Kamis, 05 September 2019

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang terdiri dari atas banyak sel. Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan tumbuhan tertentu. Beberapa jenis jaringan yang berbeda akan membentuk suatu organ, misalnya akar, batang, daun, Bunga, buah, dan biji. Beberapa organ tumbuhan dimanfaatkan untuk perkembangbiakan tumbuhan. Perkembangbiakan tumbuhan secara generatife pada umumya menggunakan tumbuhan biji, sedangkan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative dapat menggunakan batang, umbi, serta tunas pada akar dan daun.
Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, memungkinkan perkembangbiakan tanaman menggunakan metode kultur jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi tumbuhan. Prinsip kultur jaringan adalah menumbuhkan jaringan dari sel-sel hidup pada medium khusus secara in vitro. Hasil yang didapatkan dengan metode kultur jaringan lebih banyak dan hanya memerlukan waktu yang singkat. Jaringa yang akan dikultur biasanya diambil dari jaringan muda yang berasal dari akar, batang maupun daun. Mengapa kultur jaringan menggunakan jaringan yang masih muda? Jenis jaringan apakah yang terdapat pada akar, batang dan daun? Pada bab ini. Kita akan membahas jenis-jenis jaringan meristem dan permanen (dewasa) pada tumbuhan, organ vegetative (akar, batang dan daun) pada tumbuhan. Organ generatif (bunga, buah, dan biji) pada tumbuhan, perbedaaan anatomi antara tumbuhan monokotil dengan di kotil, serta sifat totipotensi dan kultur jaringan.

I.           JENIS JARINGAN PADA TUMBUHAN
Jaringan adalah sekumpulan satu atau lebih jenis sel yang memiliki fungsi dan sifat yang sama. Jadi, sel-sel tumbuhan yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama akan berkumpul membentuk jaringan tumbuhan tertentu. Berdasarkan aktifitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangbangan, jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
A.         JARINGAN MERISTEM (JARINGAN EMBRIONAL)
Jaringan meristem atau jaringan embryonal adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan bermitosis secara terus-menerus menyebabkan terus bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.
Jaringan meristem memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
Ø  Tersusun dari sel-sel muda yang aktif membelah dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
Ø  Tidak memiliki ruang antarsel (susunan sel rapat)
Ø  Sel-sel berbentuk bulat, lonjong poligonal, kuboid atau prismatic, dan memiliki dinding sel yang tipis. Namun, sel-sel tertentu pada meristem apikal mempunyai dinding sel yang tebal. Sel-sel kambium pembuluh juga memiliki dinding radial yang sangat tebal pada periode tertentu.
Ø  Sel mengandung protoplasma. Biasanya, protoplasma tidak mengandung bahan makanan cadangan dan kristal. Plastida masih berbentuk proplastida. Namun, protoplasma felogen dapat mengandung seluruh bahan tersebut.
Ø  Sel mimiliki satu atau dua inti sel (nucleus) yang besar)
Ø  Vakuola sel sangat kecil atau tidak sama sekali.
Jaringan meristem dapat dikelompokan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, sturkturnya, taraf perkembangannya dan fungsinya. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokan menjadi 2 macam, yaitu jaringan meristem primer dan meristem sekunder.
1.       Meristem Primer
Meristem primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah. Pada umumbya terdapat di ujung batang (pucuk) dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertical yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar. Meristem ini berasa dari sel-sel inisial yang disebut promeristem. Promeristem adalah jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih berada dalam fase embrio. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Heberlandt, promeristem akan berkembang menjadi protoderm prokambium dan meristem dasar. Selanjutnya, protoderm akan berdiferensiasi menjadi jaringan epidermis, prokambium akan berdiferesiasi menjadi sistem jaringan pengangkut, segdangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jarangan dasar).
2.       Meristem Sekunder
Meristem sekunder barasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristamik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma dan memiliki vakuola yang bersar dibagian tengahnya.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Postingan Populer