Ø Hukum Newton
Seorang ilmuwan
Inggris yang bernama Sir Isaac Newton dalam karyanya Philosophiæ Naturalis Principia
Mathematica, pertama kali diterbitkan pada 5 Juli 1687.
Dalam bukunya dia merumuskan tiga hukum mengenai gaya dan gerak yang dikenal
dengan nama Hukum I Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton
Buku Philosophiæ Naturalis Principia
Mathematica
Gambar Sir Isaac Newton
a. Hukum I
Newton
Apakah
kalian pernah naik kendaraan umum semisal bus? Coba perhatikan gambar berikut. Apa
yang dapat kalian simpulkan?
Gambar Ilustrasi tentang peristiwa yang dapat
dijelaskan dengan Hukum I Newton
Ketika
kalian berada di dalam sebuah bus yang berhenti, kemudian tiba-tiba bus
tersebut di gas hingga bergerak maju, maka badan akan terdorong ke belakang. Ini
karena badan ingin mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.
Sebaliknya,
ketika kamu berada dalam bus yang sedan melaju kencang, kemudian tiba-tiba bus
direm, maka badan kalian akan terdorong ke depan. Hal ini terjadi karena badan
ingin mempertahankan geraknya ke depan.
Kecenderungan
benda untuk tetap mempertahnkan keadaan diam atau geraknya dengan keceptan
tetap disebut sebagai inersia atau kelembaman benda. Inilah yang mendasari
Hukum I Newton.
Hukum I Newton
menyatakan bahwa benda yang sedang diam akan cenderung tetap diam, sedangkan
benda yang sedang bergerak cenderung untuk terus bergerak lurus dengan
kecepatan tetap, kecuali jika ada gaya luar yang memaksa benda tersebut
mengubah keadaanya.
Dengan
kalimat lain, Hukum I Newton menyatakan
“jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol maka benda yang
mula-mula diam akan tetap diam dan benda yang mula-mula bergerak lurus
beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap”
Secara
matematis, Hukum I Newton ditulis sebgai berikut.
Æ©F = 0
Hukum
I Newton pada prinsipnya meninformasikan kepada kita tentang adanya keberadaan
besaran yang dinamai massa. Karena sifat kelembaman ini maka benda cenderung
mempertahankan keadaan geraknya. Keadaan gerak dapat dipresentasikan atau
diterangkan oleh nilai kecepatan. Jadi, secara sederhana sifat kelembaman suatu
benda sebenarnya adalah mengukur kecenderungan benda mempertahankan
kecepatannya. Semakin besar kelembaman benda maka semakin malas benda tersebut
bergerak. Semakin besar massa maka benda semakin lembam. Itulah penyebab bahwa
kita sulit mendorong benda yang memiliki massa lebih besar daripada benda yang
memiliki massa lebih kecil.
Contoh
hukum I Newton lainya adalah saaat bus sedang berjalan kemudian direm, maka bus
akan berhenti. Bus tersebut akan berhenti karena ada gaya yang memengaruhinya,
yaitu gaya gesek.
b. Hukum II
Newton
Hukum
I Newton belum membahas penyebab benda bergerak atau berhenti. Kita memerlukan
hukum selanjutnya yang menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum tersebut
menyatakan bahwa benda dapat diubah keadaan geraknya jika pada benda bekerja
gaya. Gaya yang bekerja berkaitan langsung dengan perubahan keadaan gerak
benda. Hukum tersebut dikenal dengan nama Hukum II Newton.
Coba
doronglah sebuah meja hingga bergerak? Mula-mula doronglah meja secara berlahan
biasa. Selanjutnya, doronglah meja secara kuat. Makin kuat kamu mendorongnya
maka makin cepat meja itu bergerak, bukan? Ini berarti, makin besar gaya yang
diberikan, makin besar pula percepatannya.
Selanjutnya,
coba mintalah temanmu duduk diatas meja. Selanjutnya, doronglah meja tersebut
hingga bergerak. Meja bergerak lebih lambata, bukan? Ini berarti, makin besar
massa benda maka makin kecil percepatnnya. Jadi, percepatan gerak sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya yang diberikan namun berbanding terbalik dengan
massanya. Inilah gambaran dari Hukum II Newton.
Hukum
II Newton, menyatakan:”jika ada resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
maka akan dihasilkan suatu percepatan dalam arah yang sama dengan resultan
gaya. Besarnya percepatan tersebut berbanding lurus terhadap resultan gaya dan
berbanding terbalik terhadap massa benanya”. Hukum II Newton dirumuskan sebagai
berikut.
Æ©F = m x a atau
a = Æ©F / m
Keterangan:
Æ©F : Resultan gaya (N)
a : percepatan (m/s2)
m : massa benda (kg)
Contoh Soal
1.
Gaya sebesar
7000 N mampu menggerakan sebuah truk hingga bergerak dengan percepatan sebesar
3,5 m/s2. Tentukan massa truk tersebut ….
Diketahui : F = 7000 N
a = 3,5 m/s2
Ditanya : m = ….?
Jawab:
m = Æ©F / a
=
7000 N / 3,5 m/s2
= 2000 kg
Jadi, massa truk tersebut
adalah 2.000 kg atau 2 ton
2.
Wisnu
dan Risqi mengerjakan gaya
seperti terlihat pada gambar!
Bila gaya gesek almari terhadap lantai
sebesar 2 N. Berapakah
percepatan yang dialami almari ….
Diketahui :
FWisnu = 6,5 N, FRisqi = 5,5 N, Fges = 2 N
m = 8 Kg
Ditanya : a = ….?
Jawab
Æ©F = FWisnu + FRisqi - Fges = 6,5 N + 5,5 N – 2 N = 10 N
a = Æ©F / m
= 10 N / 8 kg
= 1,25 m/s2
c. Hukum III
Newton
Pernahkah
kamu bernalar, bagaimana sebuah roket dapat meluncur ke angkasa? Roket yang
terdorong ke atas diakibatkan oleh semburan gas ke bawah. Semakin kuat semburan
gas ke bawah, maka roket akan semakin cepat terdorong ke atas. Peristiwa ini
menerapkan Hukum III Newton.
Hukum
III Newton menyatakan bahwa “ketika sebuah benda memberikan gaya (gaya aksi)
pada benda kedua, maka benda kedua akan memberikan gaya (gaya reaksi) pada
benda pertama dengan kekuatan yang sama tetapi berlawanan arah”. Hukum III
Newton disebut juga hukum aksi-reaksi.
Secara
matematis, Hukum III Newton dinyatakan sebagai berikut.
Faksi = - Freaksi
Catatan
: Tanda negatif menunjukan bahwa gaya reaksi beralwanan arah dengan gaya aksi. Gaya
aksi dan reaksi tersebut memiliki besar yang sama, tetapi berlawanan arah dan
bekerja pada dua benda yang berbeda.
Contoh
peristiwa yang dapat dijelaskan dengan Hukum III Newton dalam kehidupan
sehari-hari.
1.
Pada sebuah
roket, mesin menyemburkan gas ke bawah (gaya aksi), maka gaya yang sama dengan
arak kebalikannya (gaya reaksi) mendorong roket ke atas.
Gaya Aksi
dan Reaksi pada Roket
2.
Ketika berjalan,
telapak kai kita memberikan gaya aksi dengan mendorong permukaan tanah atau
lantai ke belakang. Permukaan tanah atau lantai memberikan gaya reaksi kepada
kita dengan mendorong telapak kaki kita ke depan, sehingga kita berjalan ke
depan.
3.
Ketika kita
berenang, kaki dan tangan kita mendorong ke belakang. Sebagai reaksi, air
mendorong kaki dan tangan kita ke depan, sehingga kita berenang ke depan.
4.
Ketika sebuah
peluru ditembakkan, senapan memberikan gaya aksi dengan mendorong peluru ke
depan. Karena menadapat gaya aksi maka peluru mendorong senapan ke belakang. Akibatnya,
penembak merasa tersentak ke belakang akibat dorongan itu.
5.
Orang mendayung
perahu ke belakang maka perahu bergerak ke depang.
Gaya Aksi
dan Reaksi Mendayung
6.
Saat menendang
bola, bola meluncur ke depan, dan kaki terdorong ke belakang.
7.
Pada saat kita
memukul tembok, tangan kita terasa sakit.