutan (deforestasi), kebarakan hutan, banjir dan kekeringan.
D.
Bagaimana
Pengaruh Manusia Terhadap Ekosistem
Manusia merupakan spesies di bumi yang paling
mendominasi. Oleh karena itu setiap aktivitas manusia akan berpengaruh terhadap
keberadaan suatu ekosistem. Diskusikan dengan teman di kelas, apa saja kegiatan
manusia yang dapat memengaruhi ekosistem?
Pertanian
dan Produksi Pangan
Salah satu kegiatan manusia yang telah dilakukan selam
ribuan tahun adalah bercocok tanam untuk menyediakan kebutuhan pangan. Kegiatan
manusia di bidang pertanian turut memengaruhi ekosistem di dunia. Penggunaan
pupuk kima secara berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi peraian dan
penurunan kesuburan tanah. Banyak organisme non target yang terbunuh akibat
penggunaan pestisida. Pertanian monoklutur menyebabkan turunnya keanekaragaman
hayati. Banyak tumbuhan yang disingkirkan dan diganti oleh hanya satu jenis
tumbuhan tertentu. Hal ini diperparah dengan seleksi penggunaan bibit unggul
yan menyebabkan spesies asli suatu daerah akan sulit ditemukan. Banyak spesies
asli Indonesia kalah saing dengan spesies yagn sengaja didatangkan dari luar
negeri. Sehingga tidalh mengherankan beberapa buah-buahan lokal lebih sulit
ditemukan dibandingkan dengan buah impor.
Kerusakan
Habitat
Perkebunan bukanalah habitat alami. Perkebunan merupkan
salah satu faktor penyebab hilangnya ekosostem alami. Banyak hutan ditebang di
Indonesia untuk diubah menjadi lahan perkebunan, diantaranya untuk lahan kelapa
sawit. Dampaknya banyak jenis tumbuhan dan hewan yag terancam punah akibat
kehilangan habitatnya. Alih funsi lahan lainnya seperti pertambangan dan
pembuatan pemukiman turut serta menyebabkan kerusakan habitat.
Polusi
Polusi dalah masuknya zat-zat beracun ke dalam
lingkungan sehingga menggangu keseimbangan lingkungan alamiah. Kerusakan
lingkungan akibat pencemaran (polusi) terjadi di mana-mana yang berdampak pada
menurunnya kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan,
pencemaran dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti
penyakit dan bencana alam. Banyak aktivitas manusia yang tidak disadari
menyebabkan terjadi pencemaran, misalnya penggunaan kendaraan bermotor,
membuang sampah sembarangan dan membuang sisa limbah ke sungai secara langsung
Gambar Membuang Sampah Sembarangan
Dampak dari polusi menebabkan banyak peristiwa di dunia,
misalnya hujan asam dan pemanasan global. Hujan asam terjadi akibat polutan
sulfur oksida dan nitrogen oksida yang bereaksi dengan air di udara. Hujan asam
dapat menyebabkan hutan rusak, jembatan mudah berkarat dan patung banyak yang
rusak. Adapum pemanasan global terjadi akibat terakumulasinya gas karbon
dioksida di udara sehingga menyebabkan terperangkapnya energi cahaya Matahri di
Bumi. Suhu bumi menjadi meningkat sehingga kutub mencair, permukaan air laut
naik, musim yang sulit diprediksi dan gagal panen.
Konservasi
Kegiatan manusia yang dapat memperlambat kepunahan
organisme adalah dengan melakukan kegiatan konservasi. Kegiatan yang berwawasan
lingkungan dapat memperlambat penurunan keanekaragaman hayati. Beberapa
kegiaatan konservasi yang dapat dilakukan di antaranya adalah pengguanaan
energi alternatif, daur ulang sampah, pengolahan limbah dan penghijauan.
Gambar Penghijauan
Spesies yang terancam punah dapat dilestarikan dengan
strategi memantau dan melindungi spesies dan habitatnya, pendidikan, program
penagnkaran dan bank benih berbagai macam tumbuhan.
E.
Mengapa Harus Dilakukan Konservasi
Keanekaragaman Hayati?
Siregol, Rumah Aman bagi Owa dan Elang Jawa yang
Terancam
Sekitar 32 kilometer arah timur laut pusat kota
Purbalingga, Jawa Tengah kerap terlihat Elang Jawa (Nisaetus bartelsii)
mengepak kabut. Sesekali sayapnya membantang diam, kepala menunduk, mata
tajamnya mengawasi gerak-gerik mencurigakan di daratan.
Terekam di penglihatannya tebing-tebing curam tinggi
menjulang. Tebing itu berperan sebagai benteng belantara hutan heterogen. Jauh
di dasar tebing, sungai-sungai hulu berkelok mengikuti topografi perbukitan
Zona Serayu Utara dari Dieng, Banjarnegara, hingga kaki Gunung Slamet,
Purbalingga.
Elang itu menukik tajam, menyambar burung kecil yang
tengah melintas dibawanya burung itu ke dahan pohon Rasamala, pohon tertinggi
yang biasa tumbuh di kawasan hutan.
Selain Elang, Owa Jawa (Hylobates moloch) yang
masuk katergori kritis juga tinggal bersama di Perbukitan Siregol barat jalan
Desa Kramat – Sirau, kecamatan Karangmoncol.
Tak jauh dari sana, kawanan Lutung Jawa (Trachypitechus
auratus) dan Surili (Presbutus comata) menunggu waktu untuk turun ke Sungai
Tambra. Sesekali meraka naik ke pinggir jalan raya, bahkan kerap juga
menyeberang ke bukit sisi timur jalan.
Gambar Surili
Ya, habitat satwa ini benar-benar berada sekitar 200
meter dari tepi jalan. Beruntung bagi mereka, jurang Sungai Tambra dan
tebing-tebing tinggi membatasi gerak manusia merambah hutan.
Hutan heterogen perbukitan Siregol haruslah dijaga,
tidak ada perburuan dan deforestasi (kegiataan mengubah area hutan menjadi
lahan tidak berhutan secara permanen, untuk aktivitas manusia.). Owa membutuhkan
lahan jelajah yang luas, sehingga fragmentasi yang mengancam kelestariannya
juga harus dihindari.
Bertahun-tahun hanya mengandalkan perlindungan alami,
pada 2016 masyarakat kramat dan pecinta alam mulai bergerak. Digawangi Muhammad
Faiz dan Perhimpunan Alam Ganesha Muda (PPA Gasda) mereka secara konsisten
menyerukan konservasi Perbukitan Siregol.
Manfaat Konservasi
Alam telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, baik sebagai sumber pangan, papan maupaun sandang. Namun demikian,
manusia sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya alam. Namun demikian,
manusia sering melupakan prinsip pengelolaan sumber daya alam. Pengelolaan
sumber daya alam yang tidak bijaksana dapat menyebabkan kelangkaan bahkan
kepunahan. Dampak lainnya adalah banyaknya terjadi bencana alam akibat
kerusakan alam, misalnya banjir bandang dan tanah longsor yang merugikan
manusia bahkan harus kehilangan nyawa. Kelangkaan dan kepunahan berbagai
spesies sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
Berangkat dari permasalahan tersebut, diperlukan upaya
yang dapat melestarikan kekayaan alam. Upaya tersebut menerapkan konsep
mutualisme antara manusia dan alam yang selanjutnya dikenal sebagai konservasi.
Konservasi adalah pengelolaan sumber daya alam hayati
yang dilakukan secara bijaksana untuk menjaga kesinambungan persediaan hayati
dengan meningkatkan dan memilahara kualitas keanekaragaman nilainya. Konservasi
merupakan suatu kegiatan memanejemen antara kehidupan manusia dengan sumber
daya alam agar tercipta kehidupan bisa tetap dipertahankan dan dilestarikan.
Manfaat konservasi dapat dilihat dari aspek ekologi dan ekonomi.
Manfaat konservasi secara ekologi adalah terlindunginya
keanekaragaman hayati melalui keseimbangan ekosistem, sehingga terbebas dari
ancaman kepunahan. Keseimbangan ekosistem yang tercipta dapat menghindarkan
manusia dari bencana dahsyat, seperti banjir bandang dan kekeringan. Manfaat
secara ekonomi adalah tersedianya sumber sandang, pangan dan papan yang
berkelanjutan. Selain itu jika dikelola dengan baik maka dapat dijadikan
sebagai sumber penghasilan, misalnya dijadikan sebagai tempat ekowisata.
Metode Konservasi
Secara umum, metode konservasi lingkungan dibagi
menjadi dua, yaitu konservasi secara in-situ dan eks-situ. Metode konservasi
in-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa flora
ataupun fauna, yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut. Lingkungan yang
akan menjadi lokasi konservasi harus masih berada dalam kondisi yang layak dan
terjaga untuk dihuni oleh spesies tersebut. Kawasan yang berfungsi sebagai
lokasi konservasi secara in-situ antara lain suakamargasatwa, cagar alam dan
taman nasional.
Tujuan penetapan kawasan konservasi adalah untuk
mengurangi resiko kerusakan pada habitat tertentu, sehingga tidak mengancam
kelangsungan hidup flora dan fauna. Spesies yang ingin dilestarikan adalah
makhluk hidup yang mempunyai karakteristik unik. Konsevasi in-situ dilakukan jika
jumlah spesies yang akan dilindungi terlalu banyak dan tidak mungkin untuk
dipindahkan. Selain itu, ada spesies yang beresiko mati jika dipindahkan dari
habitat aslinya sehingga cara terbaik adlah dengan mengkonservasi di habitat
aslinya. Maka dari itu lingkungan tersebut harus dijadikan sebagai kawasan
konservasi.
Metode konservasi eks-situ adalah upaya pelestarian
keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat aslinya. Lingkungan
konservasi secara eks-situ merupakan lingkungan buatan manusia. Konservasi
eks-situ menjadi alternatif apabila habitat asli dari suatu spesies sudah
rusak, sehingga tidak layak lagi untuk dihuni dan apabila ingin mengembalikan
fungsinya juga butuh waktu yang lama. Karakteristik dari habitat buatan adalah
wilayahnya tidak terlalu luas dan jumlah populasi yang dikonservasi tidak
terlalu banyak.
Lokasi pembuatan habitat buatan berdekatan dengan
pemukiman manusia sehingga spesies yang dikonservasi tidak dibiarkan secara
liar. Konservasi secara eks-situ dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya
agar tingkat keberhasilan konservasi tergolong tinggi. Contoh bentuk konservasi
eks-situ adalah penangkaran dan kebun binatang.
0 comments:
Posting Komentar