STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang
terdiri dari atas banyak sel. Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, susunan,
dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan tumbuhan tertentu. Beberapa jenis
jaringan yang berbeda akan membentuk suatu organ, misalnya akar, batang, daun, Bunga,
buah, dan biji. Beberapa organ tumbuhan dimanfaatkan untuk perkembangbiakan
tumbuhan. Perkembangbiakan tumbuhan secara generatife pada umumya menggunakan
tumbuhan biji, sedangkan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative dapat
menggunakan batang, umbi, serta tunas pada akar dan daun.
Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, memungkinkan
perkembangbiakan tanaman menggunakan metode kultur jaringan yang
memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan adalah
menumbuhkan jaringan dari sel-sel hidup pada medium khusus secara in vitro.
Hasil yang didapatkan dengan metode kultur jaringan lebih banyak dan hanya
memerlukan waktu yang singkat. Jaringa yang akan dikultur biasanya diambil dari
jaringan muda yang berasal dari akar, batang maupun daun. Mengapa kultur
jaringan menggunakan jaringan yang masih muda? Jenis jaringan apakah yang terdapat
pada akar, batang dan daun? Pada bab ini. Kita akan membahas jenis-jenis
jaringan meristem dan permanen (dewasa) pada tumbuhan, organ vegetative (akar,
batang dan daun) pada tumbuhan. Organ generatif (bunga, buah, dan biji) pada
tumbuhan, perbedaaan anatomi antara tumbuhan monokotil dengan di kotil, serta
sifat totipotensi dan kultur jaringan.
I.
JENIS
JARINGAN PADA TUMBUHAN
Jaringan adalah sekumpulan satu atau lebih jenis sel yang memiliki
fungsi dan sifat yang sama. Jadi, sel-sel tumbuhan yang memiliki fungsi dan
tujuan yang sama akan berkumpul membentuk jaringan tumbuhan tertentu. Berdasarkan
aktifitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangbangan,
jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu jaringan
meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
A.
JARINGAN
MERISTEM (JARINGAN EMBRIONAL)
Jaringan meristem atau jaringan embryonal adalah jaringan yang
sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan bermitosis
secara terus-menerus menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga
tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.
Jaringan meristem memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
Ø Tersusun dari sel-sel muda yang aktif membelah
dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
Ø Tidak memiliki ruang antarsel (susunan sel
rapat)
Ø Sel-sel berbentuk bulat, lonjong poligonal,
kuboid atau prismatic, dan memiliki dinding sel yang tipis. Namun, sel-sel
tertentu pada meristem apikal mempunyai dinding sel yang tebal. Sel-sel kambium
pembuluh juga memiliki dinding radial yang sangat tebal pada periode tertentu.
Ø Sel mengandung protoplasma. Biasanya,
protoplasma tidak mengandung bahan makanan cadangan dan kristal. Plastida masih
berbentuk proplastida. Namun, protoplasma felogen dapat mengandung seluruh
bahan tersebut.
Ø Sel mimiliki satu atau dua inti sel (nucleus)
yang besar)
Ø Vakuola sel sangat kecil atau tidak sama
sekali.
Jaringan meristem dapat dikelompokan berdasarkan posisinya pada tubuh
tumbuhan, asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, sturkturnya, taraf
perkembangannya dan fungsinya. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem
dikelompokan menjadi 2 macam, yaitu jaringan meristem primer dan
meristem sekunder.
1.
Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang
sel-selnya masih aktif membelah. Pada umumbya terdapat di ujung batang (pucuk)
dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu
pertumbuhan vertical yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini
berasa dari sel-sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah
jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada dalam fase
embrio. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Heberlandt, promeristem
akan berkembang menjadi protoderm prokambium dan meristem dasar. Selanjutnya,
protoderm akan berdiferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan
berdiferesiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, segdangkan meristem dasar
akan berkembang menjadi parenkim (jarangan dasar).
2.
Meristem Sekunder
Meristem sekunder barasal dari sel-sel dewasa
yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristamik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk
pipih atau prisma dan memiliki vakuola yang bersar dibagian tengahnya.
Makasih pak fen:v
BalasHapusSingkat padat dan jelas
Denis Saputra Yonathan (XI IPS II)
Apa yang ini pak??
BalasHapus