Jumat, 20 Oktober 2023

 SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

Gambar 1. Mengukur tekanan darah dengan Tensimeter

Apakah kalian tahu istilah hipertenesi dala dunia kedokteran? Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara terus-menersu. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak, serta meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan penyakit arteri koroner.

Faktor-faktor risiko untuk hipertensi termasuk gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, diet tinggi garam, dan obesitas. Selain itu, faktor keturunan dan usia juga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena hipertensi.

Nah, pada bab ini kalian akan mempelajari tentang peredaran darah salah satunya adalah tentan hipertensi tersebut.

 

A.           Darah

Ayo Kita Amati!

KOMPONEN DARAH

Gambar 2. Komponen Darah

Perhatikan gambar 2. Komponen darah di atas!

Apabila diperhatikan perbandingan antara plasma darah, dan sel darah memiliki jumlah yang berbeda. Coba kilan diskusi dengan rekanmu, jelaskan fungsi-fungsi komponen darah tersebut!

Tubuh manusia memiliki minimal lima liter darah yang terus mengalir tanpa henti melalui jaringan pembuluh darah. Jumlah total pembuluh darah pada orang dewasa rata-rata sebanding dengan dua kali keliling bumi. Bagaimana tuhuh bisa mengatur sistem yang begitu luas dan rumit ini? Semua pengaturan tersebut terkait dengan fungsi darah dan mekanisme pengangkutannya di dalam tubuh manusia, yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran ini.

Pernahkah kalian mencoba menahan napas selama beberapa detik? Apa yang kalian rasakan setelah melakukannya? Kalian mungkin merasa dada sangat terasa sesak, bukan? Pernapasan juga mungkin menjadi terengah-engah karena tubuh kita tidak dapat mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Ini menunjukan betapa luar biasanya tubuh kita dalam mengatur kebutuhan tersebut. Bahkan kekurangan oksigen sedikit saja, tubuh segara memberikan respons untuk memulihkan pasokan oksigen dengan cepat. Keberadaan oksigen dalam tubuh sangatlah penting, dan hal ini diatur oleh sistem peredaran darah. Pengaturan kadar oksigen dalam tubuh oleh sistem peredaran darah ini tidak terlepas dari peran pertukaran gas yang terjadi di dalamnya. Oleh karna itu, dapat dikatakan bahwa sistem peredaran darah dalam pengaturan tubuh berfungsi untuk menyebarkan oksigen yang telah mengalami pertukanran gas ke seluruh tubuh. Dalam sistem perearan darah ini terdadapat darah sebgai salah satu komponennya.

Darah adalah jenis jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel-sel darah, keping darah, dan matriks berbentuk cairan yang disebut plasma. Beberapa karakteristik darah meliputi:

1.             Darah memiliki berat dan kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan air. Selain itu, darah memiliki aroma khas dan memiliki pH antara 7,35 hingga 7,45.

2.             Warna darah bervariasi karena adanya pigmen khusus yang disebut haemoglobin (Hb). Warna darah dapat beragam, mulai dari merah terang hingga merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.

3.             Volume darah yang mengalir dalam tubuh sekitar 8% dari berat badan. Sebagai contoh, orang dewasa yang sehat memiliki sekitar 5 liter darah. Umumnya, volume darah pada laki-laki cenderung lebih banyak daripada wanita. Perbedaan ini bergantung pada ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan lemak (adiposa) dalam tubuh.

Darah adalah suatu jaringan yang terdiri dari berbagai jensi sel dan cairan, dan memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh manusia.

Beberapa fungsi utama darah antara lain:

1.             Darah berperan dalam mengangkut gas pernapasan seperti oksigen dan karbon dioksida, serta nutrisi dan hormon ke seluruh tubuh.

2.             Darah membawa sisa metabolisme dari sel-sel tubuh untuk dikeluarkan, seperti karbon dioksida yang dikeluarkan melalui paru-paru dan urea yang dikeluarkan melalui ginjal.

3.             Darah berperan dalam menjaga keseimbangan pH dan kompisisi ion dalam cairan antara sel atau cairan jaringan.

4.             Darah berfungsi sebagai sistem pertahnan tubuh terhadap serangan mikroorganisme seperti virus, bakteri, dan jamur. Darah melawan senyawa beracun dan patogen yang ada dalam tubuh.

5.             Darah membantu menjaga suhu tubuh yang optimal dengan mengatur aliran panas di seluruh tubuh.

6.             Darah mengandung zat-zat yang berperan dalam proses pembekuan darah, sehingga membantu mencegah kehilangan cairan akibat luka.

7.             Darah berperan dalam menjaga keseimbangan antara darah dan cairan antara sel-sel tubuh.

 

B.            Komposisi Darah

Darah terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu plasma darah, sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma darah merupakan bagian cair dari darah, sedangkan sel-sel darah dan keping darah merupakan komponen padat. Secara proporsional, plasma darah menyumbang sekitar 55% dari volume total darah, sedangkan sel-sel darah dan keping darah menyumbang sekitar 45%.

Sel darah dan keping darah memiliki berat yang lebih tinggi dibandingakan dengan plasma darah, sehingga komponen ini dapat dipisahkan menggunakan teknik sentrifugasi. Sentrifugasi adalah metodde yang digunakan untuk mempercepat proses pengendapan partikel-partikel dalam campuran berdasarkan perbedaan baratnya.

Gambar 3. Proses Pemisahan komponen Darah melalui Sentrifugasi

 

1.        Plasma Darah

Plasma darah adalah cairan transparan berwarna kekuningan yang terdiri dari berbagai komponen. Sebagian besar plasma darah, sekitar 92% terdiri dari air. Selain itu, terdapat sekitar 7% protein plasam dan 1% berupa campuran bahan organik kompleks, bahan anorganik, dan gas darah.

Proten plasam merupakan komponen penting dalam plasma darah, terutama teridiri dari tiga jenis utama: albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin berperan dalam mengatur tekanan osmosis darah, Globulin berperan membentuk antibody dan fibrinogen berperan dalam proses pembekuan darah. Cairan serum tidak mengandung fibronogen. Selain protein, plasma darah juga mengandung serum lipoprotein, yang merupakan senyawa biokimia yang mengandung protein dan lemak. Serum lipoprotein dapat berbentuk enzim, antigen, dan toksin.

 

2.        Eritrosit (Sel Darah Merah)

Sel darah merah memiliki bentuk bulat dengan cekungan di tengahnya yang menyerupai cakaram. Diameter sel darah merah berkisar antara 6,2 hingga 8,2 µm, dan sel tersebut terbungkus oleh membran sel yang memiliki tingkat permeabilitas yang tinggi. Membran sel darah merah juga memiliki sifat elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan sel tersebut untuk melintasi kapiler, yaitu pembuluh darah terkecil. Setiap sel darah merah mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang mampu mengikat oksigen.

Fungsi utama sel darah merah (eritroist) adalah mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Hemoglobin akan berikatan dengan oksigen dan membentuk oksihemoglobin (HbO2). Selain itu, eritrosit juga berperan dalam membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Hemoglobin akan berikatan dengan karbon dioksida pada bagian asam amino globin, sehingga terbentuk karbominohemoglobin (HbCO2). Hanya sekitar 20% dari karbon dioksida dalam darah yang terikat pada karbaminohemoglobin, sedangkan sisanya sebanyak 80% berbentuk ion bikorbonat. Pembentukan ion bikarbonat dipengaruhi oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di dalam sel darah merah.

 

3.        Leukosit (Sel Darah Putih)

Sel darah putih, yang juga dikenal sebagai leukosit, merupakan sel dengan inti namun tidak memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna. Jumlah sel darah putih dalam setiap milimeter kubik darah berkisar antara 6.000 hingga 8.000 sel per mililiter. Tempat pembentukan sel darah putih terjadi di sumsum merah tulang pipih, limpa dan kelenjar getah bening. Masa hidup seluruh sel darah putih berkisar antara enam hingga delapan hari. Leukosit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, termasuk sel limfosit, sel monosit, sel neutrofil, sel eosinofil, dan sel basofil. Sel darah putih dibagi menjadi sel darah putih bergranula (granulosit) dan sel darah putih tidak bergranula (agranulosit), tergantung pada adanya granula (butiran) dalam sel tersebut. Neutrofil, sel eosinofil, dan sel basofil termasuk dalam kelompok sel darah putih bergranula, sedangkan menosit dan limfosit termasuk dalam kelompok sel darah putih tidak bergranula.

Neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang paling banyak, sekitar 60% dari total jumla sel darah putih. Fungsinya adalah menyerang dan membunuh bakteri penyebab penyakit dengan melapisi dan melepaskan zat yang mematikan bakteri. Eosinofilm sekitar 5% dari sel darah putih, berperan dalam melawan bakteri, menghilangkan sel yang rusak, dan mengatur pelepasan zat kimia saat menyerang bekteri. Basofil, sekitar 1% dari sel darah putih, berfungsi mencegah penggumpalan dalam pembuluh darah. Sel darah putih memiliki kemampuan fagositosis, yaitu kemampuan untuk “memakan’ kuman penyakit.

Sel darah putih lainya adalah eosinofil, yang merupakan jenis sel darah putih dengan jumlah sekitar 7% dan meningkat dalam kondisi seperti asma, alergi, dan demam. Eosinofil adalah kelompok granulosit yang bertugas membunuh parasit dalam waktu 8 hingga 12 hari. Sel darah putih selanjutnya adalah sel limfosit dan monosit. Jumlah limfosit sekitar 20-30% dari sel darah putih dan berperan dalam pembentukan antibodi, yaitu protein yang melawan kuman penyakit. Jumlah monosit sekitar 5-10% dari sel darah putih. Limfosit adalah sel darah putih yang penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Limfosit terbentuk dalam sumsung tulang dan limfa, dan memproduksi sekitar 1 kubik atau sekitar 8000 sel darah putih. Limfosit dibagi menjadi 6 jenis, yaitu limfosit B, sel T penolong, sel T sitotoksik, sel T memori, dan sel T supreosr. Sel darah putih berikutnya adalah monosit. Seperti halnya neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan bakteri. Monosit adalah sel darah putih sifatnya paling rakus diantara sel darah putih yang lainnya.

 

4.        Trombosit (Keping Darah)

Trombosit, juga dikenal sebagai keping darah atau platelet, memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti pecahan keramik, tidak berwarna, dan tidak memiliki inti. Jumlah normal trombosit dalam tubuh manusia sekitar 250.000 per milimeter kubik darah. Fungsi trombosit terkait dengan proses pembekuan darah. Darah mengandung protein yang disebut trombin, yang terlarut dalam plasma darah dan dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau benang-benang. Fibrin ini membentuk jaringan anyaman dan bergabung dengan trombosit, menyebabkan pembekuan darah. Ketika kulit terluka, darah keluar dari pembuluh darah bersama dengan trombosit. Trombosit menyentuh permukaan kasar dan pecah. Saat trombosit pecah, meraka melepasan zat yang disebut trombokinase, yang merupakan sejenis enzim.

Trombokinase masuk ke dalam plasma darah dan mengubah ptotrombin menjadi trombin, yang merupakan enzim aktif. Proses perubahan ini dipengaruhi oleh ion kalsium (Ca2+) dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang terlarut dalam darah dan menandung globulin. Ini adalah enzim yang belum aktif yang diproduksi oleh hati, dengan bantuan vitamin K. trombin yang terbentuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Pembentukan benang-benang fibrin ini menyebabkan luka tertutup sehingga darah tidak lagi mengalir keluar. Fibrinogen adalah jenis protein yang larut dalam darah. Mekanisme pembekuan darah dapat dilihat pada gambar skema berikut:

            
                                                   Gambar 4. Skema Pembekuan Darah

C.           Golongan Darah

Apakah kalian sudah tahu golongan darahmu? Setiap manusia memiliki golongan darah tertentu. Golongan darah dikelompokan berdasarkan keberadaan atau tidak keberadaan antigen warisan pada sel darah merah. Perbedaan ini disebabkan oleh variasi karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah tersebut. Dua penggolongan darah yang utama adalah sistem ABO dan sistem Rhesus (faktor Rh) yang ditemukan oleh Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Austria.

Sistem ABO mengelompokan darah menjadi empat golongan berdasarkan keberadaan antigen (Aglutinogen) pada sel darah merah dan antibodi (agglutinin) dalam plasma darah. Terdapat dua jenis antigen, yaitu antigen-A dan antigen-B. Plasma darah juga mengandung dua jenis antibodi, yaitu antibodi anti-A (β) dan anti-B(α). Kehadiran antigen dan antibodi ini akan menentukan kesesuaian darah yang diberikan oleh pendonor kepada penerima.

Tabel berikut ini menyajikan antigen dan antibodi yang terdapat dalam setiap golongan darah.

Tabel 1. Tabel golongan darah

Golongan Darah

Aglutinogen dalam sel darah merah

Agglutunin dalam plasma darah

A

A

β

B

B

α

AB

A dan B

-

O

-

α dan β

Golongan darah Rhesus, yang tidak jauh berhubungan dengan sistem ABO, juga mengelompokan darah seseorang berdasarkan keberadaan antigen khusus dalam darah. Antigen yang digunakan untuk mengelompokan darah berdasarkan Rhesus disebut antigen D. Secara sederhan, jika seseorang memiliki antigen D dalam darahnya, ia diklasifikasikan sebagai Rhesus positif (Rh+). Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki antigen D, ia diklasifikasikan sebgai Rhesus negatif (Rh-).

Transfusi darah adalah proses pemberian darah dari satu individu kepada individu lain yang mengalami kekurangan komponen darah tertentu. Individu yang memberikan darah disebut donor, sementara individu yang menerima darah dari orang lain disebut penerima.

Ketika melakukan transfusi darah, hal yang perlu diperhatikan untuk donor adalah keberadaan aglutinogen atau antigen dalam darahnya, sedangkan untuk penerima (penerima darah atau resepien) perlu diperhatikan keberadaan aglutinin atau antibodi dalam darahnya. Jika terjati penggumpalan (aglutinasi), ini berarti aglutinogen atau antigen yang ada dalam darah donor akan digumpalkan oleh aglutinin atau antibodi yang ada dalam darah penerima.

Terkait dengan kemampuan transfusi darah, golongan darah AB dianggap sebagai penerima universal, yang berarti dapat menerima darah dari golongan darah apa pun. Di sisi lain, golongan darah O dianggap sebagai donor universal, yang berarti mereka dapat memberikan darah kepada individu dengan semua golongan darah, dengan catatan kecocokan Rh juga harus diperhatikan.

 

D.            Organ Peredaran Darah

1.      Jantung

 Jantung manusia terletak di sisi kiri rongga dada, di atas diafragma. Jantung manusia memiliki empat ruang yang terbagi secara sempurna dan terletak di dalam rongga dada, yang dilindungi oleh lapisan perikardium. Perikardium terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan perietalis (bagian luar) dan lapisan viseralis (menempel pada dinding jantung). Antara keduda lapisan ini terdapat rongga perikardial yang berisi cairan perikardial.

Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua atrium (serambi) dan dua ventrikel (bilik). Fungsi utama atrium adalah sebagai tempat keluarnya darah dari luar jantung ke ventrikel. Namun, atrium juga memiliki kemampuan sebagai pompa yang lemah, membantu aliran darah dari atrium ke ventrikel. Ventrikel memberikan tenaga untuk mendorong darah ke paru-paru dan sistem peredaan darah dalam tubuh. Jantung terbentuk terutama oleh tiga jenis otot jantung (miokardium), yaitu otot atrium, otot ventrikel, serta serabut otot khusus yang merangsang dan menghantarkan impuls listrik.

Antara atrium dan ventrikel jantung terdapat katup atrioventrikular (katup bikuspidalis) yang berfungsi mencegah aliran darah dari ventrikel ke atrium selama kontraksi jantung. Katup semilunaris (katup aorta dan pulmonalis) mencegah aliran balik darah dari aorta dan arteri pulmonalis ke ventrikel saat relaksasi jantung.

Untuk menerima dan memompa darah, jantung menggunakan mekanisme kontraksi dan relaksasi yang dilakukan secara teratur oleh masing-msing ruang dalam gerakan ritmis. Saat berkontraksi, jantung memompa darah, dan saat berelaksasi, ruang jantung diisi kembali dengan darah. Jantung mengalami kontraksi dan relaksasi dalam siklus ritmis yang disebut siklus jantung. Satu siklus jantung terjadi ketika satu rangkaian pemompaan dan pengisian jantung dilakukan secara lengkap.

Siklus jantung terdiri dari fase sistol dan fase diastol. Fase sisteol dan diastol adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerja jantung dalam satu siklus jantung. Fase sisteol dan diastol dapat diidentifikasi melalui pengukuran tekanan darah menggunakan alat Sphygmomanometer atau tensimeter. Fase sistol ditandai dengan nilai tekananan darah yang lebih tinggi. Misalnya, jika tekanan darah kita 120/80 mmHg (tekanan darah normal), maka angka 120 menunjukan tekanan sistol dan 80 menunjukan tekanan diastol. Fase sistol terjadi saat jantng berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, nilai tekanan sistol harus lebih tinggi.

 

Gambar 5. Penampang Melintang Anatomi Jantung Manusia

2.      Pembuluh darah

Pembuluh darah adalah rangkaian saluran tertutup yang bercabang dan berfungsi untuk mengankut darah dari jantung ke jaringan tubuh, dan kembali ke jantung. Terdapat tiga jenis pembuluh darah utama, yaitu arteri, kapiler, dan vena.

a.      Arteri

Arteri juga dikenal sebagai pembuluh nadi, berperan dalam mengangkut darah keluar dari jantung. Arteri memiliki dinding yang tebal, kuat, dan elastis. Di luar jantung, arteri dilengkapi dengan katup semilunaris. Sebagian besar arteri berada di dalam tubuh, hanya beberapa yang terletak dekat permukaan sehingga dapat dirasakan denyutnya. Struktur arteri terdiri dari tiga lapisan, yaitu:

1)      Tunika eksterna (adventitia): lapisan terluar yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang memberikan kekuatan pada dinding arteri.

2)      Tunika media yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot polos dan serabut elastis.

3)      Tunika intima yaitu lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel endotelium

Arteri terbesar dalam tubuh adalah aorta dan arteri pulmonalis, dengan diameter sekitar 1-3 cm. Aorta adalah pembuluh darah yang mengankut darah kaya oksigen dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh. Pada perbatasan antara ventrikel kiri dan aorta terdapat katup semilunaris aorta. Aorta bercabang menjadi arteri yang lebih kecil seiring perjalanannya. Cabang-cabang arteri yang semakin kecil disebut arteriola. Arteriola kemudian bercabang menjadi kapiler yang tersebar di seluruh tubuh. Kapiler memperolah nutrisi dari pembuluh darah vasa vasorum.

 

b.      Vena

Vena atau pembuluh balik adalah pembuluh darah yang berperan dalam mengembalikan darah ke atrium jantung. Venanya lebih mudah terlihhat daripada nadi karena letaknya di permukaan tubuh. Seperti halnya nadi, vena juga terdiri dari tiga lapisan, tetapi dindingnya lebih tipis dan tidak elastis. Tekanan dalam vena lebih rdnah dibandingkan dengan arteri, dan di sepanjang vena terdapat katup yang mencegah alirab balik darah ke sel atau jaringan sekitarnya. Sistem vena terdiri dari venula, vena kecil, vena mengengah, dan vena besar. Venula terhubung dengan kapiler.. ada tiga jenis vena besar yang masuk ke jantung:

1)      Vena cava superior

Vena yang menerima darah yang kaya karbon dioksida dari bagian atas tubuh, termasuk leher dan kepala, dan kemduian masuk ke atrium kanan jantung.

2)      Vena cava inferior

Vena yang menerima darah yang kaya karbon dioksida dari bagian bawah tubuh, dan kemudian masuk ke atrium kanan jantung.

3)      Vena pulmonalis

Vena yang membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru, dan kemudian masuk ke atrium kiri jantung.

 

c.       Pembuluh Kapiler

Pembuluh kapiler juga dikenal sebgai pembuluh rambut, merupakan pembuluh darah yang sangat halus dengan diameter sekitar 0,008 mm, serta memiliki dinding yang sangat tipis. Dinding kapiler terdiri dari satu lapisan sel endotelium. Kapiler berfungsi sebagai penghubung antara arteri dan venula. Area kapiler di seluruh tubuh sangat luas. Beberapa bagian tubuh yang tidak memiliki kapiler meliputi rambut, kuku, tulang rawan, dan kornea mata. Fungsi-fungsi kapiler antra lain:

1)      Menghubungkan arteri dengan vena

2)      Mengambil zat-zat dari kelenjer

3)      Menjadi tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan

4)      Menyerap zat makanan dari usus

5)      Menyaring darah di ginjal

 


Gambar 6. Perbandingan struktur Pembuluh Darah Arteri, Arteriola, Kapiler, Venula, dan Vena

 

Tabel perbedaan pembuluh Arrteri dan Pembuluh vena

Pembeda

Pembuluh Nadi (Arteri)

Pembuluh Balik (Vena)

Letak

Jauh dari permukaan kulit

Dekat dengan permukaan kulit

Fungsi

Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

Mengalirkan darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung

Dinding pembuluh

Tebal, kuat, elastis

Tipis dan tidak elastis

Arah aliran darah

Keluar dari jantung

Menuju ke jantung

Kandungan CO2

 -

Kaya CO2 Kecuali vena pulmonalis

Kandungan O2

Kaya O2 Kecuali arteri pulmonalis

-

Denyut

Terasa

Tidak terasa

Ada tidaknya katup

Hanya di satu tempat dekat jantung

Di sepanjang pembuluh

Jika terluka

Darah memancar

Darah menetes

Darah yang keluar

Merah segar

Merah tua

 

 

E.           Peredaran Darah

Sistem peredaran darah pada manusia dikategorikan sebagai sistem sirkulasi tertutup ganda. Terdapat dua sistem utama dalam mekanisme peredaran darah manusia, yaitu sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek) dan sistem peredaran darah sistematik (peredaran darah besar/panjang).

Di dalam rokok terdapat zat-zat yang mampu menginfeksi dan merusak sistem pernapasan kalian. Dalam satu kali hisapan rokok terdapat sekitar 4.000 zat kimia berbahaya, contohnya tar, karbon monoksida, dan nikotin.

1.      Sistem peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek)

Sistem peredaran yang menghubungkan jantung dengan paru-paru, dan kembali ke jantung.

Mekanismenya adalah sebagai berikut: ventrikel jantung berkontraksi →  katup trikuspid menutup → katup seminular arteri paru-paru terbuka → darah yang kaya akan CO2 dari ventrikael kanan diangkut oleh arteri pulmonalis → menuju ke paru-paru akanan dan kiri → di paru-paru darah melepaskan CO2 → darah mengambil O2 di paru-paru → darah yang kaya akan O2 diangkut oleh vena pulmonalis → menuju ke atrium kiri → ventrikel jantung berelaksasi → katup bikuspid terbuka → darah mengalir ke ventrikel kiri.

2.      Sistem peredaran darah sistematik (peredaran darah besar/panjang)

Sistem peredaran darah yang menghubungkan jantung dengan seluruh tubuh, dan kembali ke jantung.

Mekanismenya adalah sebagai berikut: ventrikel jantung berkontraksi → katup bikuspik menutup → katup semilunar aorta terbuka → darah yang kaya akan O2 dari ventrikel kiri memasuki aorta → darah yang kaya akan O2 diangkut oleh arteri, disebar ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru) → darah melepaskan O2 dan mengambil CO2 dari semua jaringan tubuh → darah yang kaya akan CO2 diangkut oleh vena kava → menuju ke atrium kanan → ventrikel jantung berelaksasi → katup trikuspid terbuka → darah mengalir ke ventrikel kanan.

Gambar 7. Peredaran Darah Manusia

F.           Gangguan Sistem Peredaran Darah Manusia

1.      Anemia

Kondisi di mana kapasitas sel darah merah dalam mengikat oksigen menurun karena konsentrasi hemoglobin dalam darah rendah.

2.      Thalaseemia

Kelainan pada stuktur hemoglobin, di mana eritrosit tidak mampu menghasilkan rantai alfa dan beta secara normal. Hal ini mengakibatkan produksi eritrosit yang lambat, eritrosit matang yang rapung, dan memiliki umur pendek. Penderita thalassemia memerlukan transfusi darah secara rutin.

3.      Polisitemia vera

Dikenal sebagai eritremia atau penyakit Vaquez esler, adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah meningkat hingga mencapai 11-14 juta per mm3 darah. Kelaianan ini disebabkan oleh adanya tumor pada organ pembentuk sel darah.

4.      Leukemia

Kondisi dimana jumlah leukosit dalam darah meningkat secara drastis.

5.      Trombus

Proses terbentuknya gumpalan atau bekuan darah yang menempel pada dinding dalam pembuluh darah

6.      Embolus

Kondisi di mana gumpalan atau bekuan darah terbentuk di dalam pembuluh darah dan terbawa oleh lairan darah. Emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah yang lebih kecil seperti arteriol atau kapiler.

7.      Varises

Pelebaran pembuluh darah vena di betis. Jika terjadi pada anua atau dubur, disebut hemeroid atau ambeien atau wasir. Varises dapat menyebabkan pendarahan.

8.      Hemofilia

Kelainan genetik yang diturunkan, ditandai dengan kurangnya produksi faktor-faktor yang diperlikan dalam proses pembekuan darah. Penderita hemofilia umumnya adalah laki-laki, dan darah mereka sulit membeku saat terjadi luka.

9.      Kelainan katup jantung (valvular heart disease)

Terjadi akibat carditis atau peradangan pada jantung. Kelainan ini juga dapat disebabkan oleh kelainan bawaan sejak lahir, di mana jantung tidak mampu mempertahankan aliran darah dalam sirkulasi.

10.  Arteriosklerosis

Pengerasan pembuluh darah nadi akibat penumpukan kalsium.

11.  aterosklerosis

pengerasan pembuluh darah nadi akibat penumpukan lemak


0 comments:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Postingan Populer

Arsip Blog