Apersepsi
Terasi merupakan salah satu bumbu masak yang dibuat dari fermentasi udang. Harum khas dengan rasa yang gurih membuat terasi banyak diburu, terutama sebagai campuran sambal dan bumbu masak. Memilih terasi udang yang tepat merupakan hal yang paling penting dalam membuat masakan yang enak. Rasa terasi yang enak bisa jauh mengangkat rasa masakan menjadi lebih lezat. Terlebih lagi, masyarakat kita sangat gemar makan sambal, bahkan banyak orang tidak merasa lengkap kalau makan tanpa sambal. Tentu saja tidak semua terasi enak rasanya dan dapat menaikan cita rasa hidangan yang dibuat. Kualiatas terasi sangat menentukan masakan kita. Terasi yang berkualiatas, pastinya membuat masakan semakin meninngkat cita rasanya. Terasi yang berkualiatas baik adalah terasi yang aromanya segar. Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering dan tidak basah.
Gambar. Terasi
A.
Makanan dari Bahan Pangan
Setengah Jadi
Bahan pangan setengah jadi (produk
pangan primer) adalah bahan pangan mentah yang telah mengalami pengolahan dengan cara pengawetan, baik pengawetan secara
kimia, fisik ataupun mikrobiologi, menjadi aneka ragam olahan pangan setengah
jadi, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pangan.
Bahan pangan setengah jadi memiliki
nilai ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan bahan segar/ mentah maupun bahan
pangan jadi, karena
dapat memiliki umur simpan yang lebih panjang. Untuk mengolah bahan pangan
segar menjadi bahan pangan setengah jadi diperlukan teknologi pengolahan dan
alat pengolahan yang tepat. Keuntungan bahan pangan yang diolah menjadi bahan
pangan setengah jadi yaitu menjadi bahan baku yang fleksibel untuk industri
pengolahan lanjutan, dapat diperjual-belikan antar daerah dan sabagai komoditas
ekspor, dapat dikemas lebih ringkas dan mudah dalam distribusi dari satu tempat
ke tempat lainnya, menghemat ruangan dan mengurangi biaya dalam penyimpanan,
dan tahan lama dan lebih kuat dari cuaca dingin atau panas.
Bahan pangan
setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan tidak semuanya siap konsumsi,
tetapi masih perlu pengolahan lebih lanjut untuk menjadi makanan siap saji atau
siap konsumsi. Olahan pangan setengah jadi berbahan baku daging sapi dan daging unggas saat ini banyak di minati masyarakat modern, terutama yang memiliki aktivitas bekerja yang padat, karena pengolahan bahan setengah jadi di simpan lama dalam kondisi beku seperti; baso, sosis, nugget atau dapat juga disimpan dalam kondisi kering seperti; dendeng, telur asin dan abon, dengan demikian dapat digunakan kapan saja.
Gambar. Nugget
1.
Jenis dan Manfaat
Jenis-jenis bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan sebagai bahan baku dalam membuat makanan siap konsumsi, antara lain:
a.
Bakso ikan
Baso ikan adalah olahan ikan yang terdiri dari beberapa pilihan bahan pokok seperti ikan Tuna, surimi, udang, kakap dan marlin. Diramu dengan tepung tapioka dan racikan bumbu istimewa masing- masing mempunyai rasa khas yang menggugah selera. Sangat berbeda dengan baso daging, baso ikan memiliki tekstur yang lebih lembut dan gurih. Baso ikan sangat nikmat
dimasak dengan cara direbus atau digoreng dan disajikan saat masih hangat. Di musim hujan atau cuaca dingin baso ikan adalah teman setia yang menghangatkan tubuh.
Gambar. Bakso Ikan
b.
Dendeng Cumi
Dendeng adalah makanan kering sebagai salah satu produk awetan yang
diolah
secara
tradisional hingga modern
dan
sangat
populer di masyarakat Indonesia. Lembaran daging cumi-cumi diberi campuran gula, garam, dan bumbu-bumbu lain kemudian dikeringkan. Selain rasa nya yang gurih dan lezat, dendeng cumi-cumi juga merupakan makanan tradisional yang kaya akan kandungan gizi seperti protein, mineral, kalsium, fosfor dan besi serta memiliki kelebihan yaitu masa simpannya lebih lama. Dendeng cumi merupakan hasil olahan laut yang cukup banyak memiliki penggemar sehingga mudah diperjualbelikan di pasar tradisional, supermarket atau penjualan dengan sistem online.
Gambar.
Dendeng Cumi
c.
Terasi udang
Terasi udang atau disebut juga belacan termasuk hasil olahan setengah jadi dari bahan udang. Jenis udang yang biasa digunakan untuk membuat terasi adalah udang rebon atau udang yang berukuran kecil. Terasi berbentuk seperti pasta atau adonan dan berwarna hitam kecoklatan, kadang diberi bahan pewarna merah sehingga ada yang berwarna kemerahan. Udang rebon yang telah direbus lalu digiling dan ditambahkan garam kemudian difermentasi/diragikan, lalu dijemur agar kadar air menjadi rendah, kemudian digiling kembali hingga dapat dibentuk menjadi bentuk- bentuk umum terasi.
Produk ini memiliki bau yang sangat tajam, biasanya terasi digunakan untuk membuat sambal. Dapat juga digunakan untuk membuat kerupuk terasi atau sebagai bumbu/bahan penyedap masakan dalam beberapa resep masakan di Indonesia.
Gambar.
Terasi Udang
d.
Tepung Rumput Laut
Salah satu cara pengolahan atau pengawetan rumput laut yaitu dengan mengolahnya menjadi tepung, dengan pengolahan menjadi tepung karagenan rumput laut, akan sangat bermanfaat disamping lebih praktis dalam penggunaan dan penyajiannya juga memudahkan dalam hal pengemasan dan pengangkutan. Tepung karagenan rumput laut ini sangat besar peranannya terutama sebagai stabilisator (pengatur keseimbangan), thickener (bahan pengental), gelling agent (pembentuk gel), pengemulsi dan lain- lain. Sifat ini banyak dimanfaatkan oleh industri makanan, obat- obatan, kosmetik, tekstil, cat, pasta gigi, dan industri lainnya.
Gambar. Tepung Rumput Laut
e.
Telur Asin
Telur Asin adalah masakan yang berbahan dasar telur dengan cara diawetkan melalui cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan Telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain seperti telur bebek. Di Indonesia, terutama di Pulau Jawa Telur Asin biasanya memiliki ciri khas cangkang telur berwarna hijau-kebiruan. Telur Asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna agak kemerahan, kering (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat, tekstur berminyak.
Gambar.
Telur Asin
f.
Dendeng Daging
Dendeng adalah daging yang dipotong
tipis menjadi
serpihan yang lemaknya dipangkas, dibumbui dengan saus asam, asin atau manis dengan dikeringkan dengan api kecil atau diasinkan dan dijemur. Hasilnya adalah daging yang asin dan setengah manis dan tidak perlu disimpan di lemari es. Dendeng adalah contoh makanan yang diawetkan.
Dendeng termasuk makanan berbentuk lempengan yang dibuat dengan cara pengeringan. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan dendeng adalah garam dapur, gula merah, dan rempah-rempah. Garam
dapur merupakan
bahan pemberi
cita rasa dan pengawet pada makanan karena dapat menghambat pertumbuhan jasad renik.
Gambar.
Dendeng Daging Kering
g.
Kornet
Kornet daging berbentuk gilingan daging halus yang berbumbu, produk ini tersedia dalam kema san kaleng atau sachet. Dengan diproses menjadi kornet, masalah penyimpanan daging sapi segar dapat diatasi. Agar awet, daging sapi segar memang harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku, akibatnya menjadi tidak praktis apabila akan digunakan. Sedangkan daging sapi segar yang telah diproses
menjadi kornet kemudian
dikalengkan, dapat
disimpan pada suhu kamar sekitar dua tahun. Daging kornet dapat dihidangkan sebagai campuran perkedel, telur dadar, mi rebus, pengisi roti, serta makanan lain.
Gambar.
Kornet
h.
Keju
Keju
terbuat dari susu sapi, susu kerbau maupun susu kambing. Teksturnya lembut dan
rasanya creamy. Keju dibuat dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui
proses pengentalan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu.
Hasilnya kemudian dikeringkan, diproses, dan diawetkan
dengan berbagai cara. Produk keju
banyak variasinya tergantung dari jenis
susu, metode pengentalan, dan
proses pembuatannya. Produk bahan pangan setengah jadi dari susu lainnya adalah
susu bubuk dan yogurt (plain youghurt).
Gambar. Keju
2.
Teknik Pengolahan Makanan
Setengah Jadi Dari Bahan Baku Perikanan dan Peternakan
Pengolahan pangan dari bahan setengah jadi dari hasil perikanan dan peternakan secara umum dapat menggunakan teknik-teknik dasar pengolahan pangan yang telah dipelajari pada kelas VII dan kelas VIII. Coba kamu pelajari kembali. Berikut ini dijabarkan beberapa teknik pengolahannya:
a. Penggilingan
Daging
ikan, daging
sapi, dan
unggas yang
sudah dicuci kemudian dimasukan ke dalam grinder untuk digiling sehingga berbentuk pasta. Pada saat penggilingan harus diberikan garam secukupnya. Garam diberikan pada awal penggilingan berguna untuk meningkatkan kerekatan pasta. Jika dilakukan pada akhir penggilingan sifat kerekatan pasta akan menurun. Setelah penggilingan
dilanjutkan dengan
pengadonan, penambahan bahan baku lainnya seperti tepung tapioka dan telur yang berguna untuk
menjaga kualitas
kekenyalan. Adonan dimasukan
bumbu berupa garam, gula, dan rempah-rempah yang sudah dihaluskan sebelumnya. Kemudian dilakukan pencetakan.
Gambar. Mesin Grinder
b. Pemanggangan
Daging ikan, daging sapi, dan unggas dapat langsung dipanggang untuk dijadikan steak. Daging yang dipanggang sebaiknya daging yang memiliki tekstur daging yang lebih kencang. Ikan dipanggang
dalam oven. Caranya, panggang ikan dalam oven dengan suhu
200°C selama sekitar 10 menit atau hingga kulit pelapisnya kuning
keemasan. Lama pemanggangan tergantung pada ketebalan fillet (potongan
tipis daging yang tak bertulang).
Gambar. Alat
Pemanggang
c. Menggoreng
Gunakan
minyak goreng dengan jumlah yang cukup hingga seluruh bagian ikan terendam
minyak. Pastikan minyak telah panas agar kulit pelapis ikan menjadi renyah.
Gunakan api sedang, lalu goreng ikan dengan wajan anti lengket. Ikan cukup
dibalik sekali saja sehingga tidak mudah hancur. Tapi ingat, teknik ini tidak
bisa digunakan saat anda menggoreng ikan utuh dan hanya bisa digunakan pada
fillet ikan dan unggas.
Gambar. Alat
Penggoreng
3.
Tahap Pembuatan Makanan dari
Bahan Setengah Jadi Bahan Baku Hasil Perikanan dan Peternakan
Dendeng Sapi Kering
a.
Bahan
Ø
500 gr daging sapi
Ø
2 batang serai, memarkan
Ø
4 lembar daun salam
Ø
4 cm lengkuas, geprek
Ø
3 sdm gula merah, sisir halus
Ø
5 sdm kecap manis
Ø kaldu
bubuk, secukupnya
Ø garam,
secukupnya
Ø air,
secukupnya
b.
Bumbu
Ø
6 siung bawang merah
Ø 4 siung
bawang putih
Ø 3 bh
cabe merah
Ø 3 btr
kemiri
Ø 1 sdm ketumbar
Ø 1 sdt
lada
c.
Cara Membuat
1)
Iris-iris daging sapi tipis-tipis searah
dengan arah seratnya agar tidak mudah hancur ketika dipipihkan nanti.
2)
Masukkan irisan daging sapi, dan semua
bumbu ke wajan yang belum dipanasi. Aduk rata.
3)
Kemudian marinasi daging dengan menutup
wajan selama kurang lebih 30 menit.
4)
Setelah 30 menit, letakkan wajan di atas
kompor dan nyalakan kompor dengan api kecil saja. Tunggu beberapa saat hingga
wajan panas dan memanaskan daging.
5)
Aduk-aduk daging secara perlahan hingga
daging berubah warna. Biarkan proses ini selama beberapa saat sampai semua air
dan lemak yang terkandung pada daging keluar semuanya.
6)
Tuangkan air secukupnya hingga hampir
merendam daging. Tutuplah wajan dan masak daging hingga airnya menyusut.
7)
Angkat daging dan tiriskan dari
bumbunya.
8)
Pukul-pukul potongan daging hingga
gepeng atau pipih.
9)
Tatalah daging yang sudah pipih di atas
tampah, lalu jemur di bawah terik matahari hingga kering.
10) Sesudah
daging kering dan menjadi dendeng, berarti sudah siap digunakan.
B.
Makanan dari Bahan Pangan
Produk Samping
Bahan baku berupa daging hasil perikanan dan peternakan merupakan bahan pangan utama manusia, sedangkan bagian tulang, kulit, jeroan, kaki, dan sisik, bagian tubuh yang jarang dimakan, tetapi masih
dapat dimanfaatkan
sebagai Bahan
pangan hasil
samping dari hasil perikanan dan peternakan masih memiliki kandungan gizi sehingga dapat dimanfaatkan hasil samping pangan.
Sebagai olahan pangan siap konsumsi. Hampir semua bagian dari bahan pangan hasil perikanan dan peternakan dapat dimanfaatkan manusia. Hal ini menunjukkan betapa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan kebutuhan makanan bagi manusia dengan baik. Anugerah Tuhan yang patut kita syukuri selalu.
Hasil samping dari bahan pangan hasil perikanan dan peternakan dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi makanan siap konsumsi seperti mie bakso dan ceker ayam, keripik ceker ayam, kerupuk kulit ian, kerupuk kulit sapi, keripik usus ayam, gulai kepala ikan kakap, rempeyek sisik ikan, dan lain-lain.
Produk samping biasanya
dihasilkan sebagai sampingan proses produksi ketika bahan baku diolah menjadi
produk utama. Jumlah dan kualitas produk samping umumnya jauh lebih sedikit dan
kualitasnya juga lebih rendah daripada produk utama. Nilai dari produk sampingan
lebih kecil dari produk utama, karena itu produk samping tidak dimasukan dalam
neraca keuangan karena tidak mmpengaruhi rugi laba. Produk samping juga umumnya
tidak diivertaris. Produk sampingan juga tidak diperhitungkan pada saat
perhitungan biaya produksi
1.
Jenis dan Manfaat
Jenis-jenis bahan baku yang digunakan untuk membuat makanan dari hasil samping perikanan dan peternakan, yaitu
a. Kepala Ikan
Kepala ikan adalah bagian kepala dari tubuh ikan, di mana terdapat insang, mata ikan, dan mulut ikan. Bagian kepala ikan dapat diolah menjadi hidangan yang lezat dan bergizi seperti: gulai kepala ikan atau sup kepala ikan, bagian kepala ikan masih memiliki sedikit daging serta nikmat menyatap bagian mata ikan, memiliki nilai nutrisi yang hampir sama dengan bagian tubuh utama di mana terdapat daging ikan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi serta memiliki nilai jual.
Gambar
Kepala Ikan
b. Kulit
Kulit
ialah bagian paling luar daging. Kulit merupakan organ tunggal tubuh paling
berat, kulit juga merupakan hasil ternak
yang paling tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan
produk yang dihasilkan
oleh seekor ternak.
Kulit mempunyai banyak fungsi
antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi
bentuk, mengatur suhu tubuh, tempat sintesis vitamin D. Kulit dapat diolah
menjadi produk pangan seperti kerupuk dan masakan lainnya.
Kalau untuk kulit mungkin kamu sudah banyak tahu produk
yang biasa dibuat dari kulit ini. Kulit ayam bisa dibuat untuk pelengkap dalam
sate, karena kulit mengeluarkan minyak yang banyak, membauat sate menjadi lebih
enak. Kulit kambing, sapi dan kerbau biasa dibuat untuk menjadi alat musik
pukul. Misalnya bedug yang biasa digunakan di masjid. Namun, untuk sekarang
penggunaan kulit untuk membuat bedug sudah jarang. Kulit ternak lebih banyak
masuk ke perusahaan makanan pembuat kerupuk kulit. Rasanya yang gurih dan
renyah membuat kerupuk kulit sangat disukai dan pembuat kerupuk kulit
bermunculan.
|
|
Gambar Kulit Ikan |
Gambar Kulit Sapi |
c. Ceker Ayam
Ceker ayam adalah bagian dari tubuh ayam yaitu bagian
kaki ayam. Tekstur yang unik dan rasanya yang gurih membuat ceker ayam digemari
oleh banyak orang. Bagian tubuh ayam ini masih memiliki nilai gizi dan manfaat
bagi tubuh. Ceker ayam mengandung protein, kolagen, zat kapur/kalsium dan
kartilago.
Ceker ayam memiliki
sedikit daging disemua
bagian hingga ruas-ruas jarinya,
ceker ayam juga memiliki tulang lunak yang rasanya gurih dan lezat. Ceker ayam
yang dimasak biasanya akan mengeluarkan cairan atau gel khusus yang banyak
mengandung gelatin. Ceker ayam dapat diolah menjadi produk pangan seperti,
keripik ceker ayam, baso ceker ayam, sup ceker ayam, dan lain- lain.
Gambar Ceker Ayam
d. Tulang
Tulang sebenarnya termasuk dalam kategori hasil
samping. Namun dengan kreativitas manusia, tulang bisa dijadikan bahan masakan.
Biasanya digunakan untuk membuat kaldu atau kuah sup. Menambah cita rasa
tertentu pada makanan. Selain dibuat produk pangan untuk manusia, tulang
seringkali dibuat menjadi produk pakan ternak yaitu MBM. Mungkin buat kamu yang
tidak berkecipung dalam dunia peternakan jarang mendengar istilah MBM. MBM
adalah Meat bone meal atau lebih dikenl dengan tepung tulang. Tepung tulang
bertujuan meningkatakan, kandungan mineral seperti kalsium dalam pakan ternak.
Selain kepala ikan yang bisa mengurangi terjadinya
osteoporosis ternyata tulang ikan juga dapat membantu menguatkan dan
memperkokoh tulang tubuh manusia karena tulang ikan mengandung kalsium, fosfor,
dan vitamin D yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam menjaga kokohnya tulang.
Tulang ikan biasanya dikeringkan dan digiling menjadi
tepung, setelah menjadi tepung ini baru bisa diversifikasi dalam bentuk olahan
berupa cemilan, seperti pangsit ikan, stik ikan, kerupuk, dan lainnya.
Gambar
Tulang Ikan
e. Sisik Ikan
Sisik adalah lapisan kulit yang keras dan
berhelai-helai, berupa keping-keping kecil yang kaku, yang tumbuh di kuit
binatang sebagai plindung tubuhnya, seperti pada ikan, kadal atau ular. Sisik
dapat diolah menjadi hiasan, bros, aksesoris sehingga memiliki nilai jual
tinggi.
Gambar Sisik
Ikan
f. Bulu
Kalau bulu pasti kamu berpikir langsung ke Shuttlecok untuk badminton. Tidak salah
juga namun untuk Shuttlecok bulunya
didapat dari peternakan yang memang sengaja produksinya berupa bulu. Jadi belum
bisa dikatakan produk sampingan. Bulu yang diolah dengan benar bisa dijadikan
pakan ternak. Pengolahan bulu menjadi tepung bulu melalui proses tertentu.
Kadar protein kasar yang cukup tinggi membaut para peneliti tertarik mengolah bulu
menjadi bahan pakan untuk ternak. Namun bulu dan rambut merupakan protein yang
sulit diceran diperlukan pengolahan yang tepat agar kualitas pakan bagus.
g. Kotoran
Ternak
Kotoran ternak memang merupakan hasil samping dari
sektor peternakan yang sangat merepotkan dan tingkat polusi paling besar. Namun
dari kotoran ini bisa didapat keuntungan yang sangat besar bila diolah dengan
benar. Lalu, produk apa sajakah yang dihasilkan dari kotoran ternak? Ada biogas
yang dibuat dengan memfermentasikan kotoran ternak sapi dan kerbau menggunakan
bakteri metanogenik atau bakteri yang menguraikan kotoran dan menghasilkan gas
metana. Bisa langsung diberikan ke tanah namun akan lebih lama bagi tanaman
untuk menyerapnya, berbeda dengan pupuk yang sudah diolah. Kotoran unggas bisa
dijadikan pakan untuk sapi dengan fermenatasi menggunakan bakteri khusus.
Kotoran unggas masih mengandung banyak protein yang dibutuhkan oleh ternak
sapi.
Mengolah
hasil samping dari bahan baku perikanan dan peternakan harus melalui beberapa uji coba yang
membutuhkan ketelitian, ketekunan dan kesabaran karena waktu yang dibutuhkan
relatif lama untuk menghasilkan produk pangan sampingan yang bermanfaat bagi
tubuh manusia yang memiliki nilai gizi yang tinggi, sehat, dikemas dengan
penampilan/kemasan yang menarik dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
2.
Teknik Pengolahan Makanan
dari Produk Samping Bahan Baku Perikanan dan Peternakan
Beberapa jenis produk
olahan
pangan
dari
hasil
samping
dari hasil perikanan dan peternakan,
telah dikenal sejak dulu seperti sup ceker ayam, gulai kepala ikan kakap, sup kepala ikan, kerupuk kulit, dan sebagainya. Saat ini telah dikembangkan olahan hasil samping dari perikanan dan peternakan berupa cemilan berupa keripik ceker ayam, kerupuk, pangsit tulang ikan, dan masih banyak lainnya. Olahan tersebut umumnya dimaksudkan untuk memaksimalkan pengolahan dan menambah variasi jenis olahan pangan produk hasil perikanan dan peternakan menjadi produk pangan sehingga makin bermanfaat guna memenuhi kebutuhan pangan bagi kehidupan, serta untuk meningkatkan nilai ekonomis dari hasil samping pengolahan tersebut.
Teknik pengolahan makanan hasil samping dari bahan baku hasil perikanan dan peternakan melalui beberapa proses, seperti:
a. Penggorengan
Menggoreng adalah cara memasak makanan dengan menggunakan minyak atau lemak (margarin, shortening, mentega) sebagai medium penghantar panas. Lemak sama dengan minyak, dan hanya berbeda wujud karena perbedaan titik lebur.
Aneka jenis ikan laut, daging ayam, keripik ceker, dan lain-lain adalah beberapa jenis olahan pangan yang antara lain dimatangkan dengan teknik digoreng.
b. Pengeringan
Pengeringan
merupakan metode tertua
untuk mengawetkan bahan pangan
maupun non pangan. Pada pengeringan bahan pangan akan terjadi penurunan kadar
air sampai kadar air tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Selama
pengeringan, terjadi penguapan air yang terdapat dalam bahan pangan. Oleh sebab itu, bahan pangan yang dikeringkan akan terjaga
keawetannya karena kandungan airnya rendah sehingga organisme pembusuk tidak
dapat tumbuh dan berkembang biak. Pengeringan dapat dilakukan dengan cara
mengeringkan bahan pangan di bawah sinar matahari maupun dengan menggunakan
alat pengering.
Selain manfaat di atas, pengeringan bahan pangan juga
bertujuan untuk memperkecil volume tempat penyimpanan dibandingkan dengan bahan
pangan yang masih segar. Di samping itu, bahan pangan kering akan tahan lama
bila disimpan dan lebih efisien dalam proses pengangkutan maupun distribusi.
c. Perebusan
Perebusan adalah proses pemasakan bahan baku dengan meng-
gunakan media air panas. Perebusan bertujuan untuk mematang- kan bahan pangan
sehingga diperoleh sifat organoleptik (warna, rasa, aroma, dan tekstur) dari
bahan yang diinginkan. Perebusan dilakukan dengan mencelupkan bahan pangan ke
dalam air men-didih (100oC) dengan waktu yang bervariasi tergantung
sifat, jenis, dan ukuran bahan.
d. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi pada sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Fermentasi merupakan salah satu bentuk respirasi anerobik yang
digunakan untuk proses pembusukan dengan cepat. Proses fementasi ini dapat pula
dibantu oleh mikroorganisme seperti ragi dan virus. Mikroorganisme tersebut
berfungsi sebagai perombak bahan organik hasil dari fermentasi berupa etanol,
asam laktat, hidrogen, asam butritat dan aseton.
3.
Tahapan Pengolahan
Tahapan pembuatan produk
samping dari bahan Ikan menjadi produk nonpangan secara prosedural antara lain
perencanaan, merancang, dan mendesain pembuatan produk nonpangan, mulai dari
pengemasan yang bertujuan mempertahankan produk agar dapat bertahan lama,
persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan, langkah-langkah/prosedural yang harus
dilakukan sesuai urutan dan diakhiri dengan proses pengemasan sehingga memiliki
nilai jual yang tinggi.
Saat membuat produk
nonpangan, model pembelajaran sikap (affactive
learning) sangatlah tepat diberikan. Perserta didik diminta untuk mengamati
silase dari bahan ikan yang berasal dari bagian-bagian tubuh yang sudah tidak
dimanfaatkan oleh manusia. Selain itu, dapat diselingi dengan metode tanya
jawab secara interaktif agar peserta didik bertambah pemahamannya.
Guru hendaknya mengingatkan
siswa untuk berhati-hati saat bekerja membuat produk pengolahan nonpangan
dengan menggunakan benda tajam atapaun benda berbahaya lainnya. Keselamatan
kerja pun perlu dijelaskan kepada siswa terlebih dahulu. Disiplin dalam
penggunaan alat, yaitu hati-hati saat menggunakan alat, pencucian setelah
digunakan dan penyimpanan pada tempatnya. Pada saat melaksanakan kegiatan ini,
guru melakukan pengawasan dengan baik.
Pengolahan hasil samping
dari hasil peternakan dan perikanan yang diolah menjadi produk pangan bertujuan
untuk membuat produk pangan yang lebih variatif, dan memaksimalkan pengolahan
hasil peternakan dan perikanan dengan prosedur pengolahan relatif mudah dan
biaya yang terjangkau.
Berikut ini merupakan contoh
pengolahan bahan hasil samping pengolahan ikan menjadi produk pangan cemilan dengan berbahan baku tulang ikan yang diolah menjadi
kerupuk ikan, kerupuk akan diolah dengan teknik menggoreng. Kerupuk ikan ini
dapat dinikmati sebagai teman makan nasi atau sebagai camilan.
a. Perencanaan
Perencanaan dalam pengolahan membuat kerupuk tulang ikan juga tetap harus dibuat, (lihatlah urutan perencanaan pada pengolahan ikan). Susunan tertib pekerjaan pada pengolahan dendeng sapi sambel ijo yaitu:
1.
Menentukan bagian-bagian yang
akan digunakan untuk membuat produk
pangan hasil samping pengolahan hasil perikanan.
2.
Menyusun rancangan produk yang akan dibuat.
3.
Menyusun kebutuhan alat dan bahan disesuaikan dengan produk pangan hasil samping pengolahan dari hasil perikanan yang ingin dibuat.
4.
Menyusun jadwal pembuatan produk pangan hasil samping pengolahan hasil perikanan
5.
Menentukan tugas tiap individu.
b. Persiapan
alat dan bahan
Mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan secara lengkap.
|
|
|
|
Tepung Kanji |
Tulang Ikan |
Bawang Merah |
|
|
|
|
|
Bawang Putih |
Merica Bubuk |
Garam Secukupnya |
Minyak goreng |
c. Proses
Pembuatan
4.
Pengemasan
Pengemasan produk pangan harus memperhatikan segi kesehatan tubuh konsumen. Dalam pengemasan berbagai produk pangan
dapat
digunakan
plastik
atau
mika.
Pemilihan
plastik dan mika untuk produk pangan haruslah sesuai jenis olahan, selera bentuk dengan warna yang beranekaragam. Yang harus diperhatikan dalam pengemasan pangan adalah proses perekatan kemasan, produk ini harus direkat tanpa celah sedikitpun. Hal ini untuk mencegah masuknya kotoran dan debu serta udara yang dapat mengakibatkan produk menjadi cepat rusak.
0 comments:
Posting Komentar