Minggu, 29 Januari 2023

 A.           Peran Tanah Bagi Kehidupan

 

Tanah adalah komponen abiotik penting yang menyangga kehidupan manusia. Tanah merupakan habitat bagi tumbuh-tumbuhan dan berbaga jenis hewan serta menjadi bagian penting pada ekosistem hutan, sawah, padang rumput, kebun, dan lain sebagainya. Di dalam tanah tekandung organisme dari kelompok bakteri, mikroalga, fungi dan organisme lainnya yang mempunyai peran sangat penting dalam menjamin kualitas kehidupan ekosistem dan membantuk rantai makanan yang sangat penting untuk menjaga keberlangsunagnnya.

Peran tanah bagi kehidupan antara lan juga menyediakan air dan mineral bagi tumbuhan, menyediakan baktei untuk membantu akar tumbuhan melakukan penyerapan dan pengolahan zat hara. Tanah beperan sebagai penunjang kesehatan dan penyedia keperluan manusia. Tanah menjadi tempat bagi manusia untuk membangun rumah sebagai tempat tinggal. Untuk berbagai kepentingan, tanah juga dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bangunan, seperti batu bata, genteng, dan keramik. Tanah menyimpan bahan tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia. Tanah menyediakan air bersih yang digunakan manusia untuk berbagai keperluan. Di samping itu, tanah juga berperan sebagai penyaring air yang beasal dari aktivitas rumah tangga dan industri.

Tanah mengandung beragam unsur kimia seperti mineral, air, udara, serta bahan organik. Keempat bagian penyusun tanah bergabung satu sama lan memmbentuk suatu sistem yang komplek yaitu tanah, yang merupakan media yang baik bagi perakaran tanaman, sebagai gudang unsur hara dan sanggup menyediakan air serta udara bagi keperluan tanaman. Jumlah dan macam bahan penyusun tanah tadi bervariasi dari satu tempat ke tempat lain di pemukaan bumi ini seingga bisa dibedakan satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya. Hal ini merupakan dasar dari klasifikasi tanah. Tanah yang subur tidak hanya ditentukan oleh kandungan mineral di dalamnya saja tetapi juga sifat fisika dan kimia tanah. Sifat fisika tanah adalah sifat-sifat tanah yang ditentukan ole bahan penyusunnya. Sifat fisika tanah mencakup tekstur, struktur, porositas dan warna tanah.

Gambar. Komponen Penyusun Tanah

Nutrisi tanaman dibagi atas dua yaitu makronutriendanmikronutrien. Makronutrien dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan 4 dalam jumlah yang relatif tinggi ketimbang unsur haramikronutrient. Kandungan unsur hara makro pada jariingantanaman, seperrti N, 1000 kali lebih besar daripada kandunganunsur hara mikro Zn. Berikut ini adalah klasifikasi dari unsurhara makro yakni : C, H, O, N, P, S, Ca, Mg, (Na, Si).Sedangkan yang termasuk unsur-unsur hara mikro adalah: Fe,Mn, Zn, Mo, B, Cl. Pembagian nutrisi tanaman atas makrodanmikronutrient bersifat relatif dan kadang-kadang dalamkasus-kasus lainnya kandungan makronutrient dan mikronutrientternyata lebih mudah daripada yang tercantumdiatas. Misalnyasaja kandungan nutrisi dari Fe atau Mn ternyata hampir samaatau sebanding dengan kandungan unsur hara dari SatauMg.Kandungan unsur hara mikro sering melampui kebutuhanfisiologisnya. Hal ini juga terjadi pada Mn. Kloridajugadibutuhkan dalam jumlah yang cukup tinggi pada beberapaspesies tanaman yang dibutuhkan pada proses fotosintetis.

        Tanah tersusun dari struktur berupa pasir, tanah liat, dan debu yang terbentuk secara ilmiah dan memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Setiap bagian tersebut terikat oleh bahan organik dan berbagai zat alami lainnya. Sedangkan tekstur tanah merupakan klasifikasi kualitatif mengenai kondisi tanah yang menunjukan komposisi partikel penyusunnya, yaitu antara pasir, debu, dan liat yang umumnya dinyatakan dalam persen (%). Tekstur tanah menunjukan kehalusan tanah yang terjadi karena perbedaan komposisi fraksi penyusunnya. Pasir memiliki ukuran diameter 2 – 0,05 mm, debu memiliki ukuran 0,05 – 0,002 mm dan liat mempunyai ukuran < 0,002 mm. tekstur tanah behubungan erat dengan pegerakan air dan zat terlarut, udara, pegerakan panas, berat volume tanah, luas permukaan spesifik, kemudahan tanah memadat dan lain-lain.

Umumnya, tanah petanian memiliki tekstur diantara ketiga tekstur utama tersebut. Berdasarkan persentase fraksi pasir, debu dan liat, tanah dibagi menjadi 12 kelas tekstur tanah yaitu pasir, pasir lempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir, liat berdebu, dan liat. Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur, permeabilitas, porositas, dan lain-lain. Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Besar kecilnya kemampuan tanah dalam menyerap air berhubungan dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah, porositas tanahnya semakin kecil karena tanah yang padat sulit untuk menyerap air. Tanah yang bak adalah tanah yang porositasnya besar karena akan memudahkan akar tanaman untuk menembus tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut juga mampu menahan air hujan sehingga tumbuhan tidak kekurangan air. Pengelompokan tekstur tanah didasarkan pada segetiga tekstur berikut:

Gambar. Segitiga Tekstur Tanah

Fraksi penyusun tekstur tanah memiliki sifat fisik, kimia, dan sifat biologi yang berbeda-beda. Tekstur tanah dipengaruhi oleh faktor air, waktu, bahan induk, organisme, dan topografinya. Tanah yang didominasi fraksi liat akan memiliki pori-pori yang kecil. Tanah yang didominasi oleh pasir akan memiliki pori-pori yang sedang. Ukuran pori-pori tersebut sangat menentukan kemampuan tanah dalam mengikat air, misalnya tanah dengan komposisi pasir lebih banyak akan lebih susah menahan air.

 Didalam tanah tidak hanya tersusun atas fraksi pasir atau debu atau liat saja, tetapi biasa secara bersama-sama. Untuk keperluan ini masing-masing praksi dinyatakan dalam prosentase (%). Berdasarkan komposisi prosentase tersebut disebut “tekstur Tanah”. Ada 3 (tiga) tekstur utama yaitu pasir (sand), Lempung (loam) dan liat (Clay).

1.             Tekstur Pasir

-          Kandungan pasir lebih besar atau sama 75 %

-          Kemampuan menahan air dan hara rendah

-          Aerasi baik

-          Drainase baik dan cepat

-          Tidak mengempis atau mengembang

2.             Tekstur Liat

-          Kandungan liat lebih besar atau sama 35%

-          Mempunyai sifat mengempis/mengembang

-          Kemampuan menahan air dan hara tinggi

-          Kohesi besar, sulit diolah

3.             Tekstur Lempung

-          Peralihan dari tekstur pasir dan liat

-          Kemampuan menahan air dan hara sedang

-          Pergerakan air dan unsure hara cukupbaik

-          Kohesi sedang, modah diolah

B.            Peran Organisme Tanah

 

Di dalam tanah tedapat interaksi antara komponen abiotik dengan lingkungan biotik. Interaksi ini bertujuan untuk menjaga kualitas suatu ekosistem. Tanah yang subur sangat menjamin produktivitas dan kualitas tumbuhan yang hidup di atasnya. Sebaliknya, tanah yang tandus akan mengancam kehidupan ekosistem. Umumnya, tanah yang subur identik dengan tingginya keanekaragaman organisme tanah di dalamnya. Organisme-organisme tersebut penting dalam menjamin keberlangsungan ekosistem melalui proses dekomposisi tehadap bahan organik.

Tanah mengandung jutaan hingga milyaran organisme yang sangat penting untuk menjaga kesuburannya. Umumnya, organisme-organisme tersebut berada pada lapisan tanah yang paling atas, kurang lebih 10 cm di bawah pemukaan tanah. Aktivitas yang dilakukan oleh organisme-organisme tersebut juga menjamin berlangsungnya berbagai macam siklus di dalam tanah, misalnya siklus C dan N. Aktivitas organisme tanah juga menjamin ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Berbagai jenis bakteri tanah juga sangat penting untuk mengurangi polutan yang ada di tanah. Dapat disimpulkan bahwa kelimpahan dan keanekaragaman organisme tanah dapat menjadi bioindikator kesuburan tanah. Bebeapa organisme tanah dapat kalian pehatikan pada gambar berikut ini:

Gambar. Berbagai macam organisme tanah 

Hasil dari proses dekomposisi organisme berupa unsur-unsur yang dipelukan baik unsur hara makro maupaun mikro. Unsur hara makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Contoh unsur hara makro adalah: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Sulfut (S). Kebalikan dari unsur hara makro, unsur hara mikro adalah : Boron (B), Besi (Fe), Mangan (Mn), molibdenum (Mo), Seng (Zn), Silikon (Si), dan Tembaga (Cu). Unsur C, H, dan O diperoleh tanaman dari air dan karbon dioksida di udara, sedangkan unsur-unsur hara makro dan mikro lainya diperoleh dari hasil pelapukan (dekomposisi) batuan mineral yang ada di tanah.

Berbagai species tumbuhan dan organisme tanah memainkan peranan yang sangat penting dalam menjaga kesuburan tanah. Keberadaan tumbuh-tumbuhan ini membantu tebentuknya agregasi tanah. Agregat tanah merupakan kesatuan partikel sekitarnya. Tanah yang teragregasi dengan baik biasanya dicirikan oleh tingkat infiltrasi (kemampuan masuknya air ke dalam tanah), permeabilitas, dan ketersediaan air yang tinggi. Sifat lain adalah tanah tersebut mudah diolah, aerasi baik, menyediakan media respirasi akar dan aktifitas mikrobia tanah yang baik. Gambaran tentang agregasi tanah dapat kalian perhatikan dalam gambar berikut.    

Gambar. Agregasi Tanah

 

C.           Proses Pembentukan Tanah

 

Tanah terbentuk melalui peristiwa pelapukan atau penghancuran yang disebabkan karena faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tesebut menghasilkan sifat tanah seingga dapat menjalankan fungsi tertentu. Proses pembentukan tanah berlangsung dalam tahapan: mengubah bahan mentah menjadi bahan induk tanah, mengubah bahan induk tanah menjadi bahan penyusun tanah, serta menata bahan penyusun tanah menjadi tanah seperti yang kita kenal. Proses pelapukan ini berlangsung dalam jangka waktu lama hingga ribuan tahun dan membentuk lapisan-lapisan tanah. Lapisan tanah dapat dikelompokan berdasarkan penampakan fisik, warna, dan tekstur tanah. Secara umum tanah memiliki 4 lapisan yaitu lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan induk.


Gambar. Lapisan Tanah

 

Lapisan atas merupakan lapisan yang terletak hingga kedalaman 30 cm, sering disebut dengan top soil. Lapisan ini merupkan lapisan ini merupakan lapisan yang paling subur, karena banyak mengandung bahan organik. Oleh karena itu lapisan ini merupakan bagian yang sangat baik untuk kehidupan baik untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan.

Lapisan tengah terletak tepat di bagian bawah top soil dengan ketebalan antara 50 cm hingga 1 meter. Lapisan ini terbentuk dari campuran pelapukan yang terletak di lapisan bawah dengan material top soil yang terbawa air kemudian mengendap. Ciri yang dimiliki oleh lapisan tanah ini adalah berwarna lebih cerah dibandingkan lapisan di atasnya dan bersifat lebih padat. Lapisan ini sering disebut dengan tanah liat.

Lapisan bawah merupakan lapisan yang mengandung batuan yang mula melapuk dan sudah tercampur dengan tanah endapan pada lapisan diatasnya atau tanah liat.

Gambar. Horizon Tanah 

Lapisan induk tanah berada pada lapisan paling bawah, terdiri dari materi anorganik dari pecahan batuan yang berasal dari lapisan yang ada di bawahnya dan tidak mengandung humus.

Di samping lapisan tanah yang berbentuk karena proses pengendapan akibat adanya tenaga geomorfik, kita juga mengenal horizon tanah yang tebentuk karena perkembangan tanah. Horizon tanah ditandai dengan simbol O-A-E-B-C-R. Simbol tersebut merupakan penamaan dan sistem horizon dan pelapisnya.mPada masing-masing horizon memiliki warna tanahnya sendiri. Dari warna tanah ini terlihat jelas bagaimana tingkat kesuburannya. Bahkan, umur tanah dapat pula diketahui melalui horizon ini.

v   Horizon O

Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang mengandung bahan organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison ini sangat bisa ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon organik ini  merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen dari keseluruhan penampang tanah.

Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sisa tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting pohon sedangkan untuk horizon O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian tanaman yang sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.

v   Horizon A

Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan tanah. Untuk horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh struktur batuan asli pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik yang telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.

Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang gelap bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih halus akan mudah larut dan terbawa ke lapisan bawah.

v   Horizon E

Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah tidak memiliki kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini kerap kali melekat pada jenis Horizon A dengan tujuan menggantikan lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon di bawahnya, yaitu dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon B.

v   Horizon B

Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti jenis tanah alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam bentuk gabungan maupun tunggal.

v   Horizon C

Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan oleh sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B. Letaknya berada pada lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.

v   Horizon D atau R

Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari batuan yang sangat padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-batuannya. Batuan yang ada pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu gamping, dll. 

D.           Usaha Menjaga Kelestarian Tanah

 

Menjaga ketersediaan hara nutrisi agar tetap terjamin di dalam tanah merupakan upaya yang perlu dilakukan dalam pelestarian tanah. Agar tanah tidak kehilangan nutrisinya, berbaga usaha dapat dilakukan oleh manusia antara lain dengan pengolahan tanah menggunakan tanaman penutup tanah, pengolahan lahan miring untuk mengurangi erosi, mengurangi penggunaan pupuk kimia buatan, pengolahan tanah yang tepat untuk pertanian monokultur, serta usaha mendaur ulang sampah yang tidak terurai agar tidak menjadi beban bagi tanah. Di samping itu, kampanye pentingnya menjaga kelestarian tanah menjadi bagian dari edukasi pada masyarakat bahwa kelestarian tanah merupakan tanggung jawab bersama.

Tahukah kalian, usaha menjaga kualitas tanah antara lain dapat dilakukan dengan memberikan pembanah tanah? Pernahkah kalian melihat petani menaburkan kapur di lahan pertaniannya? Apa yang dilakukan oleh petani ini dapat kita sebut sebagai upaya pemberian pembenah tanah. Kapur juga merupakan pembenah tanah yang telah dikenal petani. Coba kalian cari tahu, apa tujuan petani menaburkan kapur di area persawahannya?

Pembenah tanah diterapkan dalam pertanian dengan tujuan untuk mempercepat pemulihan kualitas tanah dengan cara memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan/ atau biologi tanah sehingga produktivitas tanah dapat terjaga dengan baik. Pembenah tanah adalah bahan-bahan organik sintetis atau alami yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia atau biologi tanah. Pembenah tanah ini ada yang berbentuk padat dan ada pula yang cair dengan adanya pembenah tanah, tanaman lebih mudah dalam menyerap hara dan air dari dalam tanah.

Terdapat 3 (tiga jenis pembenah tanah yang dikenal saat ini, yaitu soil conditioner, soil ameliorant, soil decomposers. Soil conditioner digunakan untuk perbaikan sifat fisik tanah, soil ameliorant untuk perbaikan sifat dan reaksi kimia tanah. Sementara soil decomposers untuk perbaikan sifat biologi tanah. Cobalah kalian mencari informasi tentang jenis-jenis pembenah tanah tersebut. Pembenah tanah ada yang bersifat alami maupun buatan (sintesis). Berdasarkan senyawa atau unsur pembentuk utamanya. Pembenah tanah bisa dibedakan sebagai pembenah tanah organik dan mineral.

Penggunaan pembenah tanah yang bersumber dari bahan organik sebaiknya menjadi prioritas utama. Pembenah ini efektif dalam memperbaiki kualitas tanah dan produktivitas lahan. Selain itu juga bersifat ramah lingkungan, relatif murah, sera bisa mendukung ketersediaan karbon dalam tanah. Namun, cara ini memiliki kelemahan yaitu dibutuhkan dalam dosis tinggi. Penggunaan pembenah tanah sintetik perlu diuji terlebih dahulu dampak negatifnya terhadap lingkungan, selain pertimbangan harga yang umunya relatif mahal, meski dosis yang digunakan relatif rendah.

Kualitas tanah juga dapat menurun karena adanya bahan-bahan polutan di dalam tanah. Salah satu bahan pencemar yang sangat berbahaya adalah logam berat yang banyak digunakan dalam proses industri. Logam berat merupakan unsur yang tidak dapat diuraiakan oleh mikroorganisme di dalam tanah sehingga sangat berbahaya apabila masuk ke dalam jaringan tubuh. Perkembangan penelitian menemukan upaya-upaya mengatasi pencemaran logam berat melalui pendekatan secara biologi yang disebut bioremediasi.

Bioremidiasi adalah upaya perbaikan lingkungan tercemar sehingga tidak memberikan efek toksik dengan menggunakan agen-agen biologi seperti bakteri, jamur, atau tumbuhan. Selain itu mampu mengurangi konsentrasi pencemar di dalam tanah, metode ini juga dikenal ramah lingkungan karena dapat mengembalikan fungsi tanah sebaga media tumbuh tumbuhan dengan cara alami. Secara ekonomi, metode ini juga mulai banyak diterapkan karena mudah dalam aplikasinya dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Bioremediasi dapat dilakukan dengan melibatkan peran mikroorganisme, seperti bakteri dalam bentuk rizobakteri maupun tumbuhan. Bioremediasi dengan memanfaatkan tumbuhan lebih dikenal dengan istilah fitoremediasi. Syarat tumbuhan sebagai penyerap logam berat adalah merupakan tumbuhan yang menghasilkan biomassa tinggi sehingga dapat mengakumulasi logam berat lebih banyak.

Teknik fitoremediasi terbagi menjadi fitoekstraksi, fitotransformasi, fitostabilisasi, fitodegradasi, dan fitovolatilisasi. Fitovolatilisasi merupakan proses penyerapan zat kontaminan oleh tumbuhan seingga terakumulasi di sekitar perakaran tumbuhan untuk untuk selanjutnya ditranslokasikan di akar, batang, daun tumbuhan. Fitosrabilisasi adalah proses yang mengandalkan kemampuan akar tumbuhan untuk menghasilkan eksudat akar yang dapat menstabilkan, mendomibilasasi, dan mengikat logam di dalam tanah sehingga mengurangi konsentrasinya. Fitodegradasi adalah proses penyerapan polutan oleh tumbuhan dan polutan tersebut mengalami metabolisme di dalam tubuh tumbuhan sehingga tidak lagi bersifat toksis untuk tumbuhan. Fitodegredasi dikenal juga dengan fitotransformasi. Fitovolotilisasi adalah proses transpirasi zat kontaminan yang dlakukan oleh tumbuhan dalam bentuk larutan yang sudah terurai menjadi zat yang tidak berbahaya dan selanjutnya akan dilepaskan ke atmosfer.

Gambar. Berbagai macam fitoremediasi 

Keuntungan fitoremediasi adalah prosesnya dapat dilakukan secara insitu dan eksitu, mudah diterapkan dan tidak memerlukan biaya yang tinggi, teknologi yang ramah lingkungan dan bersifat estetik bagi lingkungan. Serta dapat mereduksi kontaminan dalam jumlah yang besar. Tentu saja, tmbuh-tumbuhan yang digunakan dalam teknik fitoremediasi ini bukanlah tumbuhan pangan yang akan dikonsumsi oleh manusia atau ternak.

Menurut data BPS dalam buku Kabupaten Purbalingga dalam Angkat 2017. Lebih dari 50% luas wilayah kabupaten Purbalinnga banyak digunakan untuk aktivitas persawahan, kebun, tegalan, maupun perkebunan. Aktivitas-aktivitas tersebut tentu akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur maupun kualitas tanah. Belum lagi dengan ancaman penurunan kualitas tanah di sentra-sentra knalpot yang terdapat di beberapa tempat di Purbalingga. Kita tahu, dalam proses pembuatan knalpot digunakan logam berat krom yang sangat berbahaya bagi lingkungan apabila limbahnya tidak dikelola dengan baik.

Dapatkah kalian membayangkan, dengan bertambahnya populasi penduduk, kebutuhan akan lahan untuk aktivitas-aktivitas tersebut juga akan meningkat? Bagaimana dengan kualitas tanahnya? Apakah akan terjaga dengan baik? Kalian paham bahwa tanah yang menurun kualitasnya akan menyebabkan manurun pula daya dukung atau produktivitasnya dalam menunjang kehidupan.

Guna menjaga kualitas tanah, sejauh ini, para petani pasti sudah melakukan berbagai macam usaha. Setiap aktivitas yang dilakukan tentu saja membawa keuntungan dan kerugian terhadap kualitas tanah. Di sisi lan, pertambahan populasi penduduk yang sangat tinggi menyebababkan kebutuhan lahan semakin meningkat. Hal tersebut seringkali memicu pelemahan usaha pelestarian tanah. Oleh karena itu, pentingya menjaga kualitas tanah perlu dilakukan masyarakat agar keberlangsungan kehidupan dapat terjamin dengan baik .

Pernahkah kalian mendengar istilah resiliensi tanah? Reseliensi tanah merupakan kemampuan sistem tanah untuk kembali kepada keadaan aslinya. Resiliensi juga bermakna kemampuan atau ketahanan tanah terhadap perubahan yang dialaminya sehingga dapat mengembalikan fungsi dan struktur tanah terhadap perubahan. Perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor alami atau karena aktivitas antropogenik. Perubahan terhadap fungsi dan struktur tanah berpengaruh terhadap kualitas ekosistem.

2 komentar:

  1. Terimakasih Pak Ilmunya, Lanjutkan dengan materi-materi yang lainnya

    BalasHapus
  2. Iya sama-sama siap dengan materi lainya, semoga terus membantu

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Postingan Populer

Arsip Blog