Kamis, 30 November 2023

 

 Gambar. Foto Olahraga Lempar Cakram

A.      Pengertian Tolak Peluru

Lempar cakram termasuk dalam bagian olahraga atletik. Ada beberapa hal mengenai lempar cakram yang akan diuraikan yaitu pengertian, teknik dasar lempar cakram, gaya, sejarah, alat, beserta ukuran lapangan lempar cakram.

Untuk memahami lebih jauh mengenai lempar cakram, terlebih dahulu kita mengetahui pengertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram) - W.J.S. Poerwadarminta, 1976:584.

Sedangkan cakram adalah sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi - Didi Sugandi, 1986:51.

Jadi definisi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan.

 

B.       Sejarah Singkat Lempar Cakram

Lempar cakram sudah dikenal dari zaman prasejarah  dan juga telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Bukti ini bisa kita ketahui dari buku yang berjudul "Odyssy" pada zaman purbakala. Dalam buku itu menyatakan bahwa gerakan dasar dari cabang olahraga atletik adalah dengan jalan, larim lompat dan lempar. Hal tersebut telah diketahui oleh bangsa primitif sejak zaman prasejarah. Dari sejarah yang telah ada cabang olahraga atletik salah satunya adalah lempar cakram yang telah tercatat didalam sejarah terjadi pada zaman purba sekitar 1000 tahun sebelum masehi.

Sedangkan di Indonesia lempar cakram dikenal saat masa penjajahan Jepang. Pada zaman itu kegiatan olahraga mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Hal ini dapat diketahui dari para pelajar dan pegawai yang diwajibkan senam. Selain itu, juga da pelajaran olahraga atletik salah satunya lempar cakram. Setelah Indonesia merdeka, lempar cakram semakin berkembang pesat dan banyak yang mempelajari olahraga atletik khususnya lempar cakram.

 

C.      Teknik-teknik Lempar Cakram

Menurut Eddy Purnomo (2011:164), teknik lempar cakram dengan putaran 1,5 bagi yang tidak kidal terdiri dari beberapa tahapan gerakan, yaitu:

 

1.      Posisi awal dan gerakan awal

Gambar. Posisi awal gerakan berputar 

Seorang pelempar berdiri pada tepi belakang lingkaran lempar, punggung menghadap kearah lempar, kaki kanan dan kiri paralel, terpisah selebar bahu. Cakram berada pada tekukan sendi pertama, ruas jari-jari tangan yang diatur merata, ibu jari juga dilebarkan dan menyentuh pada cakram. Pergelangan tangan sedikit dibengkokkan, memungkinkan sisi atas cakram untuk menyentuh lengan bawah. Awal gerakan berputar di awali dengan mengayunkan cakram kebelakang, parallel dengan tanah setinggi bahu.  Pada titik akhir ayunan, cakram kira-kira berada diatas tumit kiri, tergantung pada daya mobilitas si pelempar.

 

2.      Gerakan memutar (rotation)

Gambar. Gerakan awal sampai akhir memutar

Gerakan ini diawali dengan memutar lutut kiri keluar dan serentak menurunkan pusat massa tubuh dan berat. Berat badan dipindahkan ke kaki kiri. Pada waktu kaki kiri melanjutkan berputar pada telapak kaki, pada saat mencapai sudut yang tepat ke arah lemparan, kaki kanan yang ditekuk menolak dari tanah, bahu kiri dan lengan kanan harus ditahan dibelakang. Lengan kanan dengan cakram berada di belakang poros bahu.

3.      Power Position

Gambar. Power Position

Power position bila dilihat dari posisi badan bagian atas agak miring kearah kaki kanan yang ditekuk kira-kira 110 - 120 derajat dan paha kanan posisinya kira-kira besar sudutnya 90 derajat dengan arah lemparan. Poros pinggang mengarah kearah sektor lemparan, poros bahu diputar ke belakang 90 derajat terhadapnya. Lengan lempar dengan cakram masih tetap dibelakang poros bahu, sehingga sudut dari lengan lempar menuju kearah lemparan adalah lebih dari 270 derajat. Lengan kiri ditahan di belakang dalam arah yang berlawanan.

4.      Gerak Pelepasan cakram (delevery of discus )

Gambar. Pelepasan Cakram dan Pemulihan

Gerak ini dimulai ketika kaki kanan menunjuk ke arah lemparan dengan suatu gerakan perpanjangan putaran dari sisi lemparan dan merupakan suatu rangkaian gerakan pada saat kaki, lutut, dan pinggang diluruskan secara berurutan. Dorongan kaki kanan ini bekerja melawan sisi kiri yang tetap (ditempat). Pinggang dibawa kedepan melawan bagian atas badan dan lengan lempar mula-mula tetap dibelakang untuk membentuk tegangan. Lengan lempar yang mengikuti sekarang ada dibawah gerak putaran yang terbesar pada suatu sudut lebih dari 180 derajat menuju kearah lemparan. Lepasnya cakram yang eksplosif dengan cara mengketapelkan cakram terjadi disisi kiri badan yang tetap (poros bahu - kaki kiri). Pengereman lengan kiri (blocking) dan tubuh ketika dada menghadap kearah lemparan menstransfer energi dari gerakan dari cakram.

D.      Cara Memegang Cakram

Gambar. Cara Memegang Cakram

Menurut Aden Sanjaya (2011:56) untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar yang tidak kidal). Sedangkan telapak kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas.

 

Cara memegang cakram terbagi atas:

v   Bagi tangan yang cukup lebar dan jari-jari panjang maka cakram dapat dipegang dengan meletakkan tepi cakram pada ruas pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit direnggangkan dengan jarak yang sama antara jari yang satu dengan jari yang lain. Cakram berada pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit ke belakang.

v   Cakram dipegang dengan jari telunjuk dan jari tengah berhimpit, jari yang lainnya sedikit merenggang. Dengan cara ini, tekanan cakram terletak pada jari-jari yang berhimpitan dan dapat mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.

v   Bagi yang mempunyai jari-jari pendek, cakram dipegang seperti yang pertama, tetapi posisi jari-jari hanya pada tepi cakram. Dengan cara memegang seperti ini, cakram tidak bisa dipegang secara erat dan telapak tangan berada di tengah-tengah cakram.

 

E.       Gaya Lempar Cakram

Ada dua gaya dalam lempar cakram menurut Aden Sanjaya (2011:56) adalah:

 

1.      Gaya Samping

a.         Sikap permulaan berdiri miring/menyamping kearah sasaran,

b.        Sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang,

c.         Sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan di belakang

d.        Pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan ke arah sasaran

e.         Setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang

 

2.      Gaya Belakang

a.         Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri

b.        Saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan

c.         Kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak

d.        Sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayun ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang

 

 

F.       Alat Lempar Cakram

Menurut Rud Midgley C.S. (2000:18) cakram dibuat dari logam/licin, mempunyai dua rekat yang kuat pada bodi cakram atau bahan lain yang cocok. Beratnya berpusat ditengah, minimal 2 kg untuk pria, dan 1 kg untuk wanita.

 

1.      Berat cakram putra 2 kg dengan garis tengah 219-221 mm.

2.      Berat cakram putri 1 kg denan garis tengah 180-182  mm.

 

G.      Lapangan Lempar Cakram

Gambar. Lapangan Lempar Cakram

Lapangan lempar cakram berbentuk lingkaran (tempat pemain untuk melempar. Dari titik tengah lingkaran ditarik dua garis keluar ke arah depan membentuk sudut lempar 40 derajat. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan tidak licin, terbuat dari aspal, semen, dan lain sebagainya. Lingkaran lemparan dikelilingin oleh pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, penonton, dan pemain.

 

Ukuran Lapangan Lempar Cakram

v  Garis tengah lapangan 2,50 m

v  Lingkaran untuk melempar dalam perlombaan resmi terbuat dari metal atau baja

v  Perpanjangan garis tengah 0,75 m

v  Sudut lempar 40 derajat

v  Garis batas lempar (lebar garis 5 cm)

 

H.      Kesalahan Umum Saat melempar Cakram

 

1.      Lengan yang memegang cakram tidak lurus

2.      Tarikan lengan ke arah belakang kurang

3.      Cakram diayun mendahului badan

4.      Posisi kedua kaki dalam lingkaran kurang tepat

5.      Pada waktu posisi siap lempar, lengan tidak lurus atau cakram sudah dilepas sebelum berada di depan muka

6.      Sudut lemparan terlalu besar atau terlalu kecil

7.      Cakram terlambat atau terlalu awal dilepas dari tangan

8.      Tekanan jari-jari tangan pada saat melepas cakram kurang tepat digerakkan sehingga jalannya cakram tidak semestinya

9.      Setelah melempar cakram, kaki kanan tetap di belakang sehingga akan menghambat lemparan

10.  Pandangan mata tidak diarahkan pada arah lemparan cakram

 

Gambar. Foto Olahraga Tolak Peluru

A.      Pengertian Tolak Peluru

Dikutip dari buku Dasar-Dasar Atletik oleh Sukendro dan Ally Setiawan, olahraga tolak peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak dan mendorong peluru yang dilakukan dari kaki, bahu, dan pergelangan tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Tolak peluru dapat dilakukan dengan cara menolak atau mendorong, tetapi tidak boleh dilempar. Sehingga, diperlukan teknik khusus dalam memainkannya.

Peluru biasanya terbuat dari besi atau campuran semen. Dalam cabang olahraga ini, atlet tolak peluru akan memegang peluru atau bola besi pada salah satu tangan, kemudian ditolakkan ke depan sejauh-jauhnya.

Pada umumnya, terdapat dua faktor penentu dalam olahraga tolak peluru, yaitu postur tubuh dan juga teknik yang digunakan. Postur tubuh atlet yang besar memang cenderung memiliki energi yang lebih besar pula untuk melakukan tolakkan. Namun, jika teknik yang digunakan salah, atlet mungkin tidak bisa mendapatkan hasil yang baik. Oleh karena itu, diperlukan teknik yang tepat dan energi yang besar untuk dapat menguasai permainan ini.

 

B.       Sejarah Cabang Olahraga Tolak Peluru

Olahraga tolak peluru telah ada sejak 200 tahun yang lalu. Awalnya olahraga ini populer di kalangan pria Inggris dan Britania untuk menguji kekuatan pria. Peluru yang digunakan masih berupa batu dan bukan bola besi seperti sekarang ini.

Pada tahun 1866, olahraga tolak peluru mulai diperlombakan dalam kejuaraan amatir. Kemudian pada tahun 1896, olahraga tolak peluru mulai dimasukkan ke dalam ajang perlombaan dengan skala besar, yaitu di Olimpiade Athena, Yunani.

Kemajuan olahraga tolak peluru semakin berkembang di tahun 1950. Saat itu, Parry O'Brien memulai tolakannya dengan menghadap bagian belakang ring. Metode ini kini dikenal dengan metode O’Brien atau teknik meluncur.

Dengan semakin berkembangnya olahraga ini, teknik baru pun bermunculan dan ikut mendapat popularitas dari masyarakat. Salah satunya adalah teknik berputar yang menggunakan lemparan cakram melintasi ring tolak peluru.

 

C.      Gaya Tolak Peluru

Di kutip dari Sukendro dan Ally Setiawan dalam buku Dasar-dasar Atletik ada dua gaya yang dapat dilakukan dalam cabang olahraga menolak peluru, yaitu sebagai berikut;

 

1.      Tolak Peluru Gaya Samping/Ortodoks

Tolak peluru gaya menyamping adalah tolak peluru yang dilakukan dengan badan menyamping dan arah tolakan di sebelah kiri badan. Pada gaya ini, peluru dipegang dengan menggunakan jari tangan terbuka dan jari kelingking sedikit menekuk. Letakkan peluru di pangkal leher dan siku. Kemudian angkat hingga setinggi bahu membentuk sudut 90 derajat.

Setelah itu, ayunkan badan ke samping dengan berat badan bertumpu pada kaki kanan.Setelah badan seimbang dan cukup kuat, ayunkan kaki dan dorong peluru sekeras mungkin bersamaan dengan kaki kanan yang melangkah ke depan dan badan condong ke depan.

Gambar. Tolak Peluru Gaya Samping/Ortodoks

 

2.      Tolak Peluru Gaya Belakang/O’Brien

Pada gaya ini, sikap awalan atlet berdiri membelakangi pada arah tolakkan. Kemudian, peluru dipegang dan ditempatkan di bahu dengan sudut siku 90 derajat. Kaki kanan di depan membentuk kuda-kuda dan kaki kiri terjulur lurus ke belakang.\

Lalu, secara bersamaan kedua kaki mundur dan dengan segera memutar badan ke depan, tetapi masih tetap mempertahankan peluru di bahu. Setelah posisi badan menghadap ke depan, selanjutnya adalah dengan mendorong peluru ke depan sekuat mungkin bersamaan dengan menukar kaki kanan ke   depan saat peluru lepas untuk menghindari kaki menyentuh batas sektor tolakan.


Gambar. Tolak Peluru Gaya Belakang/O’Brien

 

D.      Teknik Dasar Tolak peluru

Adapun teknik-teknik dasar dalam cabang olahraga tolak peluru, yakni sebagai berikut:

 

1.      Teknik Memegang Peluru

Teknik dasar dalam cabang olahraga tolak peluru adalah teknik memegang peluru. Biasanya, atlet memiliki beberapa cara untuk memegang peluru, yaitu dengan jari-jari yang renggang untuk menahan peluru agar tidak mudah bergeser, serta dengan menggunakan jari-jari yang rapat untuk menekan peluru saat peluru ditolakkan.

 

2.      Teknik Meletakan Peluru pada Bahu

Teknik yang kedua adalah teknik meletakkan peluru pada bahu. Cara melakukan teknik ini adalah dengan memegang peluru dan meletakkan pada bahu. Pastikan peluru menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan letakkan tangan satunya rileks di samping kiri badan.

 

3.      Teknik Menolak Peluru

Teknik menolak peluru dilakukan dengan menarik siku menyerong ke bagian belakang secara bersamaan dengan memutar tubuh ke arah tolakan. Kemudian, dorong pinggul ke depan dan angkat bahu dengan pandangan menuju ke arah tolakan. Ketika posisi badan telah menghadap ke arah tolakan, dorong peluru sekuat mungkin ke depan hingga peluru tiba di titik pendaratan.

 

E.       Cara Melakukan Olahraga Tolak Peluru

Dikutip dari Muhyi Faruq dalam buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTS kelas IX, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan tolakan dalam olahraga tolak peluru, di antarannya sebagai berikut.

 

1.      Sikap Awal

Posisikan badan dalam sikap awal yang sempurna. Kemudian, secara perlahan putar posisi badan menghadap kea rah depan, tepat pada arah tolakan.

 

2.      Melakukan Tolakan

Setelah posisi badan sudah sesuai, selanjutnya adalah dengan melakukan tolakan secepatnya. Gunakan seluruh tenaga untuk mendorong peluru ke arah depan.

 

3.      Posisi Badan setelah Tolakan

Setelah peluru lepas dari tangan, turunkan kaki kanan yang digunakan untuk menolak dan luruskan kaki kiri untuk menyeimbangkan posisi badan. Kemudian, condongkan badan ke arah depan.

4.      Sikap Akhir

Setelah peluru jatuh ke titik daratan, segera keluar dari lingkaran melalui arah belakang, bukan ke samping. Pastikan juga tidak keluar dari lingkaran dengan mengarah ke depan karena hal ini bisa membuat tolakan dianggap tidak sah.

 

F.       Peralatan Olahraga Tolak Peluru

Berikut ini peralatan yang dibutuhkan dalam olahraga tolak peluru, yakni sebagai berikut;

 

1.      Bendera Kecil

Bendera kecil merupakan salah satu peralatan penting dalam olahraga tolak peluru. Hal ini karena bendera berfungsi untuk menandai sejauh mana peluru dilemparkan. Bendera berbentuk segitiga dan memiliki tiang kecil untuk menandai jarak tolakan.

 

2.      Rol Meter

Peralatan yang dibutuhkan selanjutnya dalam cabang olahraga tolak peluru adalah rol meter. Rol meter dibutuhkan untuk mengukur seberapa jauh lemparan peluru.

 

3.      Kapur atau tali Rafia

Kapur atau tali rafia digunakan untuk memberikan tanda atau batas area atlet berdiri saat melakukan tolakan.

 

4.      Peluru

Dalam cabang olahraga tolak peluru, peluru yang digunakan memiliki berat yang berbeda-beda tergantung dengan jenis kelamin dan berat badan atlet. Untuk senior putra menggunakan peluru seberat, 7,257 kg, senior putri menggunakan peluru seberat 4 kg, Sedangkan, untuk junior putra menggunakan peluru seberat 4 kg dan junior putri menggunakan peluru seberat 3 kg.

 

G.      Kesalahan dalam Olahraga Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik paling rumit. Meskipun pada dasarnya olahraga tolak peluru bertujuan untuk mendapatkan jarak lemparan terjauh, olahraga ini membutuhkan teknik yang tepat. Tak jarang, para pemula sering melakukan kesalahan. 

Di bawah ini adalah kesalahan paling umum yang dilakukan anak-anak saat mereka melakukan olahraga tolak peluru.

1.      Cara memegang peluru

Meletakkan peluru di tangan memang membutuhkan teknik khusus. Pada dasarnya, peluru harus diletakkan di pangkal jari, dengan tiga jari di belakang peluru dan ibu jari serta kelingking di samping. Idealnya, peluru tidak boleh menyentuh telapak tangan. Namun, banyak atlet muda yang meletakkan peluru di atas telapak tangan, yang berarti para pemula tidak akan dapat melepaskan peluru dari jari mereka saat melepaskannya. Biasanya, pemula juga menyelipkan satu atau dua jari di bawah peluru. Ini membuat peluru sulit dilepaskan dari jari. Ada juga risiko peluru terlepas dari tangan.

 

2.      Telapak tangan menghadap ke atas

Pemula biasanya salah meletakkan tangan saat mengangkat peluru di dekat di leher. Kebanyakan dari mereka memposisikan telapak tangan mengarah ke atas atau  "ke arah langit". Ini sering kali terjadi karena para pemula takut peluru tersebut akan jatuh dari genggaman. Pada dasarnya, telapak tangan harus menghadap ke depan. Ini memungkinkan agar peluru lebih efektif didorong menjauh dari leher.

 

3.      Memposisikan siku dengan cukup rendah

Beberapa atlet muda akan memposisikan siku mereka atau menyelipkannya ke samping sebelum atau selama melakukan gerakan putting. Hal ini menyebabkan siku lengan yang digunakan untuk mendorong mengarah ke bawah dan ibu jari mereka mengarah ke atas. Posisi ini sangat sulit untuk mendorong objek dengan baik. Itu juga bisa menghasilkan aksi melempar daripada dorongan.

 

4.      Kesalahan dalam memposisikan tubuh

Shot putter berpengalaman melempar dengan memanfaatkan seluruh tubuh. Para atlet ini memanfaatkan otot-otot di kaki, dada, lengan dan bahu mereka. Pemula biasanya melempar dengan lengan saja.

 

5.      Salah menenmpatkan lengan kosong

Banyak pemula menghempaskan lengan yang tidak melempar ke belakang saat mereka melakukan dorongan. Hal ini menyebabkan atlet berputar berlebihan, kehilangan keseimbangan dan tidak dapat secara efektif "memblokir" atau "menahan" sisi kiri mereka. Idealnya pelempar harus mengayunkan lengan kirinya saat berbelok ke depan, tetapi begitu lengan kiri mencapai garis sektor sisi kiri, lengan itu harus ditarik ke arah tubuh untuk membantu dalam aksi pemblokiran.

H.      Manfaat Olahraga Tolak Peluru

Terdapat beberapa manfaat olahraga tolak peluru bagi kesehatan, yaitu sebagai berikut.

 

1.      Memperkuat Otot Lengan

Cabang olahraga ini menggunakan kekuatan tangan untuk menolak peluru, sehingga olahraga ini bisa membuat otot lengan menjadi semakin kuat.

 

2.      Menginkatkan Massa Otot

Olahraga tolak peluru memerlukan otot yang kuat untuk dapat melempar peluru. Hal ini membuat olahraga tolak peluru bisa membantu untuk meningkatkan massa otot dan meningkatkan metabolisme tubuh

3.      Menghilangkan Stress

Olahraga tolak peluru bisa membantu untuk menghilangkan stress dan baik untuk kesehatan mental.

4.      Menjaga keseimbangan Tubuh

Olahraga ini melibatkan otot-otot seperti kaki, perut, dan dada untuk menjaga keseimbangan tubuh tetap stabil ketika akan melempar. Sehingga, olahraga ini bisa membantu meningkatkan keseimbangan tubuh dan membuat tubuh lebih mudah bergerak.

Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Postingan Populer