SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Gambar 1. Mengukur tekanan darah dengan
Tensimeter
Apakah kalian
tahu istilah hipertenesi dala dunia kedokteran? Hipertensi, juga dikenal
sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah dalam
arteri meningkat secara terus-menersu. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada
organ-organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak, serta meningkatkan risiko
stroke, serangan jantung, dan penyakit arteri koroner.
Faktor-faktor
risiko untuk hipertensi termasuk gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya
aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang berlebihan, diet
tinggi garam, dan obesitas. Selain itu, faktor keturunan dan usia juga dapat
mempengaruhi risiko seseorang terkena hipertensi.
Nah, pada bab
ini kalian akan mempelajari tentang peredaran darah salah satunya adalah tentan
hipertensi tersebut.
A.
Darah
Ayo Kita Amati!
KOMPONEN
DARAH
Gambar 2. Komponen Darah
Perhatikan
gambar 2. Komponen darah di atas!
Apabila diperhatikan perbandingan antara plasma darah, dan sel darah
memiliki jumlah yang berbeda. Coba kilan diskusi dengan rekanmu, jelaskan
fungsi-fungsi komponen darah tersebut!
Tubuh manusia memiliki minimal lima liter darah yang terus mengalir tanpa
henti melalui jaringan pembuluh darah. Jumlah total pembuluh darah pada orang
dewasa rata-rata sebanding dengan dua kali keliling bumi. Bagaimana tuhuh bisa
mengatur sistem yang begitu luas dan rumit ini? Semua pengaturan tersebut
terkait dengan fungsi darah dan mekanisme pengangkutannya di dalam tubuh
manusia, yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran ini.
Pernahkah kalian mencoba menahan napas selama beberapa detik? Apa yang
kalian rasakan setelah melakukannya? Kalian mungkin merasa dada sangat terasa
sesak, bukan? Pernapasan juga mungkin menjadi terengah-engah karena tubuh kita
tidak dapat mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Ini menunjukan betapa luar
biasanya tubuh kita dalam mengatur kebutuhan tersebut. Bahkan kekurangan
oksigen sedikit saja, tubuh segara memberikan respons untuk memulihkan pasokan
oksigen dengan cepat. Keberadaan oksigen dalam tubuh sangatlah penting, dan hal
ini diatur oleh sistem peredaran darah. Pengaturan kadar oksigen dalam tubuh
oleh sistem peredaran darah ini tidak terlepas dari peran pertukaran gas yang
terjadi di dalamnya. Oleh karna itu, dapat dikatakan bahwa sistem peredaran
darah dalam pengaturan tubuh berfungsi untuk menyebarkan oksigen yang telah
mengalami pertukanran gas ke seluruh tubuh. Dalam sistem perearan darah ini
terdadapat darah sebgai salah satu komponennya.
Darah adalah jenis jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel-sel darah,
keping darah, dan matriks berbentuk cairan yang disebut plasma. Beberapa
karakteristik darah meliputi:
1.
Darah
memiliki berat dan kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan air. Selain itu,
darah memiliki aroma khas dan memiliki pH antara 7,35 hingga 7,45.
2.
Warna
darah bervariasi karena adanya pigmen khusus yang disebut haemoglobin (Hb).
Warna darah dapat beragam, mulai dari merah terang hingga merah tua kebiruan,
tergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh sel darah merah.
3.
Volume
darah yang mengalir dalam tubuh sekitar 8% dari berat badan. Sebagai contoh,
orang dewasa yang sehat memiliki sekitar 5 liter darah. Umumnya, volume darah
pada laki-laki cenderung lebih banyak daripada wanita. Perbedaan ini bergantung
pada ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan lemak
(adiposa) dalam tubuh.
Darah adalah suatu jaringan yang terdiri dari berbagai jensi sel dan
cairan, dan memiliki peran penting dalam berbagai fungsi tubuh manusia.
Beberapa fungsi utama darah antara lain:
1.
Darah
berperan dalam mengangkut gas pernapasan seperti oksigen dan karbon dioksida,
serta nutrisi dan hormon ke seluruh tubuh.
2.
Darah
membawa sisa metabolisme dari sel-sel tubuh untuk dikeluarkan, seperti karbon
dioksida yang dikeluarkan melalui paru-paru dan urea yang dikeluarkan melalui
ginjal.
3.
Darah
berperan dalam menjaga keseimbangan pH dan kompisisi ion dalam cairan antara
sel atau cairan jaringan.
4.
Darah
berfungsi sebagai sistem pertahnan tubuh terhadap serangan mikroorganisme
seperti virus, bakteri, dan jamur. Darah melawan senyawa beracun dan patogen
yang ada dalam tubuh.
5.
Darah
membantu menjaga suhu tubuh yang optimal dengan mengatur aliran panas di
seluruh tubuh.
6.
Darah
mengandung zat-zat yang berperan dalam proses pembekuan darah, sehingga
membantu mencegah kehilangan cairan akibat luka.
7.
Darah
berperan dalam menjaga keseimbangan antara darah dan cairan antara sel-sel
tubuh.
B.
Komposisi Darah
Darah terdiri
dari beberapa komponen utama, yaitu plasma darah, sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma darah
merupakan bagian cair dari darah, sedangkan sel-sel darah dan keping darah
merupakan komponen padat. Secara proporsional, plasma darah menyumbang sekitar
55% dari volume total darah, sedangkan sel-sel darah dan keping darah
menyumbang sekitar 45%.
Sel darah dan
keping darah memiliki berat yang lebih tinggi dibandingakan dengan plasma
darah, sehingga komponen ini dapat dipisahkan menggunakan teknik sentrifugasi.
Sentrifugasi adalah metodde yang digunakan untuk mempercepat proses pengendapan
partikel-partikel dalam campuran berdasarkan perbedaan baratnya.
Gambar 3. Proses Pemisahan komponen Darah melalui Sentrifugasi
1.
Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan transparan berwarna
kekuningan yang terdiri dari berbagai komponen. Sebagian besar plasma darah,
sekitar 92% terdiri dari air. Selain itu, terdapat sekitar 7% protein plasam dan
1% berupa campuran bahan organik kompleks, bahan anorganik, dan gas darah.
Proten plasam merupakan komponen penting dalam plasma
darah, terutama teridiri dari tiga jenis utama: albumin, globulin, dan
fibrinogen. Albumin berperan dalam mengatur tekanan osmosis darah, Globulin
berperan membentuk antibody dan fibrinogen berperan dalam proses
pembekuan darah. Cairan serum tidak mengandung fibronogen. Selain protein,
plasma darah juga mengandung serum lipoprotein, yang merupakan senyawa biokimia
yang mengandung protein dan lemak. Serum lipoprotein dapat berbentuk enzim,
antigen, dan toksin.
2.
Eritrosit (Sel Darah Merah)
Sel darah merah memiliki bentuk bulat dengan cekungan di tengahnya yang
menyerupai cakaram. Diameter sel darah merah berkisar antara 6,2 hingga 8,2 µm,
dan sel tersebut terbungkus oleh membran sel yang memiliki tingkat
permeabilitas yang tinggi. Membran sel darah merah juga memiliki sifat elastis
dan fleksibel, sehingga memungkinkan sel tersebut untuk melintasi kapiler,
yaitu pembuluh darah terkecil. Setiap sel darah merah mengandung sekitar 300
juta molekul hemoglobin yang mampu mengikat oksigen.
Fungsi utama sel darah merah (eritroist) adalah mengedarkan oksigen ke
seluruh jaringan melalui pengikatan oksigen oleh hemoglobin. Hemoglobin akan
berikatan dengan oksigen dan membentuk oksihemoglobin (HbO2). Selain
itu, eritrosit juga berperan dalam membawa karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru.
Hemoglobin akan berikatan dengan karbon dioksida pada bagian asam amino globin,
sehingga terbentuk karbominohemoglobin (HbCO2). Hanya sekitar 20%
dari karbon dioksida dalam darah yang terikat pada karbaminohemoglobin,
sedangkan sisanya sebanyak 80% berbentuk ion bikorbonat. Pembentukan ion bikarbonat
dipengaruhi oleh enzim karbonat anhidrase yang terdapat di dalam sel darah
merah.
3.
Leukosit (Sel Darah Putih)
Sel darah putih,
yang juga dikenal sebagai leukosit, merupakan sel dengan inti namun tidak
memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna. Jumlah sel darah putih dalam
setiap milimeter kubik darah berkisar antara 6.000 hingga 8.000 sel per
mililiter. Tempat pembentukan sel darah putih terjadi di sumsum merah tulang
pipih, limpa dan kelenjar getah bening. Masa hidup seluruh sel darah putih
berkisar antara enam hingga delapan hari. Leukosit dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, termasuk sel limfosit, sel monosit, sel neutrofil, sel
eosinofil, dan sel basofil. Sel darah putih dibagi menjadi sel darah putih
bergranula (granulosit) dan sel darah putih tidak bergranula (agranulosit),
tergantung pada adanya granula (butiran) dalam sel tersebut. Neutrofil, sel
eosinofil, dan sel basofil termasuk dalam kelompok sel darah putih bergranula,
sedangkan menosit dan limfosit termasuk dalam kelompok sel darah putih tidak
bergranula.
Neutrofil merupakan
jenis sel darah putih yang paling banyak, sekitar 60% dari total jumla sel
darah putih. Fungsinya adalah menyerang dan membunuh bakteri penyebab penyakit
dengan melapisi dan melepaskan zat yang mematikan bakteri. Eosinofilm sekitar
5% dari sel darah putih, berperan dalam melawan bakteri, menghilangkan sel yang
rusak, dan mengatur pelepasan zat kimia saat menyerang bekteri. Basofil,
sekitar 1% dari sel darah putih, berfungsi mencegah penggumpalan dalam pembuluh
darah. Sel darah putih memiliki kemampuan fagositosis, yaitu kemampuan untuk “memakan’
kuman penyakit.
Sel darah putih
lainya adalah eosinofil, yang merupakan jenis sel darah putih dengan jumlah
sekitar 7% dan meningkat dalam kondisi seperti asma, alergi, dan demam. Eosinofil
adalah kelompok granulosit yang bertugas membunuh parasit dalam waktu 8 hingga
12 hari. Sel darah putih selanjutnya adalah sel limfosit dan monosit. Jumlah limfosit
sekitar 20-30% dari sel darah putih dan berperan dalam pembentukan antibodi,
yaitu protein yang melawan kuman penyakit. Jumlah monosit sekitar 5-10% dari sel
darah putih. Limfosit adalah sel darah putih yang penting dalam menjaga sistem
kekebalan tubuh. Limfosit terbentuk dalam sumsung tulang dan limfa, dan
memproduksi sekitar 1 kubik atau sekitar 8000 sel darah putih. Limfosit dibagi
menjadi 6 jenis, yaitu limfosit B, sel T penolong, sel T sitotoksik, sel T
memori, dan sel T supreosr. Sel darah putih berikutnya adalah monosit. Seperti halnya
neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan bakteri. Monosit adalah
sel darah putih sifatnya paling rakus diantara sel darah putih yang lainnya.
4.
Trombosit (Keping Darah)
Trombosit, juga dikenal sebagai keping darah atau
platelet, memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti pecahan keramik, tidak
berwarna, dan tidak memiliki inti. Jumlah normal trombosit dalam tubuh manusia
sekitar 250.000 per milimeter kubik darah. Fungsi trombosit terkait dengan
proses pembekuan darah. Darah mengandung protein yang disebut trombin, yang
terlarut dalam plasma darah dan dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin atau
benang-benang. Fibrin ini membentuk jaringan anyaman dan bergabung dengan
trombosit, menyebabkan pembekuan darah. Ketika kulit terluka, darah keluar dari
pembuluh darah bersama dengan trombosit. Trombosit menyentuh permukaan kasar
dan pecah. Saat trombosit pecah, meraka melepasan zat yang disebut
trombokinase, yang merupakan sejenis enzim.
Trombokinase masuk ke dalam plasma darah dan mengubah
ptotrombin menjadi trombin, yang merupakan enzim aktif. Proses perubahan ini dipengaruhi
oleh ion kalsium (Ca2+) dalam plasma darah. Protrombin adalah
senyawa protein yang terlarut dalam darah dan menandung globulin. Ini adalah
enzim yang belum aktif yang diproduksi oleh hati, dengan bantuan vitamin K.
trombin yang terbentuk mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Pembentukan
benang-benang fibrin ini menyebabkan luka tertutup sehingga darah tidak lagi
mengalir keluar. Fibrinogen adalah jenis protein yang larut dalam darah. Mekanisme
pembekuan darah dapat dilihat pada gambar skema berikut:
C.
Golongan Darah
Apakah kalian sudah tahu golongan darahmu? Setiap manusia
memiliki golongan darah tertentu. Golongan darah dikelompokan berdasarkan keberadaan
atau tidak keberadaan antigen warisan pada sel darah merah. Perbedaan ini disebabkan
oleh variasi karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah tersebut. Dua
penggolongan darah yang utama adalah sistem ABO dan sistem Rhesus (faktor Rh)
yang ditemukan oleh Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Austria.
Sistem ABO mengelompokan darah menjadi empat golongan
berdasarkan keberadaan antigen (Aglutinogen) pada sel darah merah dan antibodi
(agglutinin) dalam plasma darah. Terdapat dua jenis antigen, yaitu antigen-A
dan antigen-B. Plasma darah juga mengandung dua jenis antibodi, yaitu antibodi
anti-A (β) dan anti-B(α). Kehadiran antigen dan antibodi ini akan menentukan
kesesuaian darah yang diberikan oleh pendonor kepada penerima.
Tabel berikut ini menyajikan antigen dan antibodi yang
terdapat dalam setiap golongan darah.
Tabel 1. Tabel golongan darah
Golongan
Darah |
Aglutinogen
dalam sel darah merah |
Agglutunin dalam plasma darah |
A |
A |
β |
B |
B |
α |
AB |
A dan B |
- |
O |
- |
α dan β |
Golongan darah Rhesus, yang tidak jauh berhubungan dengan
sistem ABO, juga mengelompokan darah seseorang berdasarkan keberadaan antigen
khusus dalam darah. Antigen yang digunakan untuk mengelompokan darah
berdasarkan Rhesus disebut antigen D. Secara sederhan, jika seseorang memiliki
antigen D dalam darahnya, ia diklasifikasikan sebagai Rhesus positif (Rh+). Sebaliknya,
jika seseorang tidak memiliki antigen D, ia diklasifikasikan sebgai Rhesus negatif
(Rh-).
Transfusi darah adalah proses pemberian darah dari satu
individu kepada individu lain yang mengalami kekurangan komponen darah tertentu.
Individu yang memberikan darah disebut donor, sementara individu yang menerima
darah dari orang lain disebut penerima.
Ketika melakukan transfusi darah, hal yang perlu
diperhatikan untuk donor adalah keberadaan aglutinogen atau antigen dalam
darahnya, sedangkan untuk penerima (penerima darah atau resepien) perlu diperhatikan
keberadaan aglutinin atau antibodi dalam darahnya. Jika terjati penggumpalan (aglutinasi),
ini berarti aglutinogen atau antigen yang ada dalam darah donor akan
digumpalkan oleh aglutinin atau antibodi yang ada dalam darah penerima.
Terkait dengan kemampuan transfusi darah, golongan
darah AB dianggap sebagai penerima universal, yang berarti dapat menerima darah
dari golongan darah apa pun. Di sisi lain, golongan darah O dianggap sebagai donor
universal, yang berarti mereka dapat memberikan darah kepada individu dengan
semua golongan darah, dengan catatan kecocokan Rh juga harus diperhatikan.
D.
Organ Peredaran Darah
1.
Jantung
Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu dua atrium
(serambi) dan dua ventrikel (bilik). Fungsi utama atrium adalah sebagai tempat
keluarnya darah dari luar jantung ke ventrikel. Namun, atrium juga memiliki
kemampuan sebagai pompa yang lemah, membantu aliran darah dari atrium ke
ventrikel. Ventrikel memberikan tenaga untuk mendorong darah ke paru-paru dan
sistem peredaan darah dalam tubuh. Jantung terbentuk terutama oleh tiga jenis
otot jantung (miokardium), yaitu otot atrium, otot ventrikel, serta serabut
otot khusus yang merangsang dan menghantarkan impuls listrik.
Antara atrium dan ventrikel jantung terdapat katup
atrioventrikular (katup bikuspidalis) yang berfungsi mencegah aliran darah dari
ventrikel ke atrium selama kontraksi jantung. Katup semilunaris (katup aorta
dan pulmonalis) mencegah aliran balik darah dari aorta dan arteri pulmonalis ke
ventrikel saat relaksasi jantung.
Untuk menerima dan memompa darah, jantung menggunakan
mekanisme kontraksi dan relaksasi yang dilakukan secara teratur oleh
masing-msing ruang dalam gerakan ritmis. Saat berkontraksi, jantung memompa
darah, dan saat berelaksasi, ruang jantung diisi kembali dengan darah. Jantung mengalami
kontraksi dan relaksasi dalam siklus ritmis yang disebut siklus jantung. Satu siklus
jantung terjadi ketika satu rangkaian pemompaan dan pengisian jantung dilakukan
secara lengkap.
Siklus jantung terdiri dari fase sistol dan fase
diastol. Fase sisteol dan diastol adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kerja jantung dalam satu siklus jantung. Fase sisteol dan diastol
dapat diidentifikasi melalui pengukuran tekanan darah menggunakan alat Sphygmomanometer
atau tensimeter. Fase sistol ditandai dengan nilai tekananan darah yang lebih
tinggi. Misalnya, jika tekanan darah kita 120/80 mmHg (tekanan darah normal),
maka angka 120 menunjukan tekanan sistol dan 80 menunjukan tekanan diastol. Fase
sistol terjadi saat jantng berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh
karena itu, nilai tekanan sistol harus lebih tinggi.
Gambar 5. Penampang Melintang Anatomi Jantung
Manusia
2.
Pembuluh darah
Pembuluh darah
adalah rangkaian saluran tertutup yang bercabang dan berfungsi untuk mengankut
darah dari jantung ke jaringan tubuh, dan kembali ke jantung. Terdapat tiga
jenis pembuluh darah utama, yaitu arteri, kapiler, dan vena.
a.
Arteri
Arteri juga dikenal sebagai pembuluh nadi, berperan
dalam mengangkut darah keluar dari jantung. Arteri memiliki dinding yang tebal,
kuat, dan elastis. Di luar jantung, arteri dilengkapi dengan katup semilunaris.
Sebagian besar arteri berada di dalam tubuh, hanya beberapa yang terletak dekat
permukaan sehingga dapat dirasakan denyutnya. Struktur arteri terdiri dari tiga
lapisan, yaitu:
1)
Tunika eksterna (adventitia): lapisan terluar yang terdiri
dari jaringan ikat fibrosa yang memberikan kekuatan pada dinding arteri.
2)
Tunika media yaitu lapisan tengah yang terdiri dari jaringan
otot polos dan serabut elastis.
3)
Tunika intima yaitu lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel
endotelium
Arteri terbesar dalam tubuh adalah aorta dan arteri
pulmonalis, dengan diameter sekitar 1-3 cm. Aorta adalah pembuluh darah yang
mengankut darah kaya oksigen dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh. Pada
perbatasan antara ventrikel kiri dan aorta terdapat katup semilunaris aorta.
Aorta bercabang menjadi arteri yang lebih kecil seiring perjalanannya. Cabang-cabang
arteri yang semakin kecil disebut arteriola. Arteriola kemudian bercabang
menjadi kapiler yang tersebar di seluruh tubuh. Kapiler memperolah nutrisi dari
pembuluh darah vasa vasorum.
b.
Vena
Vena atau pembuluh balik adalah pembuluh darah yang
berperan dalam mengembalikan darah ke atrium jantung. Venanya lebih mudah
terlihhat daripada nadi karena letaknya di permukaan tubuh. Seperti halnya
nadi, vena juga terdiri dari tiga lapisan, tetapi dindingnya lebih tipis dan
tidak elastis. Tekanan dalam vena lebih rdnah dibandingkan dengan arteri, dan
di sepanjang vena terdapat katup yang mencegah alirab balik darah ke sel atau
jaringan sekitarnya. Sistem vena terdiri dari venula, vena kecil, vena
mengengah, dan vena besar. Venula terhubung dengan kapiler.. ada tiga jenis
vena besar yang masuk ke jantung:
1)
Vena cava superior
Vena yang
menerima darah yang kaya karbon dioksida dari bagian atas tubuh, termasuk leher
dan kepala, dan kemduian masuk ke atrium kanan jantung.
2)
Vena cava inferior
Vena yang
menerima darah yang kaya karbon dioksida dari bagian bawah tubuh, dan kemudian
masuk ke atrium kanan jantung.
3)
Vena pulmonalis
Vena yang
membawa darah yang kaya oksigen dari paru-paru, dan kemudian masuk ke atrium
kiri jantung.
c.
Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler juga dikenal sebgai pembuluh rambut, merupakan pembuluh
darah yang sangat halus dengan diameter sekitar 0,008 mm, serta memiliki
dinding yang sangat tipis. Dinding kapiler terdiri dari satu lapisan sel
endotelium. Kapiler berfungsi sebagai penghubung antara arteri dan venula. Area
kapiler di seluruh tubuh sangat luas. Beberapa bagian tubuh yang tidak memiliki
kapiler meliputi rambut, kuku, tulang rawan, dan kornea mata. Fungsi-fungsi
kapiler antra lain:
1)
Menghubungkan arteri dengan vena
2)
Mengambil zat-zat dari kelenjer
3)
Menjadi tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan
cairan jaringan
4)
Menyerap zat makanan dari usus
5)
Menyaring darah di ginjal
Gambar 6. Perbandingan struktur Pembuluh Darah Arteri, Arteriola,
Kapiler, Venula, dan Vena
Tabel perbedaan pembuluh Arrteri dan
Pembuluh vena
Pembeda |
Pembuluh Nadi
(Arteri) |
Pembuluh Balik (Vena) |
Letak |
Jauh dari permukaan kulit |
Dekat dengan permukaan kulit |
Fungsi |
Mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh |
Mengalirkan darah dari seluruh tubuh
kembali ke jantung |
Dinding pembuluh |
Tebal, kuat, elastis |
Tipis dan tidak elastis |
Arah aliran darah |
Keluar dari jantung |
Menuju ke jantung |
Kandungan CO2 |
- |
Kaya CO2 Kecuali vena
pulmonalis |
Kandungan O2 |
Kaya O2 Kecuali arteri
pulmonalis |
- |
Denyut |
Terasa |
Tidak terasa |
Ada tidaknya katup |
Hanya di satu tempat dekat jantung |
Di sepanjang pembuluh |
Jika terluka |
Darah memancar |
Darah menetes |
Darah yang keluar |
Merah segar |
Merah tua |
E.
Peredaran Darah
Sistem peredaran
darah pada manusia dikategorikan sebagai sistem sirkulasi tertutup ganda. Terdapat
dua sistem utama dalam mekanisme peredaran darah manusia, yaitu sistem
peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek) dan sistem peredaran
darah sistematik (peredaran darah besar/panjang).
Di dalam rokok
terdapat zat-zat yang mampu
menginfeksi dan merusak sistem pernapasan kalian.
Dalam satu kali hisapan rokok
terdapat sekitar 4.000 zat kimia berbahaya, contohnya tar, karbon monoksida, dan nikotin.
1. Sistem
peredaran darah pulmonalis (peredaran darah kecil/pendek)
Sistem peredaran
yang menghubungkan jantung dengan paru-paru, dan kembali ke jantung.
Mekanismenya adalah
sebagai berikut: ventrikel jantung berkontraksi → katup trikuspid menutup → katup seminular
arteri paru-paru terbuka → darah yang kaya akan CO2 dari ventrikael
kanan diangkut oleh arteri pulmonalis → menuju ke paru-paru akanan dan kiri → di
paru-paru darah melepaskan CO2 → darah mengambil O2 di
paru-paru → darah yang kaya akan O2 diangkut oleh vena pulmonalis →
menuju ke atrium kiri → ventrikel jantung berelaksasi → katup bikuspid terbuka →
darah mengalir ke ventrikel kiri.
2. Sistem
peredaran darah sistematik (peredaran darah besar/panjang)
Sistem peredaran
darah yang menghubungkan jantung dengan seluruh tubuh, dan kembali ke jantung.
Mekanismenya adalah
sebagai berikut: ventrikel jantung berkontraksi → katup bikuspik menutup →
katup semilunar aorta terbuka → darah yang kaya akan O2 dari
ventrikel kiri memasuki aorta → darah yang kaya akan O2 diangkut
oleh arteri, disebar ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru) → darah melepaskan O2
dan mengambil CO2 dari semua jaringan tubuh → darah yang kaya akan
CO2 diangkut oleh vena kava → menuju ke atrium kanan → ventrikel
jantung berelaksasi → katup trikuspid terbuka → darah mengalir ke ventrikel
kanan.
F.
Gangguan Sistem Peredaran Darah Manusia
1.
Anemia
Kondisi di mana kapasitas sel darah merah dalam mengikat oksigen menurun
karena konsentrasi hemoglobin dalam darah rendah.
2.
Thalaseemia
Kelainan pada stuktur
hemoglobin, di mana eritrosit tidak mampu menghasilkan rantai alfa dan beta
secara normal. Hal ini mengakibatkan produksi eritrosit yang lambat, eritrosit
matang yang rapung, dan memiliki umur pendek. Penderita thalassemia memerlukan
transfusi darah secara rutin.
3.
Polisitemia vera
Dikenal sebagai
eritremia atau penyakit Vaquez esler, adalah kondisi di mana jumlah sel darah
merah meningkat hingga mencapai 11-14 juta per mm3 darah. Kelaianan ini
disebabkan oleh adanya tumor pada organ pembentuk sel darah.
4.
Leukemia
Kondisi dimana jumlah leukosit dalam darah meningkat secara drastis.
5.
Trombus
Proses terbentuknya gumpalan atau bekuan darah yang menempel pada dinding
dalam pembuluh darah
6.
Embolus
Kondisi di mana gumpalan atau bekuan darah terbentuk di dalam pembuluh
darah dan terbawa oleh lairan darah. Emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah yang lebih kecil seperti arteriol atau kapiler.
7.
Varises
Pelebaran pembuluh darah vena di betis. Jika terjadi pada anua atau dubur,
disebut hemeroid atau ambeien atau wasir. Varises dapat menyebabkan pendarahan.
8.
Hemofilia
Kelainan genetik yang diturunkan, ditandai dengan kurangnya produksi
faktor-faktor yang diperlikan dalam proses pembekuan darah. Penderita hemofilia
umumnya adalah laki-laki, dan darah mereka sulit membeku saat terjadi luka.
9.
Kelainan katup jantung (valvular heart disease)
Terjadi akibat carditis atau peradangan pada jantung. Kelainan ini juga
dapat disebabkan oleh kelainan bawaan sejak lahir, di mana jantung tidak mampu
mempertahankan aliran darah dalam sirkulasi.
10.
Arteriosklerosis
Pengerasan pembuluh darah nadi akibat penumpukan kalsium.
11.
aterosklerosis
pengerasan pembuluh darah nadi akibat penumpukan lemak
0 comments:
Posting Komentar